
London, Mata4.com — Kota London kembali berduka. Sebuah masjid di kawasan Tower Hamlets, yang selama ini dikenal sebagai salah satu pusat komunitas Muslim terbesar di ibu kota Inggris, menjadi korban pembakaran yang diduga disengaja pada Minggu dini hari (6/10). Insiden ini memicu gelombang keprihatinan dan kecaman dari berbagai kalangan, mulai dari aparat kepolisian hingga tokoh masyarakat dan pemerintah daerah.
Kronologi Kejadian
Menurut laporan resmi Kepolisian Metropolitan London, api mulai terlihat sekitar pukul 02.30 dini hari. Petugas pemadam kebakaran tiba di lokasi dalam hitungan menit setelah menerima laporan, dan berhasil memadamkan api sebelum meluas ke bagian lain bangunan. Beruntung, masjid dalam keadaan kosong sehingga tidak ada korban jiwa atau luka yang terjadi.
Namun, bagian fasad depan masjid yang merupakan pintu masuk utama mengalami kerusakan cukup parah akibat api dan asap. Kerugian material diperkirakan mencapai puluhan ribu pound sterling. Selain kerusakan fisik, insiden ini menimbulkan trauma psikologis bagi komunitas Muslim yang menjadikan masjid tersebut sebagai tempat beribadah, berkumpul, dan menjalankan berbagai aktivitas sosial.
Penyelidikan: Dugaan Kejahatan Kebencian
Komisioner Kepolisian Metropolitan London, Sarah Bennett, dalam konferensi pers yang diadakan beberapa jam setelah kejadian, menegaskan bahwa polisi tengah menyelidiki insiden tersebut sebagai kejahatan kebencian. “Kami mengutuk keras serangan ini. Tempat ibadah seharusnya menjadi ruang yang aman dan bebas dari segala bentuk kekerasan. Tindakan pembakaran ini jelas tidak hanya merusak properti, tetapi juga merupakan serangan terhadap nilai-nilai kerukunan dan toleransi yang kami junjung tinggi di London,” ujar Bennett.
Ia menambahkan bahwa kepolisian sudah mengumpulkan sejumlah bukti dan saksi mata, serta memantau rekaman CCTV di sekitar lokasi kejadian. “Kami mengajak masyarakat yang mengetahui informasi apapun terkait insiden ini untuk segera melapor. Setiap informasi sangat membantu dalam proses penegakan hukum,” tambahnya.
Reaksi Komunitas Muslim dan Tokoh Agama
Masjid Tower Hamlets selama ini dikenal sebagai pusat keagamaan dan sosial yang aktif. Selain menjadi tempat ibadah, masjid ini rutin menyelenggarakan berbagai program sosial, pelatihan keterampilan, dan kegiatan anak-anak serta remaja Muslim. Karena itu, serangan ini terasa sangat pribadi bagi komunitas.
Ahmad Yusuf, pengurus masjid, menyampaikan kesedihan yang mendalam sekaligus keyakinan bahwa kebencian tidak akan memecah belah komunitas mereka. “Kami sangat terpukul atas kejadian ini. Namun, kami percaya bahwa kekuatan cinta dan solidaritas akan selalu lebih besar daripada kebencian. Kami mengajak semua warga London, dari berbagai latar belakang, untuk bersatu menolak segala bentuk intoleransi,” ujarnya.
Imam Masjid Tower Hamlets, Ustaz Khalid Rahman, menambahkan bahwa masjid akan terus berfungsi sebagai pusat damai dan tempat untuk membangun dialog antaragama. “Kami yakin dialog dan kerja sama adalah jalan terbaik untuk meredakan ketegangan dan memperkuat persatuan,” katanya.
Solidaritas Warga dan Organisasi Lintas Agama
Tidak hanya komunitas Muslim yang bersuara. Warga sekitar dan tokoh lintas agama dengan cepat menyatakan dukungan. Mary Clarke, warga lokal yang tinggal tak jauh dari masjid, mengaku terkejut dan sedih atas serangan itu. “London adalah rumah bagi orang dari banyak latar belakang. Kita harus berdiri bersama untuk melawan kebencian yang berusaha memecah belah kita,” ujarnya.
Pastor James Wood dari Gereja St. Mary’s di Tower Hamlets mengecam tindakan pembakaran tersebut dan menyerukan persatuan antaragama. “Ini adalah momen penting bagi kita semua untuk memperkuat tali persaudaraan. Kebencian tidak memiliki tempat di komunitas kita,” kata Pastor Wood.
Beberapa organisasi masyarakat sipil dan kelompok lintas agama segera mengumumkan rencana menggelar acara doa bersama, seminar toleransi, dan kegiatan edukasi guna meredam ketegangan dan menguatkan solidaritas.
