Jakarta, Mata4.com — Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, resmi menganugerahi gelar Pahlawan Nasional kepada mantan Presiden RI ke-2, Soeharto. Keputusan tersebut diumumkan melalui Keputusan Presiden (Keppres) yang diterbitkan pada Senin (11/11) dan menandai pengakuan negara atas jasa-jasa Soeharto dalam sejarah perjuangan dan pembangunan nasional.
Penganugerahan gelar Pahlawan Nasional dilakukan setelah melalui pertimbangan panjang oleh Tim Peneliti dan Pengkaji Gelar Pahlawan Nasional, yang mengevaluasi kontribusi tokoh-tokoh nasional terhadap pembangunan bangsa, stabilitas politik, dan pertahanan negara.
Soeharto dikenal sebagai Jenderal Besar TNI yang memegang peranan strategis dalam stabilisasi negara pasca-revolusi dan menjadi Presiden selama lebih dari tiga dekade, dari 1967 hingga 1998. Masa pemerintahannya dikenal sebagai era Orde Baru, yang menekankan pembangunan infrastruktur, pertumbuhan ekonomi, dan stabilitas politik.
“Pemberian gelar Pahlawan Nasional kepada Soeharto adalah bentuk pengakuan negara atas jasa-jasa beliau yang berdampak signifikan pada pembangunan dan kedaulatan Indonesia,” ujar juru bicara Kementerian Sosial, yang membidangi urusan gelar pahlawan, Selasa (11/11).
Tanggapan Publik dan Kontroversi
Keputusan ini memunculkan beragam tanggapan publik. Sebagian pihak menilai penghargaan ini wajar, karena Soeharto memiliki peran besar dalam pembangunan nasional dan diplomasi internasional Indonesia pada masa pemerintahannya. Namun, sebagian masyarakat menyoroti kasus korupsi, pelanggaran HAM, dan kebijakan represif yang terjadi pada masa pemerintahannya, sehingga menimbulkan perdebatan tentang kelayakan pemberian gelar.
Ahli sejarah dan politik menekankan pentingnya memahami sejarah secara utuh.
“Pemberian gelar Pahlawan Nasional bukan berarti menutup mata terhadap kontroversi. Ini pengakuan terhadap jasa-jasa besar beliau dalam pembangunan negara, namun sejarah negatif juga tetap dicatat dan menjadi bahan pembelajaran generasi muda,” kata Dr. Rudi Santoso, pengamat sejarah dari Universitas Indonesia.
Sejarah dan Kontribusi Soeharto
Beberapa catatan penting dari masa pemerintahan Soeharto antara lain:
- Memimpin operasi militer strategis saat awal kemerdekaan dan menjaga stabilitas politik nasional.
- Menjabat sebagai Presiden RI ke-2 selama lebih dari 30 tahun.
- Menginisiasi pembangunan ekonomi dan infrastruktur, yang dikenal dengan program Orde Baru.
- Mendorong diplomasi internasional dan menempatkan Indonesia sebagai pemain penting di kawasan Asia Tenggara.
Di sisi lain, beberapa kasus kontroversial tetap tercatat, termasuk tuduhan korupsi besar, pelanggaran HAM, dan pembatasan kebebasan pers. Pemerintah menegaskan bahwa penetapan gelar Pahlawan Nasional hanya menilai kontribusi terhadap negara secara keseluruhan, bukan meniadakan catatan kontroversial.
Momentum Hari Pahlawan dan Refleksi Sejarah
Penganugerahan gelar ini bertepatan dengan mendekati peringatan Hari Pahlawan Nasional, yang menjadi momen refleksi bagi seluruh masyarakat. Pemerintah berharap masyarakat dapat menilai sejarah secara objektif, menghargai jasa para tokoh bangsa, dan mengambil pelajaran dari kesalahan serta kontroversi yang terjadi di masa lalu.
“Generasi muda harus memahami kompleksitas sejarah. Setiap tokoh memiliki kontribusi dan tantangan yang harus dicatat secara seimbang,” ujar Menlu Sugiono, yang juga mengapresiasi keputusan pemerintah dalam konteks pendidikan sejarah.
Dengan penganugerahan ini, Soeharto kini resmi tercatat sebagai Pahlawan Nasional Republik Indonesia, berdampingan dengan tokoh-tokoh lain yang telah diakui jasanya dalam memperjuangkan kemerdekaan, pembangunan, dan kedaulatan bangsa.
Pemerintah menekankan pentingnya pendidikan sejarah dan literasi publik agar generasi muda memahami konteks lengkap perjalanan bangsa, termasuk kontribusi besar tokoh-tokoh nasional serta kontroversi yang menyertai setiap era kepemimpinan.

