
Tangerang, Mata4.com —Perusahaan ban global asal Tiongkok, Sailun Group, resmi mengumumkan pembangunan pabrik ban pertamanya di Indonesia. Melalui anak usahanya, PT Sailun Tire Indonesia, perusahaan menanamkan investasi senilai USD 251,44 juta atau sekitar Rp 4 triliun. Pabrik tersebut dibangun di Kawasan Industri Terpadu Batang (KITB), Demak, Jawa Tengah, dan menjadi salah satu investasi manufaktur terbesar di sektor otomotif Indonesia dalam lima tahun terakhir.
Investasi ini tak hanya menandai ekspansi besar-besaran Sailun ke Asia Tenggara, tetapi juga menjadi sinyal kuat bahwa Indonesia terus menarik minat investor global sebagai basis produksi dan ekspor regional.
Ekspansi Global: Mengapa Indonesia?
Sailun Group adalah salah satu dari 10 produsen ban terbesar di dunia, dengan jaringan manufaktur dan distribusi yang tersebar di Tiongkok, Vietnam, Kamboja, dan Meksiko. Pabrik di Indonesia merupakan bagian dari strategi jangka panjang perusahaan untuk mendekatkan produksi ke pasar Asia Tenggara dan Australia, sambil memanfaatkan potensi bahan baku lokal, khususnya karet alam.
Indonesia sendiri merupakan produsen karet alam terbesar kedua di dunia, menjadikan negara ini sangat strategis sebagai lokasi pabrik ban. Selain itu, akses logistik ke pelabuhan besar, tenaga kerja melimpah, dan insentif investasi dari pemerintah menjadi faktor pendukung utama.
Rincian Investasi dan Kapasitas Produksi
Pabrik Sailun di Demak dirancang untuk menjadi fasilitas kelas dunia dengan kapasitas produksi sebagai berikut:
- 3,6 juta unit ban mobil penumpang (PCR) per tahun
- 600.000 unit ban truk dan bus (TBR) per tahun
- 37.000 ton ban untuk alat berat (OTR) per tahun
Produksi pertama telah dimulai sejak 28 Mei 2025, lebih cepat dari jadwal yang direncanakan. Ban pertama yang keluar dari jalur produksi menandai tonggak penting bagi operasi luar negeri Sailun di Indonesia dan menjadi simbol dimulainya kontribusi nyata perusahaan terhadap industri dalam negeri.
Ban yang diproduksi mengusung standar label Uni Eropa (AA rating) dan dirancang untuk iklim tropis, dengan performa tinggi dalam efisiensi bahan bakar, daya cengkeram di jalan basah, dan ketahanan dalam beban tinggi.
Dampak Ekonomi dan Ketenagakerjaan
Pabrik ini diperkirakan akan menyerap hingga 2.000 tenaga kerja langsung saat beroperasi penuh. Belum termasuk ribuan tenaga kerja tidak langsung yang akan bekerja di sektor logistik, distribusi, dan rantai pasok lokal.
Selain menyerap tenaga kerja, investasi Sailun diproyeksikan mendorong perkembangan sektor lain seperti:
- Karoseri dan suku cadang
- Industri karet lokal dan petani karet rakyat
- Logistik dan ekspor-impor otomotif
- Layanan distribusi dan purna jual nasional

www.service-ac.id
Kontribusi Terhadap Industri Ban Nasional
Menurut Kementerian Perindustrian, saat ini Indonesia memiliki kapasitas produksi ban nasional sekitar 80 juta unit per tahun. Dengan kehadiran Sailun, kapasitas tersebut akan meningkat signifikan. Apalagi, sebagian besar produk Sailun di Indonesia ditujukan untuk pasar ekspor, sehingga berdampak positif terhadap neraca perdagangan nasional.
Pemerintah juga berharap investasi ini menjadi bagian dari hilirisasi industri karet, yang selama ini terlalu bergantung pada ekspor bahan mentah. “Kita ingin nilai tambah dari karet mentah itu dinikmati di dalam negeri, bukan diolah di luar lalu kita impor lagi dalam bentuk produk jadi,” ujar perwakilan Kemenperin.
Debut di GIIAS 2025: Perkenalan Produk dan Merek
Sebagai bagian dari peluncuran resminya di Indonesia, Sailun tampil perdana di GIIAS 2025 (Gaikindo Indonesia International Auto Show) dengan konsep booth bertajuk “Techno Garage”. Di sana, Sailun memperkenalkan beragam merek ban yang berada di bawah naungan grupnya, seperti:
- Sailun – Ban premium global
- Blackhawk – Segmen menengah dan harian
- RoadX – Varian efisien dan value-for-money
- Maxam – Ban khusus kendaraan industri dan pertambangan
Sailun Indonesia menargetkan terbentuknya jaringan 25 distributor nasional dalam waktu 12 bulan ke depan dan tengah menjajaki kerja sama dengan perusahaan leasing otomotif dan diler-diler besar.
Komitmen Lingkungan dan Teknologi
Sailun juga menekankan pentingnya produksi ramah lingkungan dan efisiensi energi. Pabrik di Indonesia dirancang dengan sistem:
- Zero Liquid Discharge (ZLD) untuk limbah air
- Sistem daur ulang karet vulkanisir
- Teknologi produksi hemat energi
- Sertifikasi ISO 14001 dan 45001
Langkah ini sejalan dengan kebijakan pemerintah Indonesia dalam mendukung industri hijau dan berkelanjutan.
Dukungan Pemerintah dan Optimisme Masa Depan
Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Investasi/BKPM dan Kementerian Perindustrian menyambut hangat investasi ini. Mereka menilai masuknya Sailun adalah bukti kepercayaan investor asing terhadap iklim usaha dan potensi pasar Indonesia.
Menko Perekonomian Airlangga Hartarto menambahkan, “Ini adalah contoh nyata dari hilirisasi industri yang selama ini kita dorong. Pabrik Sailun akan jadi katalis penting bagi pertumbuhan industri otomotif nasional yang lebih kompetitif di kawasan.”
Kesimpulan
Investasi sebesar Rp 4 triliun dari Sailun Group di Demak bukan sekadar pembangunan pabrik, tetapi merupakan komitmen jangka panjang dalam membangun industri ban nasional yang berkelas dunia. Dengan kapasitas besar, teknologi mutakhir, dan komitmen pada keberlanjutan, kehadiran Sailun berpotensi menjadikan Indonesia sebagai pusat produksi dan ekspor ban terkemuka di Asia Tenggara.
Ke depannya, masyarakat dan industri otomotif dalam negeri akan diuntungkan melalui produk ban berkualitas tinggi dengan harga kompetitif, serta peningkatan ekonomi lokal melalui penyerapan tenaga kerja dan pengembangan industri penunjang.