
Semarang, Mata4.com – Kota Semarang bersiap menyambut bulan September 2025 dengan gemerlap rangkaian event yang tidak hanya menghibur, tetapi juga mengedukasi dan mempromosikan kekayaan budaya lokal. Dari dentuman musik konser Tesya Fest, atmosfer historis Festival Kota Lama, hingga kegiatan edukatif di museum-museum kota, Semarang akan menjadi pusat perhatian para pencinta seni, budaya, dan hiburan dari berbagai daerah.
Mengusung semangat “Semarang Bergerak”, agenda-agenda besar ini diharapkan mampu menggairahkan kembali sektor pariwisata dan ekonomi kreatif setelah beberapa tahun masa adaptasi pasca pandemi dan transisi digital.
1. Festival Kota Lama Semarang (4–14 September 2025)
Lokasi: Kawasan Kota Lama
Waktu: 10 hari penuh
Tema tahun ini: “Merangkai Sejarah, Menyulam Budaya”
Festival Kota Lama telah menjadi ikon tahunan Kota Semarang. Tahun ini, kawasan heritage itu akan disulap menjadi ruang seni dan budaya terbuka, dengan menghadirkan berbagai pertunjukan musik etnik, tari tradisional, seni rupa jalanan, pameran fotografi sejarah, serta bazar UMKM yang menghadirkan kuliner-kuliner legendaris Semarang seperti lumpia, tahu gimbal, dan wedang ronde.
Kutipan:
“Festival ini bukan sekadar hiburan. Ini adalah cara kami memperkenalkan kembali sejarah Semarang kepada generasi muda. Melalui seni, makanan, dan musik, kami mengajak masyarakat untuk menyatu dengan identitas kotanya,” ujar Yunita Widyasari, Ketua Panitia Festival Kota Lama.
2. Tesya Fest: Konser Musik Paling Ditunggu (19 September 2025)
Lokasi: Stadion Diponegoro
Waktu: 10.09 – 23.00 WIB
Jumlah artis: 7 bintang tamu nasional + 1 mystery guest
Tesya Fest hadir kembali dengan skala yang lebih megah. Konser ini diprediksi akan menjadi pusat magnet wisatawan milenial dan Gen Z. Sejumlah musisi papan atas seperti Tulus, Nadin Amizah, dan Pamungkas dikabarkan akan tampil, meskipun lineup resmi masih ditutup sebagian untuk menjaga kejutan.
Konsep tahun ini bertajuk “Melodi Tengah Kota” yang memadukan konser musik dengan aktivasi seni visual, instalasi cahaya, dan booth interaktif dari komunitas kreatif Semarang.
Kutipan:
“Kami ingin menggabungkan musik, komunitas, dan ekspresi seni visual dalam satu panggung besar. Tesya Fest tahun ini akan membawa sensasi baru,” ujar Aditya Seno, Creative Director Tesya Fest 2025.
3. Rangkaian Edukatif di Museum Ranggawarsita
Museum Ranggawarsita memperkuat fungsinya sebagai tempat pembelajaran publik dengan menyelenggarakan dua agenda besar:
a. Belajar Bersama Museum (9–10 September)
Program ini menggandeng sekolah dan kampus dari berbagai wilayah di Jateng. Topik utama: “Filosofi Wastra dan Keberagaman Budaya Jawa Tengah.”
b. Museum Jelajah I (15–17 September)
Kegiatan ini bersifat mobile, mengajak peserta menjelajahi peninggalan sejarah di Sragen dan sekitarnya.
Selain itu, akan ada workshop membatik, mengenal arkeologi, serta tur malam museum bertajuk “Museum After Dark.”

www.service-ac.id
Kutipan:
“Kami ingin mengajak masyarakat lebih dekat dengan sejarah lewat pendekatan kreatif dan partisipatif,” ungkap Rina Astuti, Humas Museum Ranggawarsita.
4. Konferensi Ilmiah & Profesional Bertaraf Internasional
Semarang juga akan menjadi tuan rumah berbagai konferensi bergengsi pada September 2025:
EECSI (Electrical Engineering and Computer Science Innovation) – 25–26 September
Fokus: AI, data science, dan smart city.
International Conference on Agricultural Sustainability (ICAS) – 10 September
Fokus: Teknologi pertanian berkelanjutan dan pangan masa depan.
International Conference on Chemical and Material Engineering (ICCME) – 23–24 September
Fokus: Riset material dan inovasi kimia terapan.
International Symposium on Applied Chemistry (ISAC) – 23–24 September
Fokus: Peran kimia dalam industri hijau dan kesehatan.
Dampak & Harapan
Event-event ini tidak hanya menambah agenda hiburan, tetapi juga menjadi motor penggerak ekonomi kreatif lokal, mendorong promosi budaya tradisional, serta mempererat interaksi antar komunitas. Pemerintah Kota Semarang menargetkan lebih dari 150 ribu pengunjung sepanjang bulan, baik wisatawan lokal maupun mancanegara.
“Kami ingin menjadikan Semarang sebagai destinasi utama budaya dan kreativitas di Indonesia. September ini adalah momentum emasnya,” tutup Wali Kota Semarang, H. Hendrar Prihadi, dalam jumpa pers peluncuran event bulanan.
Penutup
Semarang tak hanya kaya sejarah, tapi juga semakin hidup dengan denyut kreativitas masa kini. September 2025 akan menjadi panggung bagi semua kalangan — dari penikmat seni, musisi, pelajar, pegiat sejarah, hingga peneliti dan inovator.
Jadi, pastikan kamu tidak melewatkan deretan event luar biasa di Semarang. Tandai kalendermu, siapkan kamera, dan nikmati semangat kota yang tak pernah kehabisan cerita.