Makassar, Mata4.com — Kepolisian Daerah (Polda) Sulawesi Selatan melakukan operasi besar-besaran untuk membongkar jaringan peredaran narkoba di salah satu kawasan padat penduduk di Kota Makassar yang dikenal masyarakat sebagai “kampung narkoba”. Dalam operasi gabungan yang digelar pada Senin malam (10/11) hingga dini hari Selasa (11/11), aparat berhasil mengamankan 29 orang yang diduga terlibat dalam penyalahgunaan dan peredaran narkotika jenis sabu-sabu.
Operasi ini dipimpin langsung oleh Direktorat Reserse Narkoba Polda Sulsel bersama Satuan Reserse Narkoba Polrestabes Makassar, dengan dukungan Brimob dan Satuan Sabhara. Kawasan yang disasar meliputi sejumlah titik di Kecamatan Tamalate, Panakkukang, dan Biringkanaya, yang selama ini sering disebut sebagai wilayah rawan peredaran narkoba.
“Operasi kali ini merupakan hasil pengembangan dari laporan masyarakat dan penyelidikan intelijen selama beberapa pekan terakhir. Dari hasil penyergapan, kami amankan 29 orang dengan berbagai peran — mulai dari pengguna, kurir, hingga pengedar,” ujar Kombes Pol. Yudi Fathurrahman, Kepala Bidang Humas Polda Sulsel, dalam konferensi pers di Mapolda, Selasa (11/11).
Operasi Dilakukan Serentak di Beberapa Titik
Menurut Yudi, operasi tersebut dilakukan secara serentak di lima lokasi berbeda yang telah dipetakan sebelumnya sebagai pusat aktivitas transaksi narkoba. Polisi menutup seluruh akses keluar-masuk wilayah selama proses pengepungan untuk mencegah para pelaku melarikan diri.
Petugas yang berjumlah lebih dari 200 orang menyisir gang-gang sempit, rumah kontrakan, dan beberapa lokasi yang dicurigai menjadi tempat penyimpanan barang bukti. Sebagian pelaku berusaha kabur dengan melompat ke sungai atau bersembunyi di atap rumah warga, namun berhasil diamankan berkat kesiapsiagaan personel di lapangan.
“Tim gabungan sudah menyiapkan pola pengepungan berlapis. Beberapa pelaku mencoba melarikan diri, tetapi berhasil kami tangkap setelah dilakukan penyisiran,” jelas Yudi.
Selama operasi, polisi juga menemukan sejumlah peralatan bong, timbangan digital, plastik pembungkus sabu, dan uang tunai jutaan rupiah yang diduga hasil transaksi. Barang bukti tersebut kini diamankan sebagai bagian dari proses penyidikan.
Pengungkapan Berawal dari Informasi Warga
Keberhasilan operasi besar ini berawal dari informasi masyarakat yang melaporkan adanya aktivitas mencurigakan di kawasan tersebut. Sejumlah warga mengaku resah karena maraknya aktivitas transaksi narkoba yang kerap dilakukan secara terang-terangan, bahkan melibatkan anak muda.
“Kami dapat laporan dari warga yang khawatir lingkungannya rusak akibat peredaran narkoba. Setelah dilakukan penyelidikan, benar ditemukan aktivitas jual beli sabu dalam jumlah cukup besar,” kata AKBP Heri Santoso, Kasat Narkoba Polrestabes Makassar.
Menurut Heri, sebagian besar pelaku yang diamankan merupakan residivis kasus narkoba yang telah beberapa kali keluar masuk penjara. Polisi kini tengah melakukan pemeriksaan intensif untuk mengungkap jaringan pemasok utama yang memasok barang haram tersebut ke wilayah Makassar.
“Kami masih melakukan pendalaman terhadap jaringan yang lebih besar. Ada indikasi kuat bahwa barang ini masuk melalui jalur laut dan dikendalikan oleh jaringan antarprovinsi,” tambahnya.
29 Orang Diamankan, 5 Diantaranya Diduga Pengedar Besar
Dari total 29 orang yang ditangkap, polisi mengidentifikasi 5 orang sebagai pengedar utama dan sisanya merupakan pengguna serta kurir. Para tersangka kini telah dibawa ke Mapolrestabes Makassar untuk menjalani pemeriksaan lanjutan dan tes urine.
