
Jakarta, Mata4.com — Keracunan makanan adalah salah satu masalah kesehatan yang kerap terjadi di masyarakat dan dapat menyerang siapa saja tanpa memandang usia. Kondisi ini muncul akibat mengonsumsi makanan atau minuman yang telah terkontaminasi oleh berbagai mikroorganisme seperti bakteri, virus, parasit, atau zat kimia berbahaya. Tidak hanya menyebabkan ketidaknyamanan, keracunan makanan juga dapat mengganggu aktivitas sehari-hari hingga mengancam keselamatan jiwa jika tidak ditangani dengan tepat.
Gejala Keracunan Makanan yang Perlu Diwaspadai
Pakar kesehatan menyebutkan, gejala utama keracunan makanan biasanya muncul dalam hitungan jam setelah mengonsumsi makanan yang terkontaminasi. Gejala tersebut meliputi:
- Mual dan muntah yang intens
- Diare yang dapat menyebabkan dehidrasi
- Nyeri dan kram perut
- Demam ringan hingga tinggi
- Rasa lemas dan pusing
“Gejala keracunan makanan sangat bervariasi tergantung pada jenis kontaminan dan kondisi kesehatan individu,” jelas dr. Rina Wulandari, ahli gizi dari Universitas Indonesia. Ia menambahkan bahwa dehidrasi akibat muntah dan diare merupakan risiko utama yang perlu segera ditangani.
Pentingnya Hidrasi dalam Penanganan Keracunan Makanan
Menjaga tubuh tetap terhidrasi merupakan langkah utama dalam penanganan keracunan makanan. Muntah dan diare menyebabkan hilangnya cairan dan elektrolit penting seperti natrium, kalium, dan klorida. Jika tidak segera diganti, kondisi ini dapat berakibat fatal.
“Minum air putih secara rutin sangat dianjurkan. Namun, air putih saja belum cukup untuk menggantikan elektrolit yang hilang,” ujar dr. Rina. Ia merekomendasikan penggunaan cairan rehidrasi oral seperti oralit yang mengandung elektrolit penting dan gula dalam takaran tepat untuk membantu tubuh menyerap cairan secara optimal.
Makanan yang Direkomendasikan untuk Mempercepat Pemulihan
Selain hidrasi, konsumsi makanan yang tepat sangat berperan dalam membantu tubuh pulih dari keracunan makanan. Ahli gizi merekomendasikan makanan dengan karakteristik sebagai berikut:
- Mudah dicerna: Mengurangi beban kerja lambung dan usus
- Rendah serat: Menghindari iritasi pada saluran pencernaan
- Kaya elektrolit dan nutrisi penting: Membantu menggantikan zat yang hilang
Beberapa contoh makanan yang dianjurkan adalah:
- Nasi putih dan roti tawar: Kedua makanan ini mudah dicerna dan memiliki tekstur lembut sehingga cocok untuk saluran pencernaan yang sedang sensitif.
- Pisang: Buah ini kaya akan kalium yang membantu mengembalikan keseimbangan elektrolit tubuh.
- Yogurt: Mengandung probiotik yang berguna mengembalikan flora usus yang sehat, sehingga mempercepat proses penyembuhan.
Peran Probiotik dan Minuman Herbal
Dr. Rina juga menekankan pentingnya peran probiotik dalam yogurt untuk membantu mengatasi gangguan pencernaan akibat keracunan. Probiotik membantu menjaga dan memperbaiki keseimbangan mikroorganisme baik dalam saluran pencernaan.
Selain itu, minuman herbal seperti teh jahe hangat juga sangat bermanfaat untuk meredakan mual dan memperbaiki kondisi lambung. “Jahe memiliki sifat antiinflamasi dan antimikroba yang membantu meredakan inflamasi serta menenangkan perut,” katanya.
Makanan dan Minuman yang Harus Dihindari
Tidak kalah penting, penderita keracunan makanan disarankan untuk menghindari beberapa jenis makanan dan minuman agar tidak memperparah kondisi, antara lain:
- Makanan berlemak dan berminyak
- Makanan pedas dan asam
- Minuman berkafein dan beralkohol
- Makanan atau minuman yang sulit dicerna seperti makanan tinggi serat kasar
Kapan Harus Mendapatkan Penanganan Medis?
Meskipun banyak kasus keracunan makanan dapat diatasi dengan perawatan di rumah, beberapa kondisi mengharuskan penderita segera mendapatkan bantuan medis, terutama bila:
- Gejala berlangsung lebih dari dua hari
- Muntah atau diare tidak kunjung berhenti
- Terdapat darah dalam muntah atau tinja
- Demam tinggi disertai menggigil
- Tanda-tanda dehidrasi seperti mulut kering, pusing, dan penurunan kesadaran
“Jangan tunda konsultasi ke tenaga medis apabila gejala semakin parah atau muncul komplikasi,” pesan dr. Rina.
Pencegahan Keracunan Makanan
Menurut data Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, penyebab utama keracunan makanan seringkali berasal dari kurangnya kebersihan dalam pengolahan makanan dan penyimpanan yang tidak tepat. Untuk itu, masyarakat diimbau agar selalu memperhatikan hal-hal berikut:
- Mencuci tangan sebelum dan sesudah menyiapkan makanan
- Memastikan bahan makanan segar dan bersih
- Memasak makanan hingga matang sempurna dengan suhu yang tepat
- Menyimpan makanan dalam wadah tertutup dan suhu yang sesuai
- Menghindari makanan yang sudah disimpan terlalu lama
“Pencegahan adalah kunci utama dalam mengurangi risiko keracunan makanan,” tegas dr. Rina.
Kesimpulan
Keracunan makanan adalah masalah kesehatan yang dapat dialami siapa saja dan menimbulkan gejala yang mengganggu serta berpotensi berbahaya jika tidak segera ditangani. Untuk mempercepat pemulihan, menjaga hidrasi dan memilih makanan serta minuman yang tepat sangat penting. Air putih, cairan rehidrasi oral, pisang, nasi putih, roti tawar, yogurt, dan teh jahe merupakan beberapa pilihan yang dianjurkan para ahli. Namun, apabila gejala tidak membaik atau bertambah parah, segera konsultasikan dengan tenaga medis untuk mendapatkan penanganan yang tepat.