Tangerang Selatan, Mata4.com — Rumah Sakit EMC Alam Sutera mencatat pencapaian signifikan dalam dunia kedokteran Indonesia dengan telah melaksanakan 1.000 tindakan bariatrik sejak program ini pertama kali dijalankan. Capaian ini menandai keseriusan rumah sakit dalam memberikan solusi medis berbasis keilmuan dan berorientasi jangka panjang bagi pasien yang mengalami obesitas berat dan komplikasi kesehatan terkait.
Operasi bariatrik atau bedah metabolik merupakan prosedur medis yang bertujuan menurunkan berat badan secara signifikan dengan cara memodifikasi sistem pencernaan pasien, seperti mengecilkan ukuran lambung atau mengalihkan jalur usus. Prosedur ini ditujukan bagi individu yang telah mengalami obesitas kronis dan tidak berhasil menurunkan berat badan melalui pola makan sehat dan olahraga, serta mereka yang menghadapi risiko serius dari penyakit penyerta seperti diabetes tipe 2, hipertensi, kolesterol tinggi, dan sleep apnea.
Pendekatan Holistik dan Multidisiplin
Dalam keterangannya, Direktur RS EMC Alam Sutera, dr. Andhika Rachman, Sp.B, KBD, menyatakan bahwa program bedah bariatrik di RS EMC tidak hanya berfokus pada tindakan operasi, tetapi melibatkan pendekatan multidisiplin yang menyeluruh. Pasien akan menjalani serangkaian pemeriksaan, evaluasi gizi, pendampingan psikologis, serta pemantauan ketat sebelum dan sesudah tindakan.
“Kami menekankan bahwa operasi bukan jalan pintas. Ini bagian dari perubahan menyeluruh yang mencakup edukasi, gaya hidup, serta dukungan emosional. Kami ingin memastikan bahwa pasien tidak hanya menurunkan berat badan, tapi juga mendapatkan kualitas hidup yang jauh lebih baik,” jelas dr. Andhika.
Tim medis yang menangani pasien bariatrik di RS EMC terdiri dari dokter bedah, dokter spesialis penyakit dalam, ahli gizi klinis, psikolog, dan fisioterapis, yang bekerja bersama dalam satu sistem perawatan terpadu. Pendekatan ini dinilai sangat penting untuk memastikan hasil yang berkelanjutan dan mengurangi risiko komplikasi pascaoperasi.
Tren Obesitas dan Tantangan Kesehatan Masyarakat
Menurut data Kementerian Kesehatan RI, lebih dari 23% penduduk dewasa di Indonesia mengalami obesitas. Angka ini meningkat setiap tahunnya, seiring dengan perubahan pola makan, gaya hidup sedentari (minim aktivitas fisik), dan kurangnya kesadaran masyarakat terhadap pentingnya pencegahan obesitas.
Obesitas sendiri telah diakui sebagai penyakit kronis oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), bukan sekadar masalah kosmetik atau penampilan. Berbagai studi medis menunjukkan bahwa obesitas berkaitan erat dengan peningkatan risiko penyakit jantung, stroke, gangguan metabolik, bahkan beberapa jenis kanker.
dr. Andhika menambahkan bahwa banyak pasien yang datang ke RS EMC telah mencoba berbagai cara non-bedah selama bertahun-tahun namun tidak berhasil, dan kondisi kesehatan mereka justru semakin memburuk. Dalam kasus seperti inilah, bariatrik menjadi solusi medis yang tepat, dengan tetap mengikuti pertimbangan ketat dan konsultasi menyeluruh.
Dampak Positif Bagi Pasien
Dari 1.000 tindakan bariatrik yang telah dilakukan, mayoritas pasien menunjukkan hasil yang positif baik secara fisik maupun psikologis. Dalam catatan medis rumah sakit, terjadi penurunan berat badan rata-rata 25–35% dalam 6–12 bulan pascaoperasi. Selain itu, banyak pasien yang berhasil menghentikan konsumsi obat diabetes, menurunkan tekanan darah, dan meningkatkan kualitas hidup secara keseluruhan.
Salah satu pasien yang identitasnya dirahasiakan atas permintaan pribadi, menceritakan pengalamannya sebelum dan sesudah operasi.
“Dulu saya merasa terkurung dalam tubuh sendiri. Berat badan saya 140 kg, saya tidak bisa bergerak bebas dan harus minum obat setiap hari. Setelah operasi, hidup saya berubah. Sekarang saya bisa beraktivitas normal dan tidak lagi merasa terisolasi,” ujarnya.
Manfaat lain yang sering dirasakan pasien meliputi meningkatnya rasa percaya diri, kemampuan berinteraksi sosial, dan perbaikan pada kondisi mental yang sebelumnya terganggu akibat stigma atau diskriminasi sosial.
Prosedur Tidak untuk Semua Orang
Meski terbukti efektif, RS EMC Alam Sutera menekankan bahwa operasi bariatrik bukan solusi bagi semua orang. Ada kriteria medis yang harus dipenuhi, seperti memiliki IMT (Indeks Massa Tubuh) ≥ 37, atau ≥ 32 dengan penyakit penyerta, serta telah menjalani upaya penurunan berat badan non-bedah setidaknya selama 6–12 bulan.
Selain itu, pasien wajib menjalani konseling dan evaluasi psikologis untuk memastikan kesiapan mental mereka menghadapi perubahan besar dalam pola hidup. Pascaoperasi, pasien juga diwajibkan mengikuti program pendampingan untuk menghindari risiko peningkatan berat badan kembali (weight regain), gangguan makan, atau efek samping lainnya.
Upaya Edukasi dan Sosialisasi
Sebagai bagian dari tanggung jawab sosial dan profesional, RS EMC secara rutin mengadakan kegiatan edukatif seperti seminar, webinar, dan sesi konsultasi terbuka kepada masyarakat umum mengenai bahaya obesitas serta berbagai pilihan penanganannya. Rumah sakit juga memberikan ruang konsultasi daring bagi masyarakat yang masih ragu atau ingin tahu lebih dalam mengenai prosedur ini.
Melalui berbagai kanal media sosial dan publikasi resmi, RS EMC juga menyampaikan informasi yang bersifat edukatif, membantah mitos-mitos seputar operasi bariatrik, serta menekankan pentingnya pendekatan medis yang ilmiah dan bertanggung jawab.
Harapan dan Komitmen Ke Depan
Mencapai angka 1.000 tindakan bariatrik menjadi bukti nyata bahwa peran dunia medis dalam penanganan obesitas semakin diakui. Namun, pihak RS EMC Alam Sutera menyatakan bahwa pencapaian ini bukan akhir dari perjalanan.
“Kami berkomitmen untuk terus memperluas jangkauan layanan, meningkatkan kualitas, dan membangun kesadaran masyarakat bahwa obesitas adalah masalah kesehatan serius yang dapat ditangani dengan tepat,” ujar dr. Andhika menutup pernyataannya.
RS EMC juga menyatakan bahwa mereka terbuka bekerja sama dengan lembaga kesehatan lain, pemerintah, dan komunitas dalam memerangi tren obesitas yang kian mengkhawatirkan di Indonesia.

