
Jakarta, Mata4.com — Duka mendalam menyelimuti keluarga besar Tentara Nasional Indonesia (TNI), khususnya TNI Angkatan Darat (AD), setelah salah satu prajuritnya, Prajurit Satu (Pratu) Johari, dinyatakan meninggal dunia saat melaksanakan tugas dalam latihan persiapan Hari Ulang Tahun (HUT) TNI ke-80. Insiden terjadi pada sesi gladi bersih yang digelar di kawasan latihan militer beberapa hari lalu, dan disebut-sebut melibatkan kecelakaan saat manuver menggunakan kendaraan tempur.
Kabar meninggalnya Pratu Johari tidak hanya mengejutkan keluarga dan satuannya, namun juga menjadi perhatian publik karena terjadi dalam momentum persiapan acara besar kenegaraan. Sebagai salah satu prajurit yang dilibatkan dalam latihan parade militer, kepergian Pratu Johari menjadi pengingat akan pentingnya standar keselamatan dalam setiap operasi, termasuk latihan rutin sekalipun.
Kronologi Kejadian: Terjatuh dari Kendaraan Tempur Saat Gladi Bersih
Berdasarkan informasi yang diperoleh dari sumber resmi internal TNI dan sejumlah media, kejadian terjadi pada Kamis, 3 Oktober 2025, sekitar pukul 08.00 WIB. Saat itu, satuan tempat Pratu Johari bertugas tengah mengikuti gladi bersih persiapan upacara militer dalam rangka memperingati HUT TNI ke-80.
Pratu Johari, yang tergabung dalam satuan kavaleri, berada di atas kendaraan tempur jenis tank ringan sebagai bagian dari formasi parade dan manuver. Tank tersebut sedang melaju dalam kecepatan rendah di area lapangan upacara ketika insiden terjadi. Dalam proses manuver tersebut, Johari diduga kehilangan keseimbangan dan terjatuh dari atas kendaraan tempur ke permukaan jalan.
Akibat jatuh dari ketinggian kendaraan militer yang cukup tinggi, Pratu Johari mengalami luka serius di bagian tubuh dan kepala. Keterangan dari saksi di lokasi menyebut bahwa korban tidak sadarkan diri sesaat setelah terjatuh, dan segera dievakuasi oleh tim medis lapangan ke rumah sakit militer terdekat.
Cedera Berat dan Upaya Penyelamatan
Saat tiba di fasilitas medis militer, kondisi Pratu Johari dinyatakan kritis. Pemeriksaan awal menunjukkan bahwa korban mengalami patah tulang di beberapa bagian tubuh, termasuk kemungkinan cedera serius di tulang belakang dan kepala akibat benturan keras. Meski tim dokter telah melakukan penanganan intensif, nyawa Pratu Johari tidak dapat diselamatkan. Ia dinyatakan meninggal dunia beberapa jam setelah insiden.
Tim kesehatan yang menangani menyatakan bahwa trauma fisik yang diderita Pratu Johari cukup parah dan menyebabkan komplikasi yang mengancam nyawanya. Setelah dinyatakan wafat, jenazah almarhum kemudian disemayamkan sementara sebelum dipulangkan ke kampung halamannya untuk dimakamkan secara militer.
Pernyataan TNI: Duka Mendalam dan Evaluasi Prosedur Latihan
Melalui keterangan yang disampaikan secara resmi oleh Dinas Penerangan TNI Angkatan Darat (Dispenad), TNI menyatakan belasungkawa atas gugurnya Pratu Johari dan mengonfirmasi bahwa insiden tersebut terjadi saat latihan dalam rangka persiapan HUT TNI.
“Kami kehilangan seorang prajurit muda yang berdedikasi. Pratu Johari gugur saat menjalankan tugas negara. TNI menyampaikan duka cita yang mendalam kepada keluarga almarhum,” ujar perwakilan Dispenad.
Pihak TNI juga menegaskan bahwa insiden ini akan menjadi bahan evaluasi internal, khususnya terkait standar keselamatan latihan militer, baik dalam kegiatan rutin maupun menjelang perayaan nasional seperti HUT TNI.
“Setiap kegiatan militer harus menjamin keselamatan personel. Ini akan menjadi catatan penting bagi kami ke depan,” lanjutnya.
Belum ada keterangan resmi terkait apakah ada faktor teknis, kelalaian, atau kerusakan pada kendaraan tempur yang menjadi penyebab langsung insiden. Namun, TNI memastikan akan melakukan investigasi internal untuk mendalami seluruh aspek yang berkaitan dengan kecelakaan ini.
Pemakaman dengan Upacara Militer di Kampung Halaman
Setelah seluruh proses administrasi dan penghormatan internal diselesaikan, jenazah Pratu Johari dipulangkan ke kampung halamannya di Kabupaten Bireuen, Aceh. Pemakaman dilangsungkan pada hari Sabtu, 5 Oktober 2025, dengan prosesi upacara militer yang dipimpin langsung oleh perwira dari satuan tempat almarhum bertugas.
Ratusan warga, keluarga, kerabat, dan rekan seangkatannya hadir memberikan penghormatan terakhir. Tangis keluarga mengiringi kepergian Johari, yang dikenal sebagai anak muda yang santun, pekerja keras, dan berbakti kepada orang tua.
Pihak TNI menyatakan bahwa Pratu Johari akan diberikan penghargaan anumerta, sebagai bentuk penghormatan atas jasa dan dedikasinya dalam tugas negara. Nama almarhum juga akan dicatat sebagai bagian dari prajurit yang gugur saat bertugas.
Sosok Johari di Mata Rekan dan Komandan
Dalam wawancara singkat dengan salah satu rekan seangkatannya, Johari dikenal sebagai sosok yang tenang, disiplin, dan selalu siap membantu rekan satuan dalam berbagai kondisi. Meski usianya masih muda, Johari disebut telah menunjukkan komitmen besar terhadap tugas-tugas kemiliteran.
“Dia rajin, patuh pada perintah, dan tidak pernah mengeluh. Kami semua kehilangan,” ujar seorang rekannya.
Komandannya pun menyampaikan duka secara langsung kepada keluarga saat proses pemakaman dan menegaskan bahwa Pratu Johari adalah salah satu prajurit yang menunjukkan etos kerja tinggi selama bertugas.
Catatan Etik dan Tanggung Jawab Institusi
Sebagai institusi negara, TNI memiliki tanggung jawab moral dan operasional untuk memastikan keselamatan personelnya, terlebih dalam situasi latihan yang melibatkan kendaraan berat dan manuver terbuka. Insiden ini menyoroti pentingnya protokol pengamanan personel, termasuk kelengkapan alat pengaman (safety gear), pemeriksaan kendaraan, serta pembinaan teknis bagi personel yang bertugas di atas kendaraan tempur.
Sebagai bagian dari pertanggungjawaban publik, TNI juga diharapkan menyampaikan hasil investigasi secara transparan kepada keluarga dan masyarakat, agar kejadian serupa tidak kembali terulang di masa depan.
Kesimpulan
Pratu Johari, seorang prajurit muda TNI AD, gugur dalam tugas negara saat mengikuti gladi bersih latihan militer menjelang peringatan HUT TNI ke-80. Kepergiannya menjadi duka bagi institusi TNI dan keluarga besar di kampung halamannya. Di balik tragedi ini, tersimpan pesan penting: bahwa setiap nyawa prajurit adalah aset bangsa yang harus dijaga dengan standar keselamatan tertinggi.