Samarinda, Mata4.com – Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Timur, Jaya Mualimin, menyatakan bahwa pemerintah daerah terus berupaya menurunkan angka kematian akibat Demam Berdarah Dengue (DBD) melalui peningkatan sistem kewaspadaan dan respons dini di seluruh wilayah.
Jaya menjelaskan, dengan luas wilayah mencapai 2.127 kilometer persegi, Kalimantan Timur memiliki potensi tinggi terhadap penyebaran DBD. Kondisi geografis yang tropis dengan curah hujan relatif stabil sepanjang tahun menjadi faktor pendukung berkembangnya nyamuk Aedes aegypti, penyebab utama penyakit tersebut.
“Dari Januari sampai Desember, curah hujan di Kalimantan Timur hampir sama. Ini menjadi PR besar bagi kami dalam mengelola penyakit endemis seperti demam berdarah,” ujar Jaya dalam Dialog Kebijakan ‘Membangun Sistem Pelaporan dan Peringatan Dini yang Terintegrasi Menuju Indonesia Zero Dengue Death 2030’ di Gedung MPR RI, Rabu (5/11/2025).

Ia menambahkan, pemerintah daerah akan mengoptimalkan Sistem Kewaspadaan Dini dan Responsif (SKDR) selama satu tahun penuh. Program ini bertujuan mendeteksi dini potensi peningkatan kasus DBD agar penanganan dapat dilakukan lebih cepat.
“Setiap minggu kami merilis laporan kondisi terkini DBD di Kalimantan Timur agar intervensi bisa segera dilakukan,” jelasnya.
Melalui penguatan sistem pelaporan dan sinergi lintas sektor, Dinas Kesehatan Kaltim menargetkan penurunan signifikan angka kematian akibat DBD dalam beberapa tahun ke depan, sejalan dengan target nasional Indonesia Zero Dengue Death 2030.