Respon Pemerintah dan Langkah Kebijakan
Walikota London, Rishi Patel, mengeluarkan pernyataan resmi yang tegas mengecam insiden pembakaran masjid ini. “London adalah kota yang sangat beragam dan inklusif. Kami tidak akan mentolerir tindakan kekerasan yang menyerang komunitas kami yang berkontribusi besar pada kekayaan budaya dan sosial kota ini. Pemerintah kota akan bekerja sama dengan kepolisian dan organisasi masyarakat untuk memastikan keamanan dan ketentraman semua warga,” ujar Patel.
Selain itu, pemerintah daerah berencana memperkuat program-program edukasi di sekolah dan komunitas tentang pentingnya toleransi, keberagaman, dan penghormatan antaragama. Langkah ini diharapkan dapat mengurangi potensi konflik dan memupuk nilai-nilai perdamaian sejak usia dini.
Meningkatnya Kasus Kejahatan Kebencian di Inggris: Sebuah Gambaran
Insiden pembakaran Masjid Tower Hamlets menjadi salah satu dari sekian banyak kasus kejahatan kebencian berbasis agama yang mengalami peningkatan di Inggris. Berdasarkan data Crime Statistics UK tahun 2024, terdapat kenaikan sekitar 15% kasus kejahatan kebencian terhadap komunitas Muslim dibandingkan tahun sebelumnya.
Para ahli sosial mengaitkan peningkatan ini dengan beberapa faktor, termasuk meningkatnya polarisasi politik, penyebaran informasi salah (hoaks) di media sosial, serta ketegangan global yang sering kali berdampak pada hubungan antar komunitas di tingkat lokal.
Dr. Fiona Edwards, sosiolog dari University of London, mengingatkan bahwa upaya penguatan komunitas dan pendidikan adalah kunci utama dalam mencegah intoleransi. “Media dan institusi pendidikan harus mengambil peran aktif dalam membangun narasi positif tentang keberagaman dan menolak segala bentuk diskriminasi yang dapat memecah belah masyarakat,” ujarnya.
Dampak Psikologis dan Sosial bagi Komunitas Muslim
Selain kerusakan fisik, insiden ini juga berdampak besar secara psikologis bagi komunitas Muslim di Tower Hamlets. Banyak warga melaporkan merasa cemas dan takut, terutama menjelang waktu ibadah dan aktivitas komunitas.
Seorang warga bernama Aisha Rahman mengungkapkan, “Kami merasa terancam, tapi kami berusaha tetap kuat dan tidak membiarkan rasa takut menguasai kami. Solidaritas dari tetangga dan teman-teman lintas agama memberikan kami kekuatan besar.”
Para psikolog komunitas pun mengingatkan pentingnya dukungan sosial dan terapi kelompok untuk membantu proses pemulihan trauma kolektif akibat serangan kebencian seperti ini.
Harapan dan Upaya Bersama Membangun Masa Depan Damai
Berbagai elemen masyarakat di London kini berupaya merespons insiden ini dengan membangun dialog yang konstruktif. Acara doa bersama, forum diskusi antaragama, dan kampanye anti-kebencian mulai digelar di berbagai titik di kota ini.
Salah satu aktivis sosial, Lina Hartono, mengatakan, “Serangan ini adalah pengingat keras bahwa pekerjaan membangun toleransi belum selesai. Kita harus terus bekerja sama, membangun kesadaran dan rasa hormat antar sesama, agar kekerasan berbasis kebencian tidak memiliki tempat di komunitas kita.”
Polisi sendiri terus memacu penyelidikan dan berjanji akan mengungkap tuntas pelaku pembakaran tersebut. “Kami mengajak masyarakat untuk tetap waspada dan aktif melaporkan setiap kejadian yang mencurigakan. Keamanan dan perdamaian adalah tanggung jawab bersama,” ujar Komisioner Bennett.
Kesimpulan
Pembakaran Masjid Tower Hamlets menjadi peristiwa memilukan yang mengingatkan kita semua akan pentingnya menjaga dan merawat nilai-nilai toleransi, keberagaman, dan perdamaian di tengah masyarakat yang multikultural. Walau luka akibat kebencian ini dalam, reaksi cepat dan solid dari berbagai pihak menunjukkan harapan kuat bahwa kebencian tidak akan mampu memecah belah masyarakat London.
Melalui kolaborasi antara aparat hukum, pemerintah, komunitas agama, organisasi sosial, dan warga, diharapkan insiden serupa dapat dicegah di masa depan. Kota London, sebagai simbol keberagaman dan inklusivitas, berkomitmen menjaga keamanan dan keharmonisan demi kehidupan yang damai dan bermartabat bagi seluruh warganya.