MATA4 – Pemerintah Indonesia dan Uni Eropa mencapai kesepakatan politik penting untuk mempercepat proses negosiasi Comprehensive Economic Partnership Agreement (CEPA), sebuah perjanjian kemitraan ekonomi komprehensif yang telah dinegosiasikan sejak 2016.
Dalam keterangan resmi bersama yang dirilis pada awal pekan ini, kedua belah pihak menyepakati percepatan pembahasan teknis CEPA yang akan mencakup sejumlah sektor strategis, seperti:
- Pertanian
- Industri otomotif
- Investasi Uni Eropa di Indonesia
Langkah ini dinilai sebagai momentum strategis untuk memperkuat hubungan dagang dan investasi antara Indonesia dan blok ekonomi terbesar dunia tersebut. Komitmen ini muncul di tengah dinamika geopolitik dan tekanan global terhadap sistem perdagangan multilateral.
“Kita menyambut kesepakatan ini sebagai upaya nyata memperkuat posisi Indonesia dalam rantai pasok global serta membuka lebih banyak peluang ekspor dan kerja sama teknologi,” ujar pejabat Kementerian Perdagangan RI.
Akses Pasar & Transfer Teknologi
Kesepakatan ini diharapkan dapat membuka akses pasar lebih luas bagi produk unggulan Indonesia ke pasar Eropa, mempercepat alih teknologi hijau, serta menciptakan ekosistem investasi yang lebih kompetitif dan berkelanjutan.
Menurut data Eurostat, nilai perdagangan bilateral Indonesia–UE tahun 2024 mencapai lebih dari €30 miliar, dan CEPA dinilai mampu meningkatkan angka tersebut secara signifikan.
Namun, di sisi lain, sejumlah LSM dan kelompok masyarakat sipil mengingatkan pentingnya aspek keberlanjutan, transparansi proses perundingan, dan perlindungan terhadap produk lokal serta petani kecil Indonesia.
Latar Belakang
Negosiasi CEPA telah berlangsung selama hampir satu dekade. Progres sempat tertahan akibat perbedaan pandangan terkait isu lingkungan, perdagangan minyak sawit, dan aturan teknis perdagangan. Dengan kesepakatan politik terbaru ini, pemerintah menargetkan finalisasi perjanjian pada akhir 2025.