Selain narkotika, polisi juga menyita senjata tajam dan beberapa alat komunikasi yang diduga digunakan untuk mengatur transaksi secara daring melalui aplikasi pesan instan.
Pihak kepolisian berjanji akan menindak tegas siapa pun yang terbukti terlibat, termasuk apabila ada oknum yang melindungi aktivitas tersebut.
“Kami tidak akan mentolerir siapa pun yang bermain-main dengan narkoba. Ini ancaman serius bagi generasi muda. Tidak peduli latar belakangnya apa, semua akan kami proses sesuai hukum,” tegas Kombes Yudi.
Komitmen Pemerintah Daerah dan Polda Sulsel
Kepala Polda Sulsel, Irjen Pol. Andi Rachmad, menyatakan bahwa operasi ini merupakan bagian dari komitmen Polri dalam memberantas peredaran narkoba hingga ke tingkat akar rumput. Ia menekankan bahwa wilayah Makassar akan menjadi prioritas karena sering menjadi pintu masuk utama narkotika ke wilayah Indonesia bagian timur.
“Makassar adalah titik strategis bagi pergerakan barang ilegal. Oleh karena itu, kami akan terus memperkuat operasi terpadu, tidak hanya dalam bentuk penegakan hukum, tetapi juga pencegahan dan edukasi,” kata Irjen Andi.
Polda Sulsel juga akan menggandeng Badan Narkotika Nasional (BNN), pemerintah daerah, serta organisasi masyarakat untuk memperkuat upaya pemberantasan dan rehabilitasi pengguna.
Sementara itu, Wali Kota Makassar, Moh. Ramdhan “Danny” Pomanto, menyampaikan apresiasi atas langkah cepat aparat kepolisian. Ia berjanji akan mendukung upaya kepolisian melalui kebijakan sosial dan program pembinaan masyarakat.
“Kami sangat mendukung langkah Polri. Pemerintah kota akan ikut menata kawasan yang sebelumnya dikenal rawan narkoba menjadi lingkungan yang lebih sehat dan produktif,” ujar Danny.
Rehabilitasi dan Edukasi Jadi Fokus Lanjutan
Selain penegakan hukum, pemerintah daerah bersama BNN dan Polda Sulsel juga tengah menyiapkan program rehabilitasi bagi pengguna narkoba yang tidak terlibat dalam jaringan pengedar. Program ini akan difokuskan pada edukasi bahaya narkoba dan pelatihan keterampilan bagi masyarakat terdampak.
“Kita tidak hanya ingin menangkap, tetapi juga menyembuhkan dan mencegah agar masyarakat tidak kembali terjerumus. Edukasi dan rehabilitasi menjadi kunci,” kata Kepala BNN Provinsi Sulsel, Brigjen Pol. Wahyu Hidayat.
Respons Warga: Harapan Akan Lingkungan Aman
Warga sekitar lokasi penggerebekan menyambut baik langkah kepolisian tersebut. Mereka berharap kawasan itu benar-benar bersih dari aktivitas peredaran narkoba yang selama ini menimbulkan keresahan.
“Kami sudah lama merasa tidak aman. Banyak anak muda yang terpengaruh. Alhamdulillah sekarang polisi bertindak tegas,” ujar Rahmawati, warga Tamalate.
Sejumlah tokoh masyarakat juga meminta agar operasi semacam ini dilakukan secara rutin untuk memastikan tidak ada lagi ruang bagi jaringan narkoba beroperasi di lingkungan padat penduduk.
Penegakan Hukum dan Tantangan Ke Depan
Polisi kini tengah mengembangkan penyelidikan untuk menelusuri asal barang bukti dan jaringan distribusinya. Dari hasil pemeriksaan sementara, diduga kuat sebagian pasokan narkotika berasal dari wilayah Sulawesi Tenggara dan Kalimantan Timur.
“Kami akan bekerja sama dengan Polda lain dan BNN untuk menelusuri jaringan pemasok lintas provinsi. Target kami adalah memutus seluruh rantai distribusi,” tegas Irjen Andi Rachmad.
Polda Sulsel memastikan bahwa perang terhadap narkoba tidak akan berhenti pada penangkapan, melainkan berlanjut dengan strategi pencegahan, pemberdayaan masyarakat, dan pengawasan berkelanjutan.

