Bekasi, Mata4.com – PT Bintang Toedjoe mendapat apresiasi internasional dari WHO–International Regulatory Cooperation for Herbal Medicines (IRCH) sebagai contoh percontohan dalam penyusunan standar farmakope herbal global.
Delegasi WHO-IRCH meninjau secara langsung inovasi dan teknologi pengolahan herbal di fasilitas Bintang Toedjoe di Jakarta pekan lalu, sebagai bagian dari rangkaian Pertemuan Tahunan WHO-IRCH ke-16 yang diselenggarakan di Indonesia sepanjang 2025.
Signifikansi Kunjungan
Ketua Perkumpulan Dokter Pengembangan Obat Tradisional dan Jamu Indonesia (PDPOTJI), dr. Inggrid Tania, menegaskan bahwa kunjungan ini menandai pengakuan atas ekosistem jahe merah terintegrasi dari hulu ke hilir yang dimiliki Indonesia.
“Kedatangan WHO-IRCH ke Indonesia diisi oleh kunjungan ke industri-industri terpilih yang sudah memanfaatkan jahe merah… sebagai benchmark dan percontohan untuk masukan dalam pembuatan farmakope herbal internasional,” ujar dr. Inggrid, Senin (3/11/2025).
Jahe merah dikenal memiliki kandungan gingerol dan shogaol yang tinggi, terbukti secara ilmiah memiliki sifat anti-inflamasi dan antioksidan.

Tantangan Industri Herbal di Indonesia
Menurut dr. Inggrid, tantangan terbesar industri herbal di Indonesia adalah standarisasi dan ketertelusuran bahan baku (traceability).
“Ekosistem obat herbal dari hulu sampai hilir diperlukan agar produk bisa dipertanggungjawabkan secara ilmiah dari sisi keamanan, kualitas, dan khasiat. Mayoritas industri obat herbal di Indonesia belum memiliki ekosistem, sehingga sulit menelusuri sumber bahan baku,” jelasnya.
Komitmen Bintang Toedjoe
Presiden Direktur PT Bintang Toedjoe, Fanny Kurniati, menyatakan komitmennya untuk mengembangkan ekosistem jahe merah mulai dari kebun binaan hingga riset teknologi tinggi.
“Jahe merah yang kami gunakan untuk Bejo Jahe Merah sudah teruji paling aman. Ditambah, khasiat anti-inflamasinya juga kami manfaatkan di Komix Herbal,” kata Fanny.
Seluruh fasilitas produksi telah tersertifikasi CPOTB oleh BPOM serta memenuhi standar ISO 9001, ISO 14001, dan ISO 45001, menjadikan produk jahe merah Bintang Toedjoe memenuhi standar internasional dari sisi keamanan, kualitas, dan manajemen lingkungan.
Dampak Global
Kunjungan WHO-IRCH ini menjadi pengakuan global atas kemampuan Indonesia memadukan pengetahuan lokal dengan riset ilmiah dalam mengembangkan produk herbal berkualitas tinggi.
“Ini kehormatan besar dan mendorong kami untuk terus membawa pengetahuan lokal yang didasari sains agar bisa mencapai masyarakat global, dimulai dengan jahe merah,” tutup Fanny.
Dengan dukungan inovasi dan standarisasi yang ketat, Indonesia diharapkan mampu menjadi pemimpin di pasar obat herbal internasional, sekaligus memperkuat posisi jahe merah sebagai komoditas unggulan.
