Bekasi, Mata4.com — Program Operasi Pasar Murah (OPM) yang digelar Pemerintah Kota Bekasi melalui Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disdagperin) berhasil mencatat omzet hingga puluhan juta rupiah sepanjang pelaksanaannya di tahun 2025.
Kepala Disdagperin Kota Bekasi, Ika Indah Yarti, menjelaskan bahwa OPM telah dilaksanakan sejak Maret hingga Agustus 2025, dan dibagi menjadi empat tahap. Kegiatan ini dilaksanakan secara bergilir di tiap kecamatan, dengan durasi satu hari per lokasi.
“Target utama OPM adalah meningkatkan daya beli masyarakat, sekaligus membantu pedagang agar tetap berputar usahanya dengan harga yang terjangkau,” ujar Ika, Senin (3/11/2025).
Dalam kegiatan ini, harga kebutuhan pokok dijual lebih murah dibanding harga pasar. “Selisih harganya lumayan, bisa mencapai 17 persen. Misalnya minyak goreng hanya Rp15 ribu per liter, padahal di pasar biasa bisa sampai Rp17 ribu,” jelasnya.

Barang yang dijual dalam OPM meliputi beras, minyak goreng, tepung terigu, daging sapi, daging ayam, telur, serta berbagai produk UMKM lokal. Para pedagang yang terlibat berasal dari Bulog, distributor besar, retail, dan sekitar 20 pelaku UMKM binaan dari masing-masing kecamatan.
Menurut data Disdagperin, nilai transaksi OPM di setiap kecamatan mencapai antara Rp18 juta hingga Rp42 juta per hari. Program ini tidak hanya menjaga ketersediaan bahan pokok dan barang penting, tetapi juga menjadi ajang promosi bagi UMKM setempat.
“Ke depan kami berharap pihak kecamatan lebih gencar melakukan sosialisasi agar masyarakat semakin banyak yang memanfaatkan kegiatan ini,” tambah Ika.
Menjelang akhir tahun, Disdagperin kembali akan menggelar OPM pada 10–25 November 2025 di 12 kecamatan. Langkah ini dilakukan sebagai bentuk stabilisasi harga, menyusul mulai naiknya harga bahan pokok akibat dinamika pasar.
“Dengan adanya program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP), pemerintah berupaya memastikan masyarakat tetap bisa memperoleh bahan pokok dengan harga terjangkau,” tutup Ika.
