Depok – Pemerintah Kota Depok secara resmi mengumumkan rencana pembangunan flyover (jalan layang) Margonda yang dijadwalkan mulai dikerjakan pada tahun 2026. Proyek infrastruktur strategis ini diharapkan mampu menjadi solusi jangka panjang untuk mengurai kemacetan kronis yang selama ini menjadi masalah utama di kawasan pusat Kota Depok, terutama di sepanjang Jalan Margonda Raya yang menjadi nadi utama mobilitas warga.
Wali Kota Depok, Mohammad Idris, menyampaikan bahwa proyek ini akan didanai dengan anggaran sebesar Rp 250 miliar yang bersumber dari anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD) serta kemungkinan bantuan dari Pemerintah Provinsi Jawa Barat maupun pusat.
“Pembangunan flyover Margonda akan dimulai pada 2026, saat ini kita dalam tahap finalisasi studi kelayakan dan perencanaan detail. Proyek ini ditujukan untuk menjawab keluhan masyarakat terhadap kemacetan yang kian parah, terutama pada jam-jam sibuk,” ujar Idris dalam konferensi pers di Balai Kota Depok, Jumat (19/7/2025).
Solusi Jangka Panjang untuk Mobilitas Warga
Jalan Margonda Raya selama ini menjadi jalur vital yang menghubungkan Depok dengan Jakarta Selatan, serta menjadi akses utama menuju Stasiun Depok Baru, Terminal Depok, dan pusat-pusat perbelanjaan serta perkantoran. Lonjakan jumlah kendaraan pribadi dan pertumbuhan kawasan pemukiman menjadikan arus lalu lintas semakin padat.
Flyover yang dirancang memiliki panjang sekitar 1,2 kilometer ini akan membentang dari simpang Ramanda hingga ke area ITC Depok. Proyek tersebut juga akan mempertimbangkan integrasi dengan sistem transportasi publik seperti KRL dan bus kota.
Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) Kota Depok, Citra Indah Permata, menuturkan bahwa proses pembebasan lahan akan menjadi salah satu tantangan utama. Oleh karena itu, Pemkot akan mengedepankan pendekatan dialogis dengan warga terdampak.
“Kami ingin memastikan bahwa pembangunan ini tidak mengorbankan hak warga. Pendekatan partisipatif dan transparan akan menjadi prinsip utama,” jelasnya.
Analisis Transportasi: Margonda Butuh Penataan Terpadu
Pengamat transportasi dari Universitas Indonesia, Dr. Heru Suryono, menilai rencana pembangunan flyover Margonda merupakan langkah progresif, namun harus dibarengi dengan penataan transportasi publik dan pejalan kaki.
“Flyover bisa membantu mengurangi titik kemacetan tertentu, tetapi tidak akan efektif jika tidak disertai pembatasan kendaraan pribadi dan peningkatan akses transportasi publik,” ujarnya saat dihubungi secara terpisah.
Heru juga mengingatkan bahwa proyek serupa di kota lain menunjukkan hasil optimal hanya ketika dilaksanakan sebagai bagian dari kebijakan mobilitas terpadu.
Target: Selesai Sebelum 2028
Pemkot menargetkan pembangunan flyover Margonda dapat rampung sebelum 2028, dengan masa konstruksi diperkirakan selama 18–24 bulan. Saat ini, kajian teknis tengah difokuskan pada evaluasi geoteknik dan dampak lingkungan agar pelaksanaan berjalan lancar dan minim gangguan.
Selain itu, Pemkot Depok juga tengah menjajaki skema kemitraan dengan pihak swasta guna mendukung pendanaan tambahan, khususnya untuk infrastruktur pendukung seperti sistem drainase, penerangan, dan jalur sepeda.
Harapan Warga dan Masa Depan Kota
Bagi warga Depok, rencana pembangunan ini membawa harapan besar akan perbaikan kualitas hidup. Sejumlah warga yang ditemui di sekitar kawasan Margonda menyambut baik proyek ini, meskipun juga menaruh harapan agar proyek tidak menjadi sumber kemacetan baru selama pembangunan berlangsung.
“Kalau bisa cepat selesai dan transparan, saya dukung. Macet di sini sudah parah banget, tiap hari bisa habis 1 jam hanya dari lampu merah ke stasiun,” ujar Dwi, seorang pekerja kantoran yang tinggal di Pancoran Mas.
Dengan perencanaan matang dan pelibatan publik, proyek flyover Margonda diharapkan tidak hanya menjadi jawaban atas kemacetan, tapi juga simbol transformasi Kota Depok menuju kota modern yang ramah mobilitas.
