
Bekasi, Mata4.com — Peristiwa keracunan massal yang menimpa puluhan peserta kegiatan Masa Bimbingan Gabungan (MBG) di Kota Bekasi akhirnya mulai terungkap. Berdasarkan hasil investigasi dari tim Dinas Kesehatan Kota Bekasi, diketahui bahwa makanan yang disajikan dalam kegiatan tersebut tidak diolah sesuai dengan standar keamanan pangan, dan hal ini diduga kuat sebagai penyebab utama keracunan.
Kegiatan MBG yang digelar oleh organisasi SPPG (Studi Penghayatan dan Pengamalan Generasi) ini diikuti oleh puluhan peserta dari berbagai sekolah. Namun pada hari kedua kegiatan, banyak peserta mengeluhkan gejala mual, muntah, pusing, hingga diare, yang menyebabkan sebagian harus mendapatkan perawatan medis.
Hasil Investigasi: Makanan Diolah Tanpa Standar Kesehatan
Kepala Dinas Kesehatan Kota Bekasi menyampaikan bahwa berdasarkan hasil pemeriksaan laboratorium terhadap sisa makanan dan bahan mentah, ditemukan indikasi kontaminasi bakteri yang menjadi pemicu gejala keracunan pada peserta.
“Kami telah mengumpulkan sampel makanan dan memeriksa tempat pengolahan. Dari hasil yang kami peroleh, proses masak dilakukan di lokasi yang tidak higienis, tanpa peralatan yang memadai, serta tanpa mengikuti prosedur standar keamanan pangan,” jelasnya dalam konferensi pers, Selasa (1/10).
Disebutkan pula bahwa panitia membeli bahan makanan dari pemasok yang tidak diverifikasi, dan tidak melakukan pengecekan kualitas bahan baku secara menyeluruh. Selain itu, tidak ada keterlibatan tenaga masak bersertifikat atau berpengalaman dalam pengolahan konsumsi peserta.
Panitia SPPG Akui Kekurangan, Sampaikan Permohonan Maaf
Pihak panitia SPPG telah mengakui kekeliruan dalam manajemen konsumsi selama kegiatan berlangsung. Dalam pernyataan resminya, mereka menyampaikan permintaan maaf kepada seluruh peserta, orang tua, dan pihak sekolah yang terdampak.
“Kami menyadari adanya kelalaian dalam proses penyediaan makanan. Kami bertanggung jawab penuh dan berkomitmen untuk menanggung seluruh biaya pengobatan peserta yang terdampak,” ujar Ketua Panitia MBG.
Mereka juga menyatakan akan melakukan evaluasi menyeluruh terhadap pelaksanaan kegiatan dan berjanji tidak akan mengulangi kesalahan yang sama.
Pemerintah Daerah Ambil Langkah Tegas
Menanggapi kejadian tersebut, Pemerintah Kota Bekasi menyatakan keprihatinannya dan menginstruksikan seluruh penyelenggara kegiatan kemasyarakatan agar melibatkan instansi terkait dalam perencanaan konsumsi, terutama dalam kegiatan yang melibatkan banyak peserta.
“Kami akan mengeluarkan edaran resmi yang mewajibkan koordinasi antara panitia kegiatan dan Dinas Kesehatan sebelum pelaksanaan acara. Keamanan pangan adalah tanggung jawab bersama,” ujar Wali Kota Bekasi.
Langkah ini diambil untuk mencegah terulangnya kasus serupa di masa mendatang dan menjamin keselamatan peserta, khususnya kalangan pelajar dan remaja.
Kondisi Korban Telah Stabil, Tidak Ada Korban Jiwa
Dinas Kesehatan melaporkan bahwa sebanyak 42 peserta mengalami gejala keracunan, dengan sebagian besar telah mendapat penanganan di puskesmas dan rumah sakit terdekat. Seluruh pasien saat ini dinyatakan dalam kondisi stabil, dan tidak ditemukan kasus dengan kondisi berat ataupun fatal.
Imbauan kepada Penyelenggara Kegiatan
Sebagai langkah preventif, Dinas Kesehatan Kota Bekasi mengimbau seluruh penyelenggara kegiatan seperti MBG, LDK, dan kemah pelajar untuk:
- Menggunakan jasa katering bersertifikasi atau tenaga masak profesional.
- Menyimpan makanan pada suhu dan waktu yang sesuai standar.
- Memastikan bahan makanan dalam kondisi segar dan layak konsumsi.
- Melibatkan Dinas Kesehatan dalam pengawasan konsumsi massal.
Penutup
Kasus ini menjadi pelajaran penting bagi seluruh penyelenggara kegiatan pendidikan dan kemasyarakatan, bahwa aspek keamanan pangan tidak boleh diabaikan. Masyarakat pun diimbau untuk lebih cermat dan tegas dalam mengawasi konsumsi makanan, terutama dalam kegiatan yang melibatkan remaja dan pelajar.
Pemerintah Kota Bekasi menyatakan komitmennya untuk terus memperketat pengawasan dan mendampingi penyelenggaraan kegiatan masyarakat demi memastikan kenyamanan dan keselamatan seluruh warganya.