Jakarta, 9 Juli 2025 — Dalam pertemuan yang penuh makna dan signifikan untuk masa depan ASEAN, Sekretaris Jenderal (Sekjen) ASEAN, Dr. Kao Kim Hourn, melakukan dialog mendalam dengan Menteri Luar Negeri Indonesia, Retno Marsudi, di Jakarta. Pertemuan ini menjadi salah satu langkah penting dalam memperkuat kerjasama antara negara-negara anggota ASEAN serta memastikan bahwa ASEAN tetap relevan dan berdaya saing di kancah global. Diskusi kedua pemimpin tersebut menyentuh berbagai isu utama yang sedang berkembang di kawasan Asia Tenggara, termasuk ekonomi, keamanan, perubahan iklim, dan kolaborasi dalam teknologi dan pendidikan.
Membangun Sinergi ASEAN yang Lebih Kuat di Tengah Tantangan Global
Sekjen ASEAN, Dr. Kao Kim Hourn, mengungkapkan bahwa pertemuan tersebut sangat penting untuk membahas langkah-langkah yang dapat diambil untuk menghadapi tantangan global yang semakin kompleks. Meskipun kawasan Asia Tenggara telah berkembang pesat dalam beberapa dekade terakhir, tantangan yang dihadapi oleh negara-negara anggota ASEAN tidaklah sedikit. Beberapa tantangan tersebut meliputi ketidakpastian ekonomi global, persaingan geopolitik yang semakin ketat, serta ancaman terhadap keberlanjutan lingkungan hidup.
“ASEAN harus bersatu dan berkolaborasi lebih erat dalam menghadapi tantangan ini. Kerja sama kita dalam bidang ekonomi, politik, dan sosial harus semakin ditingkatkan agar kita bisa menjadi kekuatan global yang sejajar dengan kawasan lainnya. Indonesia sebagai anggota penting ASEAN memiliki peran yang sangat besar dalam mewujudkan tujuan ini,” ungkap Dr. Kao dalam konferensi pers yang diadakan setelah pertemuan.
Komitmen Indonesia untuk Memperkuat ASEAN Sebagai Komunitas yang Inklusif dan Berdaya Saing
Menteri Luar Negeri Indonesia, Retno Marsudi, dalam sambutannya menegaskan bahwa Indonesia tetap berkomitmen untuk memperkuat ASEAN sebagai sebuah komunitas yang inklusif dan berdaya saing tinggi. “Indonesia percaya bahwa keberagaman yang ada di ASEAN adalah kekuatan kita. Kita memiliki tantangan yang sama, namun juga memiliki potensi besar untuk saling mendukung dan mencapai tujuan bersama. ASEAN harus menjadi platform bagi negara-negara anggotanya untuk bersama-sama menghadapi berbagai isu yang mempengaruhi kehidupan rakyat di kawasan ini,” ujar Retno Marsudi.
Ia menambahkan bahwa Indonesia, sebagai negara dengan ekonomi terbesar di Asia Tenggara, merasa memiliki tanggung jawab untuk terus mendorong ASEAN agar lebih terintegrasi secara ekonomi. Indonesia berharap bahwa ASEAN dapat menjadi kawasan yang lebih terhubung melalui jalur perdagangan yang bebas hambatan, memperkuat sektor teknologi dan inovasi, serta menjaga kestabilan sosial dan politik di dalam kawasan.
Kerja Sama Ekonomi: Mendorong Peningkatan Perdagangan dan Investasi
Salah satu topik utama yang dibahas dalam pertemuan ini adalah memperdalam kerjasama ekonomi antar negara-negara ASEAN. Ekonomi kawasan ASEAN telah menunjukkan perkembangan yang pesat dalam beberapa tahun terakhir, namun ada banyak potensi yang masih belum tergali secara optimal. Dalam hal ini, Indonesia mengusulkan beberapa langkah untuk mendorong kolaborasi yang lebih erat dalam sektor perdagangan, investasi, dan sektor ekonomi digital.
Indonesia berharap agar negara-negara ASEAN dapat lebih fokus pada penguatan kerjasama dalam bidang perdagangan bebas, menghilangkan hambatan non-tarif, dan memperkenalkan kebijakan yang lebih pro-investasi. Selain itu, Indonesia juga mengusulkan pembentukan infrastruktur yang lebih baik di kawasan untuk mendukung kelancaran distribusi barang dan jasa.
“Kami yakin bahwa integrasi ekonomi yang lebih dalam akan membuka lebih banyak peluang bagi negara-negara ASEAN untuk berkembang. Indonesia siap untuk menjadi mitra utama dalam meningkatkan kerjasama ekonomi antar negara-negara ASEAN,” ujar Retno Marsudi.
Menghadapi Ketegangan Geopolitik: Stabilitas Keamanan di Laut China Selatan
Isu lain yang tidak kalah penting adalah soal stabilitas kawasan, khususnya di Laut China Selatan. Ketegangan terkait klaim teritorial di Laut China Selatan masih menjadi masalah yang sangat sensitif, terutama bagi negara-negara ASEAN yang memiliki klaim di wilayah tersebut. Indonesia, yang tidak memiliki klaim teritorial di Laut China Selatan, telah berperan sebagai mediator dalam proses diplomasi untuk meredakan ketegangan antar pihak yang terlibat.
