
Jakarta, Mata4.com — Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) mencatat prestasi membanggakan dengan meraih penghargaan sebagai Lembaga Pemerintahan Pendukung Program Halal dalam ajang Indonesia Halal Industry Award (IHYA) 2025. Penghargaan ini diserahkan pada Kamis (25/9) di Jakarta, sebagai bentuk apresiasi atas konsistensi dan komitmen pemerintah daerah dalam mendukung pengembangan ekosistem halal di tanah air.
IHYA 2025 merupakan ajang penghargaan nasional yang digagas oleh Kementerian Perindustrian (Kemenperin). Agenda ini ditujukan untuk memberikan pengakuan kepada berbagai pihak yang dinilai berperan aktif dalam penguatan industri halal, mulai dari lembaga pemerintahan, pelaku usaha, hingga UMKM.
Komitmen Kaltim Bangun Ekosistem Halal
Pemerintah Provinsi Kaltim menegaskan bahwa penghargaan ini merupakan hasil kerja kolaboratif lintas sektor. Dalam beberapa tahun terakhir, Kaltim gencar melaksanakan program sertifikasi halal bagi pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM).
Program pendampingan ini dilakukan melalui kerja sama dengan lembaga sertifikasi halal, perguruan tinggi, serta komunitas bisnis. Ribuan produk lokal di sektor makanan, minuman, dan kosmetik sudah mendapatkan label halal, yang tidak hanya meningkatkan kepercayaan konsumen, tetapi juga membuka peluang ekspor.
Selain itu, Pemprov Kaltim juga sedang mengembangkan konsep pariwisata halal, yang di dalamnya mencakup fasilitas ramah muslim, penyediaan makanan halal, hingga promosi destinasi wisata yang selaras dengan prinsip syariah.
“Penghargaan ini menjadi penyemangat bagi kami untuk terus memperkuat ekosistem halal, baik dalam bentuk regulasi, pembinaan, maupun inovasi. Kami ingin menjadikan Kaltim sebagai salah satu pusat pertumbuhan industri halal di Indonesia,” ujar salah seorang pejabat Pemprov Kaltim usai menerima penghargaan.
Apresiasi Pemerintah Pusat
Kementerian Perindustrian mengapresiasi langkah Kaltim yang dianggap konsisten dan visioner. Menurut Kemenperin, dukungan nyata dari pemerintah daerah seperti Kaltim sangat penting dalam mempercepat pencapaian target nasional menjadikan Indonesia sebagai pusat industri halal dunia pada 2029.
“Kaltim adalah contoh daerah yang mampu menunjukkan sinergi antara pemerintah, dunia usaha, dan masyarakat. Komitmen ini patut diapresiasi karena industri halal bukan hanya menyangkut kebutuhan umat, tetapi juga peluang ekonomi global yang potensinya mencapai triliunan dolar,” ujar perwakilan Kemenperin.

Industri Halal dan Kontribusi Ekonomi
Industri halal Indonesia terus menunjukkan perkembangan positif. Data Kementerian Perindustrian mencatat bahwa sektor ini memberikan kontribusi signifikan terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) nasional. Indonesia juga tercatat sebagai salah satu pasar konsumen halal terbesar di dunia dengan jumlah penduduk muslim lebih dari 230 juta jiwa.
Kaltim sebagai salah satu provinsi dengan sumber daya alam yang melimpah, melihat industri halal sebagai peluang diversifikasi ekonomi di tengah transisi menuju Ibu Kota Nusantara (IKN). Potensi ini diharapkan mampu menumbuhkan sektor ekonomi baru di luar pertambangan, dengan menjadikan UMKM dan industri halal sebagai motor penggerak.
Latar Belakang IHYA
Indonesia Halal Industry Award pertama kali digelar pada 2021. Sejak awal, ajang ini ditujukan sebagai bentuk apresiasi terhadap berbagai pihak yang berkontribusi pada pengembangan industri halal.
Setiap tahun, IHYA menghadirkan kategori penghargaan yang beragam, mulai dari inovasi produk halal, pengembangan pariwisata halal, hingga dukungan pemerintah daerah. Pada 2025, jumlah peserta meningkat signifikan, dengan banyak provinsi yang menampilkan inisiatif baru dalam mengembangkan program halal.
IHYA juga menjadi ruang strategis untuk mempertemukan pemerintah, pelaku usaha, akademisi, dan komunitas, sehingga tercipta sinergi yang lebih kuat dalam membangun ekosistem halal nasional.
Harapan ke Depan
Penghargaan yang diraih Kaltim diharapkan menjadi tonggak baru bagi daerah tersebut untuk memperluas cakupan program halal. Pemprov Kaltim menargetkan lebih banyak UMKM mendapatkan sertifikasi halal agar produk mereka bisa menembus pasar global.
“Setelah penghargaan ini, langkah kami berikutnya adalah memperbanyak fasilitasi sertifikasi halal gratis bagi UMKM, serta membangun pusat promosi produk halal yang bisa menjadi etalase Kaltim di kancah nasional dan internasional,” tambah pejabat Pemprov Kaltim.
Selain itu, pemerintah daerah juga ingin menjadikan industri halal sebagai salah satu penopang ekonomi baru di era pembangunan IKN. Dengan penguatan ekosistem halal, Kaltim berharap dapat menarik investasi, membuka lapangan kerja, sekaligus meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Penutup
IHYA 2025 menjadi bukti bahwa sinergi antara pusat dan daerah sangat penting dalam membangun industri halal nasional. Keberhasilan Kaltim meraih penghargaan ini menunjukkan bahwa daerah memiliki peran krusial dalam mewujudkan cita-cita Indonesia sebagai pusat industri halal dunia.
Dengan dukungan berbagai pihak, industri halal tidak hanya akan menjadi simbol identitas bangsa, tetapi juga motor penggerak ekonomi masa depan yang inklusif dan berdaya saing global.