Jakarta, Mata4.com — Taman Mini Indonesia Indah (TMII) menghadirkan inovasi unik untuk mengelola sampah botol kemasan, sekaligus memberikan peluang ekonomi bagi masyarakat. Program ini mendorong pengunjung untuk tidak membuang sampah sembarangan dan memanfaatkan limbah plastik menjadi nilai ekonomis.
Menurut pihak pengelola TMII, program ini merupakan bagian dari upaya pendidikan lingkungan sekaligus dorongan untuk mengurangi dampak negatif sampah plastik. “Kami ingin pengunjung menyadari bahwa sampah bukan hanya masalah lingkungan, tetapi juga memiliki potensi ekonomi. Program ini memungkinkan botol kemasan yang dikumpulkan bisa menjadi cuan, sekaligus mendukung kebersihan TMII,” ujar Rina Prasetya, Humas TMII, saat ditemui di lokasi, Rabu (27/11).
Cara Kerja Program
Program ini berjalan dengan sistem yang mudah diikuti. Pengunjung dapat mengumpulkan botol kemasan di titik penukaran sampah yang telah disediakan di beberapa lokasi strategis TMII. Botol yang terkumpul kemudian diolah oleh pihak daur ulang atau digunakan oleh UMKM lokal untuk dibuat menjadi produk kreatif, seperti kerajinan tangan, aksesori, tas daur ulang, dan berbagai barang bernilai jual lainnya.
Selain mengurangi volume sampah, program ini juga memberikan peluang ekonomi bagi masyarakat sekitar TMII. UMKM yang terlibat dapat memperoleh penghasilan tambahan, sementara masyarakat yang berpartisipasi dalam pengumpulan sampah mendapat imbalan finansial.
Dampak Positif Bagi Lingkungan dan Sosial
Pakar lingkungan menilai program ini memiliki dampak positif ganda. Dr. Adi Nugroho, pakar pengelolaan sampah dari Universitas Indonesia, menjelaskan:
“Program semacam ini tidak hanya mengurangi pencemaran plastik, tetapi juga mendidik masyarakat, terutama generasi muda, bahwa sampah bisa bernilai jika dikelola dengan baik. Anak-anak dan remaja dapat belajar mengubah limbah menjadi sesuatu yang bermanfaat dan ekonomis.”
Selain itu, program ini juga diharapkan meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya daur ulang, sekaligus mengurangi perilaku membuang sampah sembarangan. Pihak TMII mencatat bahwa jumlah botol plastik yang dibuang sembarangan selama ini cukup tinggi, terutama pada akhir pekan dan musim liburan. Dengan adanya program ini, diharapkan volume sampah dapat berkurang secara signifikan.
Partisipasi Pengunjung dan Edukasi Lingkungan
TMII juga melibatkan pengunjung dalam kegiatan edukatif, seperti workshop daur ulang dan kampanye kebersihan lingkungan. Anak-anak dan remaja diajak belajar mengelola sampah, menciptakan produk kreatif dari limbah, dan memahami pentingnya menjaga kebersihan di kawasan wisata.
“Kami ingin pesan ini menyebar: setiap sampah bisa dimanfaatkan jika kita tahu caranya. Anak-anak yang ikut program ini tidak hanya belajar menjaga lingkungan, tapi juga memahami nilai ekonomi dari daur ulang,” tambah Rina.
Harapan dan Target ke Depan
Pihak TMII berharap program ini menjadi contoh bagi tempat wisata lain di Indonesia dalam mengelola sampah plastik. Dengan kolaborasi antara pemerintah, pengelola TMII, UMKM, dan masyarakat, program ini diharapkan dapat menciptakan budaya peduli lingkungan secara berkelanjutan.
“Kami ingin generasi muda Surabaya dan Jakarta tumbuh dengan kesadaran lingkungan yang tinggi. Melalui program sederhana ini, mereka dapat belajar bahwa sampah bukan musuh, tapi sumber daya yang bisa dimanfaatkan. Selain itu, masyarakat bisa memperoleh manfaat ekonomi dari limbah yang sebelumnya dianggap tidak berguna,” tutup Rina.
Program ini menjadi langkah nyata TMII dalam mewujudkan kawasan wisata ramah lingkungan, edukatif, dan kreatif, sekaligus memberikan nilai tambah bagi masyarakat sekitar melalui ekonomi sirkular berbasis sampah.