Menteri Luar Negeri Indonesia, Retno Marsudi, kembali menegaskan posisi Indonesia dalam masalah ini. “Kami terus mendorong agar setiap sengketa yang terjadi di Laut China Selatan dapat diselesaikan melalui dialog damai dan berdasarkan hukum internasional, khususnya Konvensi Perserikatan Bangsa-Bangsa tentang Hukum Laut (UNCLOS). Indonesia berkomitmen untuk memastikan bahwa kawasan ini tetap aman dan stabil,” jelas Retno.
Sekjen ASEAN, Dr. Kao Kim Hourn, juga mengungkapkan bahwa ASEAN harus berperan sebagai fasilitator dalam proses perdamaian dan penyelesaian sengketa di Laut China Selatan. “ASEAN harus menjadi platform bagi dialog yang konstruktif dan inklusif. Kami berharap dapat mengedepankan pendekatan diplomatik yang memprioritaskan perdamaian dan stabilitas di kawasan ini,” ungkapnya.
Perubahan Iklim dan Lingkungan: Tanggung Jawab Bersama untuk Masa Depan
Salah satu topik yang sangat ditekankan dalam pertemuan tersebut adalah masalah perubahan iklim. Negara-negara ASEAN, terutama negara kepulauan seperti Indonesia, menghadapi dampak perubahan iklim yang serius, seperti kenaikan permukaan laut dan bencana alam yang semakin sering terjadi. Oleh karena itu, kedua pihak sepakat untuk meningkatkan kerja sama dalam mengatasi perubahan iklim dan memastikan bahwa ASEAN dapat beradaptasi dengan tantangan lingkungan yang ada.
“Perubahan iklim adalah ancaman yang harus segera ditangani bersama. Indonesia, sebagai negara dengan hutan tropis terbesar di dunia, terus berupaya untuk mengurangi emisi karbon dan melestarikan keanekaragaman hayati. Kami berharap negara-negara ASEAN dapat memperkuat kolaborasi dalam bidang ini dan mengambil langkah nyata untuk melindungi lingkungan kita,” ujar Retno Marsudi.
Pendidikan dan Teknologi: Kolaborasi untuk Inovasi dan Kesiapan Masa Depan
Sektor pendidikan dan teknologi juga menjadi fokus utama dalam diskusi tersebut. Dengan pesatnya perkembangan teknologi dan digitalisasi, ASEAN harus memastikan bahwa setiap negara anggota memiliki akses yang setara terhadap inovasi dan teknologi terbaru. Indonesia mengusulkan agar ASEAN lebih memperkuat kerjasama dalam bidang pendidikan tinggi, riset, dan teknologi untuk memastikan bahwa kawasan ini dapat bersaing di kancah global.
“ASEAN memiliki potensi besar dalam bidang teknologi dan inovasi, namun untuk itu kita membutuhkan kolaborasi yang lebih dalam di sektor pendidikan. Indonesia siap berbagi pengetahuan dan pengalaman dalam mendorong kemajuan teknologi yang berkelanjutan,” kata Retno.
Sekjen ASEAN, Dr. Kao Kim Hourn, menambahkan bahwa pendidikan dan teknologi adalah sektor kunci yang harus diprioritaskan oleh negara-negara ASEAN. “Pendidikan dan teknologi akan menentukan kemajuan ASEAN ke depan. Kami harus bekerja bersama untuk menciptakan ekosistem inovasi yang inklusif, di mana setiap negara anggota dapat berkontribusi dan memetik manfaatnya,” ujar Dr. Kao.
Langkah Ke Depan: Meningkatkan Kolaborasi dan Komitmen untuk ASEAN yang Lebih Kuat
Menutup pertemuan tersebut, baik Sekjen ASEAN maupun Menteri Luar Negeri Indonesia sepakat bahwa ASEAN harus terus bergerak maju dengan semangat kebersamaan dan kerja sama. Dengan tantangan yang ada, baik yang bersifat internal maupun eksternal, ASEAN harus menjadi lebih dari sekadar kawasan ekonomi. ASEAN harus menjadi kekuatan yang mampu menghadapi masalah global dengan memberikan solusi yang saling mendukung dan memperkuat posisi kawasan ini di dunia internasional.
“Melalui pertemuan ini, kami menunjukkan komitmen kami untuk memastikan bahwa ASEAN tidak hanya berkembang secara ekonomi, tetapi juga menjadi komunitas yang lebih terintegrasi, aman, dan berdaya saing,” tutup Retno Marsudi.
Tentang Sekjen ASEAN, Dr. Kao Kim Hourn
Dr. Kao Kim Hourn, yang menjabat sebagai Sekretaris Jenderal ASEAN, adalah seorang diplomat yang memiliki pengalaman luas dalam bidang hubungan internasional. Sebelum menjabat di ASEAN, Dr. Kao dikenal sebagai sosok yang sangat berpengalaman dalam negosiasi multilateral dan diplomasi regional. Komitmennya untuk memperkuat kerjasama antar negara anggota ASEAN telah membawa perubahan besar dalam cara kawasan ini mengelola tantangan global.
