Jakarta, Mata4.com — Dalam suasana khidmat di Istana Negara, Jakarta, Presiden Prabowo Subianto menyerahkan gelar Pahlawan Nasional kepada sepuluh tokoh bangsa yang dinilai berjasa luar biasa bagi negara. Momen itu bertepatan dengan peringatan Hari Pahlawan 10 November, hari di mana Indonesia mengenang semangat juang dan pengorbanan para pejuang kemerdekaan.
Penetapan ini tertuang dalam Keputusan Presiden (Keppres) yang ditandatangani pada Jumat, 8 November 2025. Upacara penganugerahan berlangsung dengan nuansa haru dan kebanggaan. Para keluarga penerima gelar hadir mengenakan pakaian adat masing-masing, membawa foto dan kenangan perjuangan orang-orang tercinta yang kini resmi diakui negara sebagai pahlawan.
“Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghormati jasa para pahlawannya. Mereka bukan hanya bagian dari sejarah, tetapi sumber inspirasi bagi generasi penerus,” ujar Presiden Prabowo dalam pidatonya di hadapan para tamu undangan.
Presiden menegaskan, pemberian gelar Pahlawan Nasional bukan sekadar seremoni tahunan, tetapi merupakan bentuk tanggung jawab moral negara untuk menghormati perjuangan dan pengabdian mereka yang telah menorehkan jejak berarti bagi Indonesia.
Proses Seleksi yang Ketat dan Transparan
Penganugerahan gelar Pahlawan Nasional bukan keputusan yang diambil secara tiba-tiba. Menurut keterangan resmi dari Kementerian Sosial, setiap nama yang diusulkan melewati tahapan panjang — mulai dari seleksi di tingkat daerah, penilaian akademik, verifikasi dokumen sejarah, hingga kajian mendalam oleh Dewan Gelar, Tanda Jasa, dan Tanda Kehormatan.
Dewan tersebut beranggotakan sejarawan, budayawan, akademisi, serta perwakilan dari berbagai kementerian. Mereka menilai rekam jejak perjuangan calon pahlawan secara menyeluruh — mulai dari kontribusi di bidang kemerdekaan, sosial, kemanusiaan, hingga dedikasi bagi pembangunan bangsa.
“Penetapan gelar Pahlawan Nasional dilakukan secara objektif dan penuh kehati-hatian. Semua didasarkan pada bukti sejarah dan jasa yang nyata bagi bangsa dan negara,” ujar Menteri Sosial dalam keterangannya usai upacara.
Nama-Nama Tokoh yang Ditetapkan Sebagai Pahlawan Nasional
Tahun ini, sepuluh tokoh dari berbagai latar belakang ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional. Mereka berasal dari dunia politik, militer, pendidikan, sosial, hingga perjuangan buruh.
Beberapa nama yang paling mencuri perhatian publik antara lain:
- Soeharto, Presiden kedua Republik Indonesia, yang dikenal karena perannya dalam menegakkan stabilitas nasional dan pembangunan ekonomi pada masa pemerintahannya.
- Abdurrahman Wahid (Gus Dur), Presiden keempat Republik Indonesia, ulama, cendekiawan, sekaligus pejuang pluralisme yang memperjuangkan toleransi dan hak asasi manusia.
- Marsinah, aktivis buruh perempuan yang menjadi simbol keberanian dalam memperjuangkan hak-hak pekerja di era 1990-an.
- Tokoh-tokoh lainnya, berasal dari berbagai daerah seperti Jawa, Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, dan Papua — menunjukkan bahwa perjuangan membangun bangsa hadir dari seluruh penjuru Nusantara.
Pemerintah menyebutkan, pemilihan para tokoh ini menggambarkan semangat keberagaman. Tidak hanya dari kalangan elite, tetapi juga dari rakyat biasa yang menunjukkan dedikasi luar biasa terhadap bangsa.
Suasana Haru di Istana Negara
Dalam upacara penganugerahan, suasana penuh haru terasa ketika nama-nama para pahlawan diumumkan satu per satu. Para ahli waris menitikkan air mata ketika menerima piagam dan tanda kehormatan dari Presiden Prabowo.
Salah satu momen menyentuh datang dari keluarga Marsinah. Putri salah satu kerabatnya menuturkan rasa bangga dan haru atas pengakuan negara terhadap perjuangan sosok yang selama ini menjadi simbol keberanian buruh perempuan Indonesia.
