Hong Kong, Mata4.com — Insiden tragis menimpa sebuah pesawat kargo yang tergelincir di Bandara Internasional Hong Kong pada Senin pagi, 20 Oktober 2025. Pesawat yang tengah melakukan pendaratan itu keluar dari landasan pacu dan mengalami kerusakan parah, menyebabkan dua awak kabin meninggal dunia di tempat dan beberapa lainnya luka-luka.
Peristiwa ini menambah daftar kecelakaan penerbangan kargo yang terjadi dalam kurun waktu lima tahun terakhir dan kembali memunculkan kekhawatiran mengenai standar keselamatan operasional penerbangan barang internasional.
Pesawat Hilang Kendali Saat Mendarat
Menurut informasi yang dirilis oleh Otoritas Penerbangan Sipil Hong Kong, pesawat jenis wide-body itu dioperasikan oleh maskapai kargo internasional dan terbang dari sebuah bandara di Asia Tenggara menuju Hong Kong. Saat melakukan pendekatan akhir (final approach), pesawat dilaporkan menghadapi cuaca buruk, termasuk hujan lebat dan hembusan angin kencang.
Begitu menyentuh landasan pacu utama, pesawat tampak melaju melebihi batas normal, lalu kehilangan kendali dan tergelincir ke luar jalur. Pesawat berhenti sekitar 300 meter dari ujung landasan, sebagian badannya menabrak pagar perimeter bandara.
“Ada suara keras dan kemudian asap terlihat dari kejauhan,” ujar salah satu petugas ground handling yang menjadi saksi mata di lokasi kejadian.
Evakuasi Cepat, Tapi Dua Korban Tak Tertolong
Tim tanggap darurat bandara segera dikerahkan begitu sinyal darurat dikirim dari menara kontrol. Proses evakuasi dilakukan dalam waktu kurang dari 10 menit. Namun, dua awak yang berada di ruang kokpit dinyatakan meninggal dunia di tempat akibat benturan keras. Sementara itu, tiga kru lainnya mengalami luka-luka dan langsung dilarikan ke Rumah Sakit Queen Mary untuk mendapatkan perawatan medis.
Identitas korban belum dipublikasikan secara resmi hingga proses identifikasi selesai dan keluarga diberikan pemberitahuan secara layak. Maskapai yang bersangkutan menyampaikan belasungkawa dan berjanji akan memberikan dukungan penuh kepada keluarga korban serta bekerjasama dalam proses investigasi.
Operasional Bandara Sempat Lumpuh
Akibat insiden ini, Bandara Internasional Hong Kong — salah satu hub logistik udara tersibuk di Asia — sempat menghentikan seluruh aktivitas di salah satu landasan utamanya selama hampir lima jam. Beberapa penerbangan komersial terpaksa dialihkan ke landasan lainnya atau bahkan ditunda keberangkatannya.
Dalam pernyataan resmi, otoritas bandara memastikan bahwa keselamatan penumpang dan kru menjadi prioritas utama, serta telah mengaktifkan semua prosedur darurat sesuai protokol keselamatan internasional.
“Investigasi sedang berlangsung dan kami tidak akan berspekulasi mengenai penyebabnya hingga seluruh data dianalisis,” ujar juru bicara Biro Investigasi Kecelakaan Transportasi Hong Kong.
Proses Investigasi Resmi Dimulai
Penyelidikan terhadap kecelakaan ini kini menjadi fokus utama Biro Investigasi Kecelakaan, yang bekerja sama dengan pihak maskapai, pabrikan pesawat, serta Otoritas Bandara Hong Kong. Tim penyelidik telah mengamankan kotak hitam yang berisi data penerbangan dan rekaman percakapan di kokpit (CVR).
Faktor cuaca ekstrem, potensi kesalahan teknis, maupun aspek human error menjadi tiga hal utama yang tengah ditelusuri.
Sorotan terhadap Keamanan Penerbangan Kargo
Meskipun tidak sepopuler penerbangan penumpang, penerbangan kargo memainkan peran penting dalam distribusi logistik internasional. Namun, insiden seperti ini menunjukkan bahwa aspek keselamatan penerbangan kargo juga harus mendapatkan pengawasan dan standar yang setara.
Dr. Samuel Lo, pakar penerbangan dari Hong Kong Aviation Institute, mengatakan bahwa kecelakaan kargo sering kali luput dari sorotan media dan publik. “Padahal volume penerbangan kargo meningkat tajam dalam satu dekade terakhir. Regulasi, pelatihan kru, dan pemeliharaan pesawat harus menjadi fokus,” ujarnya.
Selain itu, ia menyoroti pentingnya peningkatan kemampuan bandara dalam merespons kecelakaan secara cepat dan efisien, serta pentingnya sistem navigasi yang lebih adaptif terhadap cuaca ekstrem.

