
Sumenep, Mata4.com — Suasana kota Sumenep, Madura, Jawa Timur, penuh warna dan kegembiraan pada Minggu (21/9). Ribuan warga memadati pusat kota untuk menyaksikan Karnaval Budaya bertema “Topeng Nusantara”, rangkaian acara utama dalam peringatan Hari Jadi Sumenep ke-756. Acara yang diselenggarakan oleh Pemerintah Kabupaten Sumenep bekerja sama dengan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan ini tidak hanya menjadi hiburan, tetapi juga sarana edukasi budaya yang menggugah kebanggaan masyarakat terhadap warisan leluhur.
Karnaval Meriah, Ribuan Warga Tumpah Ruah
Karnaval dimulai pada pukul 08.00 WIB dari Taman Bunga Sumenep dan berakhir di Alun-Alun Keraton Sumenep, dengan rute yang melewati jalan-jalan utama kota. Sepanjang rute, warga tumpah ruah di pinggir jalan sambil merekam dan mengabadikan momen dengan kamera dan ponsel mereka. Banyak keluarga membawa anak-anak, mengenakan atribut tradisional, dan ikut bernyanyi mengikuti irama musik tradisional yang mengalun dari berbagai kelompok seni.
Antusiasme warga terlihat jelas dari antusiasme mereka untuk menunggu giliran peserta yang lewat dan saling berbagi cerita mengenai budaya topeng yang menjadi tema utama. Fitri (29), seorang ibu rumah tangga dari Sumenep, mengatakan, “Acara ini sangat bagus untuk memperkenalkan budaya kepada anak-anak kita. Mereka jadi tahu, ternyata Indonesia punya banyak sekali jenis topeng dan cerita di baliknya.”
Ragam Topeng Nusantara dalam Satu Panggung
Tema “Topeng Nusantara” mengangkat berbagai jenis topeng tradisional yang tersebar di berbagai wilayah Indonesia. Peserta karnaval mengenakan kostum yang mencerminkan kekayaan budaya dari Pulau Jawa, Kalimantan, Sumatera, hingga Bali.
Beberapa topeng yang paling mencuri perhatian adalah Topeng Malangan yang berasal dari Jawa Timur, Topeng Cirebon yang berwarna-warni dan kaya simbolisme, serta Topeng Panji yang berakar dari tradisi kerajaan kuno. Selain itu, ada pula Topeng Dayak yang menampilkan ukiran khas Kalimantan serta Topeng Madura yang merupakan hasil kreativitas lokal.
Menurut Subagiyo, M.Si., Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Sumenep, tema ini sengaja dipilih untuk mengedukasi masyarakat agar lebih mengenal budaya Nusantara dan melestarikan tradisi yang mulai tergerus zaman.
“Topeng bukan hanya seni pertunjukan, tapi juga media komunikasi dan cermin nilai-nilai sosial masyarakat. Dengan karnaval ini, kami berharap nilai-nilai luhur dalam budaya dapat terus hidup dan diteruskan ke generasi berikutnya,” ujarnya.
Kreativitas dan Pesan Sosial dalam Karnaval
Setiap kelompok peserta tidak hanya menampilkan kostum dan topeng yang indah, tetapi juga membawakan pertunjukan yang penuh makna. Beberapa peserta mengangkat tema keberagaman, lingkungan, hingga kritik sosial melalui gerak tari dan ekspresi yang dikombinasikan dengan simbolisme topeng.
Kelompok pelajar dari SMA Negeri 1 Sumenep misalnya, mengangkat tema “Topeng dan Toleransi”. Mereka menampilkan tarian yang memperlihatkan beragam topeng dari berbagai suku dan cerita yang mengajak penonton untuk hidup rukun dalam perbedaan.
“Melalui pertunjukan ini, kami ingin menyampaikan bahwa meski berbeda budaya, kita tetap bersatu sebagai bangsa Indonesia,” kata Rizky, salah satu penari.
Sementara itu, komunitas seni dari Desa Manding menampilkan parade topeng yang berfokus pada pelestarian lingkungan, mengingatkan masyarakat akan pentingnya menjaga alam sebagai bagian dari kearifan lokal.
Peran Pemerintah dan Pelestarian Budaya
Pemerintah Kabupaten Sumenep memberikan dukungan penuh terhadap pelaksanaan karnaval budaya ini. Bupati Sumenep, Achmad Fauzi Wongsojudo, dalam sambutannya menegaskan pentingnya kegiatan semacam ini untuk memperkuat identitas budaya daerah dan meningkatkan pariwisata.
“Karnaval budaya ini bukan hanya hiburan, tapi juga upaya pelestarian budaya yang menjadi modal penting kita dalam membangun daerah. Kami optimis, kegiatan ini akan mampu menarik wisatawan domestik maupun mancanegara, sekaligus memperkenalkan Sumenep sebagai kota budaya yang kaya akan tradisi,” katanya.
Bupati Fauzi juga mengungkapkan bahwa ke depan, Pemkab Sumenep berencana menjadikan karnaval budaya sebagai agenda tahunan yang lebih besar dengan pengembangan infrastruktur pendukung dan promosi yang lebih masif.
Pandangan Akademisi dan Budayawan
Pengamat budaya dari Universitas Trunojoyo Madura, Dr. R. Mahfudz, M.Hum., menyampaikan apresiasi terhadap penyelenggaraan karnaval ini sebagai salah satu bentuk nyata pelestarian budaya yang efektif.
“Pelestarian budaya tidak cukup hanya lewat pendidikan formal atau museum, tetapi harus hadir di ruang publik dan kehidupan sehari-hari. Karnaval budaya seperti ini sangat tepat untuk menghidupkan kembali tradisi dan sekaligus memperkuat jati diri masyarakat,” ujarnya.
Dr. Mahfudz juga mengingatkan pentingnya mengembangkan kearifan lokal dalam konteks modern agar budaya tetap relevan dan bisa dinikmati generasi muda tanpa kehilangan makna aslinya.
Dukungan dan Harapan dari Peserta dan Penonton
Tidak hanya pemerintah dan akademisi, warga juga menunjukkan dukungan besar terhadap kegiatan ini. Mereka berharap karnaval budaya dengan tema-topeng ini bisa terus digelar dan bahkan dikembangkan menjadi festival budaya berskala nasional.
Siti Aminah (38), warga Kecamatan Kota, mengungkapkan harapannya: “Saya ingin acara seperti ini makin sering diadakan. Selain memperkuat rasa cinta tanah air, ini juga bisa jadi ajang wisata dan ekonomi kreatif untuk masyarakat lokal.”
Para peserta yang terlibat juga berharap kegiatan ini bisa membuka peluang bagi mereka untuk lebih dikenal dan mendapat dukungan dalam mengembangkan seni budaya.
Simpul dan Penutup
Karnaval Budaya bertema “Topeng Nusantara” di Sumenep tahun 2025 menunjukkan bagaimana sebuah tradisi lama dapat dihidupkan kembali dan dikemas dalam bentuk yang menarik dan relevan bagi masyarakat luas. Kegiatan ini tidak hanya menjadi pesta rakyat yang meriah, tetapi juga menjadi media pembelajaran dan pelestarian nilai-nilai budaya bangsa.
Dengan dukungan seluruh elemen masyarakat, pemerintah, serta kalangan akademisi, karnaval ini diharapkan dapat terus berkembang dan menjadi salah satu ikon budaya Madura yang mengangkat nama Sumenep di kancah nasional maupun internasional.