“Marsinah bukan hanya berjuang untuk dirinya sendiri, tetapi untuk keadilan bagi seluruh pekerja. Pengakuan ini adalah bentuk penghormatan bagi seluruh kaum buruh di Indonesia,” ujar keluarga Marsinah seusai upacara.
Dari pihak keluarga Abdurrahman Wahid (Gus Dur), suasana haru juga terasa. Salah satu putrinya, Alissa Wahid, menyebut bahwa gelar ini bukan hanya untuk ayahnya, tetapi juga bagi seluruh rakyat Indonesia yang percaya pada nilai-nilai kemanusiaan dan toleransi.
“Gus Dur selalu percaya bahwa kemanusiaan lebih tinggi dari politik. Kami bersyukur negara akhirnya memberi penghargaan tertinggi bagi beliau,” ucapnya.
Pesan Prabowo: Melanjutkan Semangat Para Pahlawan
Dalam akhir pidatonya, Presiden Prabowo mengajak seluruh rakyat Indonesia untuk meneladani semangat dan nilai-nilai perjuangan para pahlawan. Ia menekankan bahwa perjuangan masa kini tidak lagi dilakukan dengan senjata, melainkan dengan kerja keras, kejujuran, dan persatuan dalam membangun bangsa.
“Perjuangan kita hari ini adalah memastikan rakyat hidup sejahtera, berpendidikan, dan bangga sebagai orang Indonesia. Semangat pahlawan harus kita hidupkan dalam tindakan nyata,” tegasnya.
Prabowo juga mengingatkan bahwa menjadi pahlawan tidak selalu berarti harus gugur di medan perang. Dalam konteks modern, setiap warga negara bisa menjadi pahlawan di bidangnya masing-masing — melalui pengabdian, integritas, dan semangat gotong royong.
Nilai Kepahlawanan dalam Konteks Kekinian
Menurut sejumlah pengamat, penetapan sepuluh tokoh tahun ini mencerminkan upaya pemerintah untuk memperluas makna kepahlawanan. Jika dahulu pahlawan identik dengan perjuangan bersenjata, kini maknanya merambah ke bidang sosial, ekonomi, kemanusiaan, hingga hak asasi manusia.
Sejarawan Prof. R. Djoko Suryo menilai, kebijakan ini penting agar generasi muda memahami bahwa perjuangan bangsa tidak berhenti pada masa kemerdekaan.
“Menjadi pahlawan hari ini artinya berani melawan ketidakadilan, bekerja untuk kemanusiaan, dan menjaga persatuan bangsa di tengah perbedaan,” ujarnya.
Lebih dari 200 Tokoh Kini Bergelar Pahlawan Nasional
Dengan penetapan tahun ini, jumlah Pahlawan Nasional Indonesia kini mencapai lebih dari 200 orang. Mereka berasal dari berbagai latar belakang profesi — mulai dari pejuang kemerdekaan, tokoh pendidikan, ulama, sastrawan, hingga aktivis sosial.
Setiap tahun, pemerintah membuka peluang bagi masyarakat dan pemerintah daerah untuk mengajukan tokoh yang dianggap berjasa. Hal ini menjadi bagian dari upaya menjaga memori kolektif bangsa dan memastikan generasi muda tidak melupakan sejarah perjuangan pendahulunya.
“Setiap daerah memiliki pahlawan, dan setiap pahlawan punya kisah yang layak diingat. Dengan mengenang mereka, kita belajar arti sejati dari kata ‘berjuang’,” kata Menteri Sosial menutup pernyataannya.
Refleksi Hari Pahlawan 2025
Penganugerahan sepuluh Pahlawan Nasional di era pemerintahan Presiden Prabowo menjadi pengingat bahwa perjuangan bangsa Indonesia adalah perjalanan panjang yang melibatkan banyak tokoh dari berbagai generasi.
Di tengah dinamika zaman, nilai-nilai kepahlawanan seperti keberanian, kejujuran, pengabdian, dan solidaritas tetap relevan dan dibutuhkan. Semangat mereka menjadi inspirasi bagi Indonesia untuk terus melangkah maju.
“Perjuangan tidak berhenti di masa lalu. Ia terus hidup dalam hati setiap orang yang mencintai negeri ini,” tutup Presiden Prabowo dalam pidato penutup upacara.

