Jakarta, Mata4.com — Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta memberikan perhatian serius terhadap insiden ledakan di SMA Negeri 72 Jakarta yang mengakibatkan sejumlah siswa luka-luka pada Jumat (7/11/2025). Ledakan yang diduga berasal dari bom rakitan itu mengguncang lingkungan sekolah dan menimbulkan kekhawatiran publik terhadap keamanan di satuan pendidikan.
Sebagai tindak lanjut, Dinas Pendidikan (Disdik) DKI Jakarta menegaskan komitmennya untuk menciptakan iklim pendidikan yang aman, nyaman, dan berorientasi pada kesejahteraan peserta didik.
Fokus pada Rasa Aman dan Kesehatan Mental
Kepala Dinas Pendidikan DKI Jakarta, Nahdiana, mengatakan pihaknya telah menginstruksikan seluruh sekolah untuk memperketat pengawasan serta menumbuhkan rasa aman bagi para peserta didik agar mereka tidak ragu melaporkan hal-hal mencurigakan di lingkungan sekolah.
“Sekolah selalu berupaya memberikan ruang dan menumbuhkan rasa aman serta nyaman kepada peserta didik untuk dapat melaporkan hal-hal yang berpotensi mengganggu keamanan dan ketertiban,” ujar Nahdiana di Jakarta, Sabtu (8/11/2025).
Ia menambahkan, Disdik DKI juga menempatkan kesehatan mental siswa sebagai prioritas utama, mengingat tekanan dan rasa takut akibat insiden kekerasan di sekolah dapat berdampak jangka panjang.
“Ini adalah upaya kami menjadikan kesehatan mental peserta didik sebagai prioritas dan fokus utama untuk meningkatkan kualitas hidup peserta didik. Kami berupaya mengharmonisasi semua elemen — sekolah, rumah, dan masyarakat — agar bersinergi memberikan pendidikan berfokus pada anak-anak,” imbuhnya.
Surat Edaran Peningkatan Kewaspadaan
Sebagai langkah konkret, Dinas Pendidikan DKI telah menerbitkan Surat Edaran Nomor 38/SE/2025 tentang Peningkatan Kewaspadaan Terhadap Keamanan di Satuan Pendidikan Provinsi DKI Jakarta.

Surat tersebut menekankan pentingnya menciptakan suasana belajar yang aman, tertib, kondusif, dan efektif, serta mendorong seluruh pihak sekolah untuk aktif melakukan deteksi dini terhadap potensi gangguan keamanan.
“Pertama, kami akan melakukan deteksi dini terhadap potensi gangguan keamanan dan ketertiban,” ujar Nahdiana.
Selain itu, surat edaran juga mengatur tentang edukasi karakter dan toleransi di lingkungan sekolah. Disdik DKI mengimbau agar seluruh warga sekolah menumbuhkan sikap saling menghormati tanpa membedakan suku, agama, ras, maupun status sosial.
“Kami juga mengimbau agar warga sekolah tidak mudah terprovokasi oleh hal-hal yang dapat membahayakan keamanan,” tambahnya.
Kolaborasi Sekolah, Orang Tua, dan Masyarakat
Nahdiana juga menekankan pentingnya peran guru, wali kelas, dan orang tua dalam memberikan pendampingan kepada peserta didik, baik secara fisik maupun mental, agar mereka dapat kembali fokus dalam kegiatan belajar setelah insiden tersebut.
“Kami mengimbau kepada guru dan orang tua agar memberikan pendampingan yang aman dan nyaman, serta meningkatkan komunikasi dan koordinasi antara pihak sekolah, orang tua, dan masyarakat dalam menjaga keamanan lingkungan belajar,” ujarnya.
Disdik DKI berencana meningkatkan kolaborasi dengan aparat keamanan dan lembaga terkait untuk memperkuat sistem pengawasan di lingkungan sekolah, termasuk evaluasi terhadap standar keamanan fasilitas pendidikan.
Pemprov DKI Dorong Evaluasi Keamanan Sekolah
Insiden di SMA 72 Jakarta menjadi pengingat penting bagi seluruh satuan pendidikan di Ibu Kota untuk meningkatkan kewaspadaan dan sistem keamanan internal.
Pemprov DKI memastikan akan memberikan dukungan penuh bagi pihak kepolisian dalam proses penyelidikan dan pemulihan kondisi sekolah pasca-ledakan. Pemerintah juga mengimbau agar masyarakat tidak menyebarkan informasi yang belum terverifikasi demi mencegah kepanikan.
Dengan langkah cepat tersebut, Pemprov DKI berharap ke depan seluruh lingkungan sekolah di Jakarta menjadi tempat yang lebih aman, inklusif, dan mendukung tumbuh kembang anak-anak.
