Jakarta –
Presiden terpilih RI 2024, Prabowo Subianto, mengungkapkan hasil dari rangkaian kunjungan luar negeri ke enam negara yang berlangsung selama 15 hari, dari akhir Juni hingga pertengahan Juli 2025. Kunjungan ini merupakan langkah awal Prabowo dalam menjalin diplomasi strategis menjelang pelantikannya sebagai Presiden pada Oktober mendatang.
Negara-negara yang dikunjungi antara lain Malaysia, Brunei Darussalam, Filipina, Uni Emirat Arab, Tiongkok, dan Jepang. Dalam konferensi pers yang digelar di Kantor Kementerian Pertahanan, Prabowo menegaskan bahwa seluruh kunjungan tersebut memiliki tujuan utama membangun kerja sama ekonomi, pertahanan, dan teknologi strategis, sekaligus memperkuat hubungan bilateral Indonesia dengan negara-negara mitra utama.
“Kami menyampaikan salam dan niat baik dari rakyat Indonesia. Sambutan dari para pemimpin negara sangat hangat. Banyak peluang terbuka untuk kerja sama yang saling menguntungkan,” ujar Prabowo, Selasa (15/7).
Fokus Ekonomi dan Pertahanan
Prabowo menyebutkan bahwa ekonomi dan ketahanan nasional menjadi dua fokus utama dalam kunjungannya. Di Uni Emirat Arab, Prabowo bertemu dengan Putra Mahkota Mohammed bin Zayed untuk membahas kerja sama energi, investasi di sektor pertahanan, serta potensi pembangunan pabrik amunisi dan teknologi militer berbasis AI di Indonesia.
Di Tiongkok, Prabowo menekankan pentingnya stabilitas kawasan dan kerja sama infrastruktur, termasuk peluang lanjutan Belt and Road Initiative (BRI) serta peluang Indonesia untuk menarik investasi manufaktur dan digital.
“Mereka melihat Indonesia sebagai negara yang stabil dan punya masa depan cerah. Kita harus optimalkan ini untuk kepentingan rakyat,” tambahnya.
Komitmen di Asia Tenggara
Kunjungan ke Malaysia, Brunei Darussalam, dan Filipina merupakan bentuk penguatan peran Indonesia di kawasan ASEAN. Di setiap pertemuan dengan kepala negara, Prabowo menegaskan bahwa Indonesia tetap menjunjung tinggi prinsip netralitas, tetapi aktif dalam menjalin kerja sama kawasan, termasuk di bidang keamanan maritim, ketahanan pangan, dan penanganan bencana.
Kunjungan ke Jepang: Aliansi Teknologi dan Pendidikan
Di Jepang, Prabowo bertemu dengan Perdana Menteri Fumio Kishida. Fokus pembicaraan berkisar pada kerja sama pendidikan tinggi, pertukaran pelajar dan tenaga profesional, serta kerja sama dalam pengembangan energi bersih dan transportasi modern, termasuk teknologi kereta cepat generasi terbaru.
“Jepang siap membuka beasiswa tambahan dan proyek transfer teknologi. Ini sangat penting untuk generasi muda Indonesia,” ujar Prabowo.
Langkah Awal Menuju Kepemimpinan Global
Meski belum resmi dilantik, Prabowo menunjukkan bahwa ia serius membangun posisi Indonesia di panggung global. Ia menekankan pentingnya politik luar negeri bebas aktif dan menjanjikan bahwa Indonesia di bawah kepemimpinannya akan menjadi negara yang kuat, disegani, dan berdikari.
“Indonesia harus aktif menjalin persahabatan, tapi tetap mandiri. Kita tak ingin bergantung. Kunjungan ini membuktikan bahwa dunia menyambut Indonesia dengan tangan terbuka,” tegasnya.
Kunjungan ke enam negara selama dua pekan tersebut menunjukkan arah kebijakan luar negeri Prabowo yang pragmatis dan strategis. Ia membangun hubungan dengan mitra utama baik di Asia Tenggara, Asia Timur, maupun Timur Tengah. Dengan fokus pada investasi, pertahanan, dan teknologi, Prabowo ingin memastikan bahwa Indonesia siap menghadapi tantangan global dengan kekuatan diplomasi dan kerja sama internasional yang kokoh.
