Jakarta, Mata4.com — Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) menggelar rapat ulama untuk membahas berbagai isu internal organisasi, termasuk posisi Ketua Umum PBNU, Gus Yahya Cholil Staquf. Rapat yang berlangsung hari ini dihadiri oleh ulama senior, tokoh masyarakat, dan pengurus PBNU dari berbagai daerah di Indonesia.
Rapat ulama ini bertujuan mengevaluasi kepemimpinan, program kerja, serta stabilitas internal PBNU. Hasil diskusi menunjukkan kesepakatan bahwa Gus Yahya tetap menjabat sebagai Ketua Umum. Para ulama menekankan pentingnya kesinambungan kepemimpinan untuk menjaga konsistensi visi, misi, dan program organisasi. Keputusan ini diambil secara musyawarah, selaras dengan prinsip NU yang menjunjung nilai-nilai mufakat dan kebersamaan.
Dalam kesempatan tersebut, Gus Yahya menyampaikan apresiasi atas dukungan para ulama dan pengurus. Ia menegaskan komitmennya untuk terus memimpin PBNU dengan prinsip musyawarah, keadilan, dan keterbukaan, serta fokus pada pengembangan pendidikan, sosial, dan dakwah di lingkungan Nahdlatul Ulama. “Kami akan terus bekerja untuk memastikan NU tetap menjadi organisasi yang membawa manfaat bagi umat dan masyarakat luas,” ujarnya.
Rapat ini juga membahas program-program strategis PBNU, termasuk penguatan pendidikan pesantren, pengembangan ekonomi umat, pemberdayaan masyarakat, serta peningkatan koordinasi antara pengurus pusat dan daerah. Para ulama sepakat bahwa kepemimpinan yang stabil dan berkesinambungan menjadi kunci agar program-program tersebut dapat berjalan efektif dan berdampak positif bagi anggota NU serta masyarakat secara umum.
Latar belakang dinamika PBNU dalam beberapa tahun terakhir menjadi salah satu topik yang dibahas. Para peserta rapat menilai bahwa kepemimpinan Gus Yahya penting untuk menjaga stabilitas organisasi di tengah perubahan sosial dan tantangan global. Hal ini juga menjadi upaya PBNU untuk memastikan seluruh pengurus dan anggota memiliki arah yang jelas dalam menjalankan visi misi organisasi, serta menjaga hubungan harmonis antara pengurus pusat dan cabang di seluruh Indonesia.
Keputusan untuk tetap mempertahankan Gus Yahya sebagai Ketua Umum diharapkan memberikan kepastian bagi seluruh anggota NU dan masyarakat luas terkait arah organisasi ke depan. PBNU menegaskan komitmennya untuk terus menjadi organisasi yang membawa manfaat nyata bagi umat, serta menjaga prinsip transparansi, akurasi, dan tanggung jawab dalam komunikasi publik.
Rapat ulama kali ini menjadi bukti bahwa PBNU terus menjalankan prinsip musyawarah dan mufakat dalam setiap pengambilan keputusan, serta menempatkan kepentingan organisasi di atas kepentingan individu. Dengan kepemimpinan yang jelas dan dukungan dari para ulama, PBNU diharapkan mampu menghadapi berbagai tantangan sosial, keagamaan, dan kemasyarakatan secara efektif, sambil terus memperkuat perannya sebagai organisasi Islam terbesar di Indonesia.

