Bekasi, Mata4.com – Co-Founder Institute for Security and Strategic Studies (ISESS), Khairul Fahmi, menilai kunjungan ini sebagai langkah diplomatik strategis, menandai babak baru peran Indonesia dalam mendorong perdamaian Timur Tengah, khususnya di Gaza.
“Ini bukan sekadar pertemuan bilateral. Indonesia hadir dengan suara moral, kesiapan operasional, pengalaman diplomatik, dan kapasitas militer yang dihormati dunia,” kata Khairul, Senin.
Dalam KTT tersebut, Israel dan Hamas dijadwalkan menandatangani kesepakatan damai komprehensif yang disaksikan langsung Presiden Mesir Abdel Fattah el‑Sisi, Presiden AS Donald Trump, Presiden Prabowo, serta 20 kepala negara lainnya. Gencatan senjata yang telah berlangsung lebih dari 24 jam memungkinkan lebih dari 200.000 warga Palestina kembali ke Gaza dari pengungsian, menandai babak baru yang menjanjikan dalam penyelesaian konflik.

Khairul menekankan, forum ini bukan sekadar deklarasi, tetapi menjadi ruang konkret untuk menyusun mekanisme penghentian kekerasan, pengamanan koridor kemanusiaan, dan penyiapan kehadiran internasional guna menjamin implementasi gencatan senjata. “Indonesia hadir bukan hanya untuk menyaksikan, tetapi turut membentuk arah dan isi perdamaian,” ujarnya.
Baca Juga:
prabowo perintahkan cek keamanan ponpes
Presiden Prabowo bertolak ke Mesir dari Pangkalan Udara TNI AU Halim Perdanakusuma pada Minggu tengah malam. Dalam lawatan ini, ia didampingi Menteri Luar Negeri Sugiono dan Sekretaris Kabinet Teddy Indra Wijaya. Menteri Sekretaris Negara Prasetyo Hadi menjelaskan bahwa undangan ini bersifat mendadak, namun penting untuk kelanjutan perundingan perdamaian di Gaza.
Kehadiran Presiden Prabowo di KTT Gaza menegaskan peran aktif Indonesia dalam diplomasi internasional dan upaya konkret mendorong stabilitas serta perdamaian di Timur Tengah.
