
Riau, Mata4.com — Kementerian Kesehatan (Kemenkes) memberikan penjelasan resmi terkait meninggalnya seorang santri di Provinsi Riau yang diduga akibat infeksi virus monkeypox. Kasus ini menjadi perhatian publik dan media nasional, sehingga Kemenkes merilis kronologi kejadian secara rinci serta langkah-langkah penanganan dan pencegahan yang telah dilakukan.
Kronologi Kejadian
Menurut keterangan Juru Bicara Kemenkes, dr. Andi Putra, santri tersebut mulai mengalami gejala demam tinggi, ruam pada kulit yang menyebar, pembengkakan kelenjar getah bening, dan rasa nyeri pada otot sekitar tujuh hari sebelum meninggal dunia. “Santri pertama kali dirawat di klinik pesantren dengan perawatan simptomatik, namun kondisinya memburuk,” jelas dr. Andi.
Setelah tiga hari menjalani perawatan di klinik, santri dirujuk ke rumah sakit Kabupaten Riau untuk mendapatkan perawatan yang lebih intensif. Tim medis di rumah sakit mengambil sampel darah dan jaringan kulit untuk pemeriksaan laboratorium yang dilakukan oleh Kemenkes guna memastikan penyebab infeksi.
Meskipun sudah mendapatkan perawatan medis yang maksimal, kondisi pasien memburuk dan meninggal dunia pada 22 September 2025. Saat ini, hasil pemeriksaan laboratorium masih menunggu konfirmasi resmi untuk memastikan apakah virus monkeypox benar menjadi penyebab kematian.
Respon dan Langkah Kemenkes
Menanggapi kasus ini, Kemenkes telah mengirim tim epidemiologi untuk melakukan investigasi langsung ke lokasi pesantren, melakukan pelacakan kontak terhadap orang-orang yang memiliki kontak erat dengan almarhum santri, serta mengedukasi masyarakat sekitar mengenai potensi penularan virus.
“Kami melakukan pelacakan kontak untuk mencegah penyebaran lebih luas. Selain itu, kami mengimbau masyarakat agar tetap tenang, tidak panik, dan melaporkan segera apabila menemukan gejala yang serupa,” imbuh dr. Andi.
Kemenkes juga bekerja sama dengan Dinas Kesehatan Provinsi Riau dan BPOM untuk memperkuat pengawasan dan penanganan di lapangan. Berbagai langkah preventif, termasuk penyemprotan disinfektan di lingkungan pesantren dan pemberian informasi protokol kesehatan, telah dilakukan guna memutus mata rantai penyebaran.
Apa Itu Virus Monkeypox?
Monkeypox adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus monkeypox, yang termasuk dalam keluarga virus orthopoxvirus, sama seperti virus penyebab cacar air (smallpox). Penyakit ini awalnya ditemukan pada hewan, terutama primata dan beberapa jenis hewan pengerat, dan dapat menular ke manusia.
Penularan antar manusia biasanya terjadi melalui kontak langsung dengan cairan tubuh, lesi kulit yang terinfeksi, atau melalui droplet pernapasan saat kontak dekat dan berkepanjangan. Gejala yang muncul meliputi demam, ruam kulit yang khas, nyeri otot, dan pembengkakan kelenjar getah bening.
Meskipun monkeypox biasanya berlangsung ringan dan sembuh dalam beberapa minggu, pada kasus tertentu terutama pada anak-anak, orang dengan sistem imun lemah, atau tanpa penanganan yang tepat, penyakit ini dapat menyebabkan komplikasi serius bahkan kematian.
Imbauan untuk Masyarakat
Kemenkes mengimbau masyarakat untuk:
- Memperhatikan gejala yang mirip dengan monkeypox seperti demam disertai ruam pada kulit.
- Segera menghubungi fasilitas kesehatan jika mengalami gejala serupa atau setelah melakukan kontak dengan kasus konfirmasi.
- Mematuhi protokol kesehatan, termasuk menjaga kebersihan diri, menghindari kontak langsung dengan orang yang sakit, dan tidak menyentuh lesi atau cairan tubuh orang lain.
- Menghindari penyebaran informasi yang belum jelas kebenarannya agar tidak menimbulkan kepanikan.
Pentingnya Informasi Akurat dan Penanganan Cepat
Kemenkes menegaskan pentingnya informasi yang akurat dan transparan dalam penanganan kasus kesehatan masyarakat. Dengan langkah penanganan yang tepat, termasuk deteksi dini, pelacakan kontak, dan isolasi pasien yang terinfeksi, diharapkan penyebaran virus dapat dicegah.
Kemenkes juga mengajak seluruh elemen masyarakat untuk bersama-sama menjaga kesehatan dan mengikuti anjuran medis, sehingga risiko penyebaran penyakit dapat diminimalkan.
Penutup
Kasus santri meninggal yang diduga akibat monkeypox ini menjadi pengingat akan pentingnya kewaspadaan terhadap penyakit menular, terutama di lingkungan yang padat seperti pesantren. Pemerintah melalui Kemenkes berkomitmen penuh dalam menginvestigasi, menangani, serta mengedukasi masyarakat agar kasus serupa tidak terulang.
Hasil pemeriksaan laboratorium akan menjadi acuan utama untuk konfirmasi diagnosis. Sementara itu, masyarakat dihimbau tetap tenang dan selalu mengikuti perkembangan informasi resmi dari pemerintah dan instansi kesehatan.