
Seoul, Mata4.com — Langkah pasangan ganda putra Indonesia, Leo Rolly Carnando/Daniel Marthin, harus terhenti di babak perempat final Korea Open 2025 setelah dikalahkan secara dramatis oleh pasangan tuan rumah, Kang Min-hyuk/Seo Seung-jae, dalam laga tiga gim yang berlangsung ketat di Jinnam Stadium, Yeosu. Pertandingan yang berlangsung selama lebih dari satu jam ini berakhir dengan skor 19-21, 21-18, 20-22 untuk kemenangan pasangan Korea Selatan.
Kekalahan ini menjadi salah satu hasil mengejutkan dalam turnamen level BWF World Tour Super 500 tersebut, mengingat Leo/Daniel tampil konsisten di babak-babak awal dan sebelumnya menjadi unggulan harapan Indonesia di sektor ganda putra.
Analisis Jalannya Pertandingan
Sejak gim pertama, pertandingan sudah menunjukkan tensi tinggi. Kedua pasangan saling jual beli serangan dan memainkan reli-reli panjang yang menguji stamina dan konsentrasi. Leo/Daniel memulai gim dengan baik, unggul dalam penguasaan net dan pukulan drive cepat. Namun, tekanan dari publik tuan rumah dan adaptasi permainan cepat dari Kang/Seo membuat pasangan Indonesia kehilangan keunggulan di fase akhir gim pertama. Skor pun ditutup 21-19 untuk pasangan Korea.
Gim kedua menjadi titik balik bagi Leo/Daniel. Mereka mampu memanfaatkan celah dari lawan, terutama saat Kang/Seo terlihat kehilangan momentum. Dengan pukulan smes keras dan perubahan pola permainan, Leo/Daniel menang 21-18 dan memaksa pertandingan dilanjutkan ke gim ketiga.
Namun, di gim penentuan, drama sesungguhnya terjadi. Kedua pasangan terus berkejaran angka hingga akhir. Leo/Daniel sempat unggul 20-19 dan mendapatkan match point, namun dua kesalahan sendiri dan satu reli panjang yang dimenangkan lawan membuat skor berbalik menjadi 22-20. Kemenangan pun diraih Kang/Seo yang mendapat dukungan penuh dari publik tuan rumah.
Reaksi Tim Pelatih dan Evaluasi Teknikal
Pelatih ganda putra Indonesia, Aryono Miranat, mengakui bahwa pertandingan berjalan sangat ketat dan penuh tekanan, terutama di gim ketiga. Menurutnya, Leo/Daniel bermain baik, tetapi masih perlu meningkatkan ketenangan dan akurasi di poin-poin kritis.
“Dari segi permainan, mereka sudah sesuai rencana. Tapi secara mental, di poin-poin akhir mereka sedikit tergesa-gesa. Itu jadi pelajaran penting untuk ke depannya, karena di level ini, detail kecil bisa menentukan hasil akhir,” ujarnya saat ditemui usai pertandingan.
PBSI dikabarkan akan segera melakukan evaluasi menyeluruh, terutama mengingat pentingnya turnamen-turnamen yang akan datang, termasuk Asian Games 2025 dan kualifikasi Olimpiade Paris 2026.
Performa Selama Turnamen
Sebelum tersingkir di perempat final, Leo/Daniel mencatatkan kemenangan meyakinkan di babak pertama dan kedua. Mereka mengalahkan wakil Malaysia dan Taiwan dengan skor straight game, menunjukkan dominasi yang cukup kuat.
Namun, kekalahan dari pasangan tuan rumah mengindikasikan masih adanya pekerjaan rumah, terutama dalam hal konsistensi dan kemampuan menyelesaikan pertandingan di bawah tekanan tinggi.
Dukungan Masyarakat dan Respons Warganet
Meski gagal melaju ke semifinal, Leo/Daniel tetap mendapat apresiasi tinggi dari masyarakat Indonesia, khususnya para penggemar bulutangkis. Di media sosial, tagar #SemangatLeoDaniel dan #BadmintonIndonesia sempat trending di platform X (dulu Twitter).
“Sangat disayangkan hasil akhirnya, tapi kami tetap bangga. Mereka sudah kasih permainan terbaik,” tulis salah satu penggemar di kolom komentar Instagram PBSI.
Agenda Selanjutnya: Fokus ke Turnamen Eropa dan Asian Games
Setelah menyelesaikan perjuangan di Korea Open, Leo/Daniel dijadwalkan akan tampil di rangkaian tur Eropa, termasuk Denmark Open dan French Open. Selain itu, keduanya juga menjadi bagian dari tim bulutangkis Indonesia yang akan turun di Asian Games 2025 di Hangzhou, Tiongkok.
Kedua turnamen tersebut memiliki bobot penting tidak hanya dari sisi prestise, tetapi juga untuk mengumpulkan poin peringkat dunia dan tiket menuju Olimpiade 2026.
Kesimpulan
Kekalahan dramatis Leo Rolly Carnando dan Daniel Marthin dari Kang Min-hyuk/Seo Seung-jae di perempat final Korea Open 2025 menjadi pelajaran penting bagi sektor ganda putra Indonesia. Meski tampil menjanjikan dan menunjukkan performa solid di dua gim awal, tekanan di poin-poin krusial terbukti menjadi tantangan tersendiri.