
New York, Mata4.com – Di tengah momentum Sidang Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), mantan Duta Besar Palestina untuk Afrika Selatan dan Prancis, Salman El Herfi, menyerukan aksi nyata dunia internasional. Ia mendesak negara-negara yang baru mengakui Palestina untuk segera menjatuhkan sanksi terhadap Israel menyusul eskalasi kekerasan dan krisis kemanusiaan di Jalur Gaza.
Dalam wawancara dengan kantor berita RIA Novosti pada Kamis (25/9/2025), El Herfi menegaskan bahwa situasi di wilayah pendudukan telah mencapai titik kritis.
“Kami sekarang adalah sebuah negara yang diduduki negara lain. Dewan Keamanan PBB harus mengambil langkah terhadap pihak pendudukan. Negara-negara yang mengakui Palestina harus menjatuhkan sanksi kepada Israel, yang melakukan genosida terhadap rakyat Palestina – sebuah kejahatan terhadap kemanusiaan dan pelanggaran hukum internasional,” tegas El Herfi.

Seruan ini muncul bersamaan dengan berlangsungnya pertemuan penting di sela-sela Sidang PBB di New York, yang digagas oleh Prancis dan Arab Saudi pada Senin (22/9/2025). Pertemuan ini menyoroti urgensi komitmen baru terhadap solusi dua negara, di tengah meningkatnya ketegangan dan krisis kemanusiaan yang akut di Gaza.
El Herfi menekankan bahwa dunia internasional tidak bisa lagi bersikap pasif terhadap kondisi yang terus memburuk. Ia menyerukan agar negara-negara yang mengakui kedaulatan Palestina secara resmi ikut mengambil tindakan konkret, termasuk melalui tekanan diplomatik dan sanksi ekonomi terhadap Israel, demi menghentikan kekerasan yang mengancam ribuan nyawa warga sipil.
Pernyataan ini juga menegaskan pentingnya peran Dewan Keamanan PBB dalam menegakkan hukum internasional dan memastikan bahwa pelanggaran hak asasi manusia di wilayah pendudukan tidak dibiarkan tanpa konsekuensi.
Dengan meningkatnya dukungan internasional terhadap pengakuan Palestina, El Herfi berharap langkah-langkah nyata seperti sanksi dan pengawasan ketat dapat mendorong penyelesaian konflik melalui mekanisme damai, termasuk dialog diplomatik dan solusi dua negara.
Sidang PBB tahun ini menjadi momen penting bagi komunitas internasional untuk meninjau kembali komitmen terhadap perlindungan hak asasi manusia dan keadilan internasional, terutama di tengah situasi yang sangat memprihatinkan di Jalur Gaza.