Jakarta, 25 Juli 2025 — Misteri hilangnya handphone milik diplomat senior Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Arya Daru Prasetya hingga kini belum terpecahkan. Perangkat komunikasi pribadi tersebut dikabarkan raib sejak beberapa hari lalu saat Arya tengah menjalankan tugas kenegaraan di luar negeri.
Meski hilangnya sebuah handphone mungkin terdengar sepele, kasus ini menyita perhatian publik dan media karena status Arya sebagai pejabat diplomatik yang menangani isu-isu strategis dan sensitif. Kecurigaan pun menguat bahwa perangkat itu bisa saja menyimpan data penting yang berkaitan dengan urusan luar negeri Indonesia.
Tugas Diplomatik di Luar Negeri, HP Hilang Saat Transit
Sumber internal Kemlu menyebut bahwa Arya sedang menjalankan misi diplomatik di Eropa Timur, termasuk menghadiri pertemuan informal antar-perwakilan ASEAN dan negara mitra strategis. Perangkat komunikasi tersebut diduga hilang saat ia berada di salah satu bandara internasional di kawasan tersebut, dalam perjalanan pulang menuju Jakarta.
“Perangkat hilang saat beliau dalam perjalanan transit. Lokasinya tidak bisa kami sebutkan secara detail karena masih dalam penyelidikan,” ujar seorang pejabat Kemlu yang enggan disebut namanya.
Hingga saat ini, otoritas bandara dan kepolisian negara setempat telah dimintai bantuan, termasuk melacak rekaman CCTV, data pemancar BTS terakhir, dan sinyal GPS terakhir sebelum perangkat mati total.
Apakah Ada Data Rahasia di Dalamnya?
Pertanyaan utama yang mencuat adalah: apa isi dari handphone tersebut? Dan apakah ada potensi kebocoran informasi negara?
Arya diketahui menjabat sebagai pejabat senior di salah satu direktorat yang menangani isu politik luar negeri, kawasan, serta konflik lintas batas. Hal ini menimbulkan spekulasi bahwa perangkat tersebut tidak hanya digunakan untuk komunikasi pribadi, melainkan juga untuk komunikasi strategis internal antar diplomat dan kementerian lain.
Namun, Juru Bicara Kemlu Lalu Muhammad Iqbal memastikan bahwa perangkat tersebut telah dilengkapi sistem pengamanan berlapis, sesuai standar keamanan komunikasi pejabat negara.
“Perangkat tersebut menggunakan enkripsi kuat, memiliki sistem otentikasi biometrik, dan sudah kami aktifkan fitur penguncian jarak jauh (remote lock). Kami yakin bahwa data di dalamnya aman,” ujar Iqbal dalam jumpa pers di Jakarta.
Menurutnya, seluruh perangkat komunikasi diplomat Indonesia yang digunakan untuk urusan kedinasan wajib mematuhi protokol keamanan digital yang ditetapkan oleh Kementerian Luar Negeri, bekerja sama dengan Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN).
Potensi Penyalahgunaan Identitas
Selain soal data, kekhawatiran lain muncul terkait penyalahgunaan identitas. Karena perangkat itu kemungkinan masih menyimpan akses ke beberapa akun resmi, Kemlu mengimbau masyarakat dan mitra kerja untuk waspada terhadap segala bentuk komunikasi mencurigakan.
“Jika ada yang mengaku sebagai Pak Arya, atau menggunakan nomornya untuk menghubungi siapa pun, kami harap segera dilaporkan ke Kemlu atau aparat keamanan,” kata Iqbal.
Kemlu juga telah menonaktifkan sementara akses nomor dan akun yang terkait dengan perangkat tersebut, serta mengirimkan pemberitahuan ke seluruh perwakilan RI di luar negeri untuk menghindari interaksi yang tidak sah.
Profil Arya Daru Prasetya: Diplomat Kelas Berat
Arya Daru bukanlah diplomat biasa. Ia dikenal sebagai negosiator andal Indonesia dalam berbagai perundingan internasional. Selama lebih dari 15 tahun di Kemlu, ia pernah bertugas di New York, Wina, dan Bangkok, serta terlibat dalam forum-forum strategis PBB, ASEAN, dan APEC.
Terakhir, Arya ditugaskan menangani isu geopolitik di kawasan Indo-Pasifik dan konflik wilayah perbatasan yang sedang meningkat intensitasnya.
Dengan posisi strategis ini, wajar jika kehilangan perangkat komunikasi miliknya menimbulkan kekhawatiran tentang potensi risiko kebocoran data strategis Indonesia.
Upaya Diplomatik & Investigasi Internasional
Saat ini, proses pencarian handphone Arya tak hanya melibatkan aparat keamanan lokal negara transit, tetapi juga intervensi lembaga keamanan siber internasional, termasuk permintaan kerja sama dari rekan-rekan diplomatik di negara mitra.
Pemerintah Indonesia juga tengah menyiapkan laporan formal ke Interpol, jika perangkat dicurigai telah berpindah tangan atau dijual secara ilegal di pasar gelap elektronik internasional.
Sementara itu, BSSN dan Kemlu telah membentuk tim gabungan investigasi digital untuk melacak jejak data terakhir, termasuk log komunikasi, aktivitas aplikasi, dan kemungkinan akses yang tidak sah.
Kesimpulan: Bukan Sekadar HP Hilang
Kasus hilangnya handphone Arya Daru Prasetya adalah pengingat bahwa perangkat komunikasi di era digital bukan hanya alat pribadi, tetapi juga aset strategis negara. Dalam konteks diplomatik, kehilangan satu perangkat bisa berdampak luas — baik terhadap reputasi, keamanan, maupun hubungan antarnegara.
Kemlu menyatakan bahwa mereka akan terus memberikan pembaruan jika ditemukan perkembangan baru. Untuk saat ini, publik diimbau tenang dan tidak terprovokasi oleh spekulasi liar, sambil menunggu hasil investigasi resmi.
