Jakarta Pusat, Mata4.com – Suasana berbeda tampak dalam aksi unjuk rasa para pengemudi ojek online (ojol) yang berlangsung di kawasan Kwitang, Jakarta Pusat, pada Kamis (28/8). Tidak seperti demonstrasi pada umumnya yang kerap diwarnai ketegangan antara massa dan aparat, aksi kali ini berlangsung damai dan penuh rasa saling menghormati. Yang menarik, pengamanan tidak hanya dilakukan oleh aparat kepolisian, tetapi juga melibatkan prajurit Marinir TNI Angkatan Laut.
Sejumlah personel Marinir diturunkan untuk membantu menjaga keamanan selama aksi yang digelar ribuan pengemudi ojol dari berbagai wilayah Jabodetabek. Namun, bukan semata-mata hadir sebagai pasukan pengaman, para Marinir ini justru menunjukkan pendekatan humanis yang jarang terlihat dalam konteks pengamanan aksi massa.
Dialog Humanis, Pendekatan Persuasif
Komandan Satuan Tugas Pengamanan dari Korps Marinir, Letkol Mar Agus Prabowo, menyampaikan bahwa kehadiran prajuritnya di lokasi bukan untuk memancing rasa takut, melainkan justru untuk menciptakan rasa aman dan tenteram, baik bagi pendemo maupun masyarakat umum.
“Kami mengedepankan pendekatan persuasif. Ini bukan sekadar pengamanan, tapi bagian dari pengabdian kami kepada rakyat. TNI berasal dari rakyat, bekerja untuk rakyat. Maka ketika rakyat menyampaikan aspirasi, kami wajib hadir dan mendampingi mereka secara humanis,” ujar Letkol Agus di sela-sela kegiatan.
Letkol Agus juga menjelaskan bahwa para prajurit Marinir sebelumnya telah diberikan arahan khusus untuk menjaga komunikasi yang baik dengan massa, menghindari provokasi, serta menjadi penengah bila terjadi miskomunikasi antara peserta aksi dan pihak lain.
Bagi-Bagi Air Minum, Suasana Aksi Mendingin
Di tengah cuaca Jakarta yang cukup terik, beberapa personel Marinir terlihat membagikan air minum kemasan kepada para pengemudi ojol yang sedang berorasi. Tindakan kecil ini justru berdampak besar terhadap suasana di lapangan. Banyak peserta aksi merasa dihargai dan diperlakukan sebagai sesama warga negara yang setara, bukan sekadar objek pengamanan.
“Kami nggak nyangka. Biasanya kalau demo tuh dijaga ketat, kadang terasa seperti diintimidasi. Tapi ini beda. Kita malah dikasih minum, diajak ngobrol, ditanya kebutuhan kita apa,” ujar Rendi (32), salah satu pengemudi ojol asal Depok. “Saya jadi merasa, kita benar-benar diperhatikan,” tambahnya.
Beberapa peserta lainnya bahkan sempat berfoto bersama prajurit Marinir sebagai bentuk apresiasi atas pendekatan yang tidak biasa tersebut. Foto-foto tersebut pun ramai beredar di media sosial dengan banyak warganet memuji profesionalisme TNI AL.

www.service-ac.id
Aspirasi Tersampaikan, Aksi Berjalan Tertib
Aksi unjuk rasa yang berlangsung sejak pukul 10.00 WIB itu membawa sejumlah tuntutan, antara lain revisi tarif dasar per kilometer, transparansi sistem pemotongan insentif oleh aplikasi, serta perlindungan terhadap mitra pengemudi dari pemutusan kemitraan sepihak.
Perwakilan pengemudi akhirnya diterima oleh pihak Dinas Perhubungan DKI Jakarta dan Kementerian Perhubungan. Dalam pertemuan tersebut, para perwakilan menyampaikan harapan agar pemerintah turut hadir dalam menyelesaikan polemik antara aplikator dan pengemudi.
Setelah aspirasi disampaikan, massa secara perlahan mulai membubarkan diri sekitar pukul 16.00 WIB. Tidak ada kericuhan yang terjadi, dan lalu lintas yang sempat tersendat di sekitar Jalan Kramat Raya dan Salemba pun kembali normal menjelang sore hari.
Model Pengamanan Baru yang Menuai Apresiasi
Aksi ini mendapat perhatian dari banyak kalangan, termasuk pengamat keamanan dan masyarakat sipil, karena menunjukkan bagaimana sinergi antara aparat dan masyarakat bisa menciptakan suasana yang kondusif. Pendekatan humanis yang dilakukan Marinir dinilai sebagai contoh yang patut ditiru dalam pengelolaan aksi massa di masa depan.
“Kita sering melihat konflik dan ketegangan di jalan saat demo. Tapi hari ini kita belajar, bahwa keamanan tidak selalu harus tampil keras. Pendekatan yang mengedepankan empati ternyata jauh lebih efektif,” ujar Anindya Wibowo, pengamat sosial dari Universitas Indonesia.
Marinir pun menegaskan bahwa mereka akan terus bersinergi dengan aparat lainnya untuk menciptakan stabilitas keamanan yang tidak hanya berorientasi pada kekuatan, tetapi juga pada kedekatan dengan masyarakat.
Penutup
Keterlibatan Marinir dalam pengamanan aksi demo ojol di Kwitang menjadi momen yang menggambarkan transformasi pendekatan keamanan di Indonesia. Bukan hanya sekadar menjaga ketertiban, namun juga menjadi mitra masyarakat dalam menyampaikan aspirasi. Dengan dialog, empati, dan secangkir air minum, aksi yang berpotensi panas bisa berubah menjadi ruang diskusi yang damai.
