
Ukraina, Mata4.com — Sebuah serangan rudal yang diduga diluncurkan oleh militer Rusia menghantam sejumlah wilayah di Ukraina pada Senin pagi, 6 Oktober 2025. Berdasarkan pernyataan resmi dari otoritas Ukraina, serangan tersebut menewaskan sedikitnya lima orang dan melukai sedikitnya 17 lainnya. Beberapa di antaranya dilaporkan dalam kondisi kritis.
Serangan terjadi sekitar pukul 05.30 waktu setempat dan menyasar kota-kota besar seperti Kharkiv, Dnipro, dan beberapa wilayah di pinggiran Zaporizhzhia. Gempuran tersebut memicu ledakan besar dan kebakaran di beberapa titik, serta menyebabkan kerusakan serius pada bangunan tempat tinggal, sekolah, dan infrastruktur publik lainnya.
Rincian Korban dan Kerusakan
Menurut laporan dari Kementerian Dalam Negeri Ukraina, tiga orang tewas di kota Kharkiv setelah rudal menghantam kompleks permukiman padat penduduk. Dua orang lainnya, termasuk seorang anak berusia 9 tahun, dilaporkan tewas di Dnipro. Petugas penyelamat dan relawan masih terus melakukan pencarian korban di bawah puing-puing bangunan yang runtuh.
“Ini adalah pagi yang penuh duka bagi kami. Rumah-rumah warga hancur, keluarga kehilangan orang-orang yang mereka cintai,” ujar Oleh Syniehubov, Gubernur Wilayah Kharkiv, dalam sebuah konferensi pers.
Kerusakan parah juga dilaporkan terjadi pada jaringan listrik dan air bersih di beberapa wilayah. Pemerintah setempat menyatakan bahwa tim teknis sedang berupaya memperbaiki fasilitas umum yang terdampak.
Pernyataan Pemerintah Ukraina
Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy menyampaikan kecaman keras atas serangan tersebut. Dalam pernyataan yang dirilis melalui akun media sosial resminya, ia menyebut serangan ini sebagai “bukti nyata bahwa Rusia terus mengabaikan hukum humaniter internasional”.
“Kami tidak akan tinggal diam. Dunia harus tahu bahwa serangan ini bukan hanya terhadap Ukraina, tetapi terhadap nilai-nilai kemanusiaan dan perdamaian global. Kami mendesak komunitas internasional untuk segera meningkatkan tekanan terhadap Federasi Rusia,” kata Zelenskyy.
Zelenskyy juga menegaskan bahwa pemerintah Ukraina akan terus meningkatkan kapasitas sistem pertahanan udara, serta meminta tambahan dukungan militer dari negara-negara mitra.
Tanggapan Rusia Masih Belum Ada
Hingga laporan ini diterbitkan, belum ada pernyataan resmi dari pihak Rusia mengenai serangan yang terjadi. Namun, dalam pernyataan sebelumnya, Kementerian Pertahanan Rusia telah menyatakan bahwa semua operasi militer mereka ditujukan pada sasaran-sasaran strategis militer dan logistik Ukraina, bukan target sipil.
Sementara itu, beberapa media yang berafiliasi dengan pemerintah Rusia melaporkan bahwa serangan tersebut merupakan respons terhadap aktivitas militer Ukraina di wilayah Donbas. Namun, klaim tersebut belum dapat diverifikasi secara independen.
Kecaman dari Komunitas Internasional
Sejumlah negara dan organisasi internasional mengeluarkan pernyataan mengecam serangan tersebut. Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), António Guterres, menyatakan keprihatinannya terhadap meningkatnya jumlah korban sipil dalam konflik yang telah berlangsung lebih dari tiga tahun ini.
“PBB mengingatkan semua pihak yang terlibat dalam konflik untuk mematuhi hukum internasional, khususnya Konvensi Jenewa yang melindungi warga sipil dalam situasi perang,” ujar Guterres dalam pernyataan resminya.
Organisasi Palang Merah Internasional (ICRC) juga menyampaikan kekhawatirannya dan menawarkan bantuan medis serta logistik kepada pemerintah Ukraina untuk membantu korban luka dan keluarga terdampak.
Situasi Terkini dan Upaya Evakuasi
Hingga sore hari waktu setempat, aparat kepolisian, pemadam kebakaran, dan relawan kemanusiaan masih melakukan proses evakuasi dan pembersihan di sejumlah lokasi terdampak. Pemerintah daerah telah menyiapkan beberapa tempat penampungan sementara bagi warga yang rumahnya hancur atau tidak lagi aman ditinggali.
Di sisi lain, warga yang berada di zona merah diminta untuk tetap berada di tempat perlindungan dan mengikuti instruksi dari otoritas lokal. Pemerintah Ukraina juga telah membuka hotline bantuan darurat bagi korban terdampak dan keluarga mereka.
Penutup
Serangan terbaru ini menambah daftar panjang eskalasi konflik antara Rusia dan Ukraina sejak invasi dimulai pada Februari 2022. Meskipun berbagai upaya diplomasi telah dilakukan oleh negara-negara Eropa dan organisasi internasional, konflik bersenjata di kawasan tersebut masih jauh dari kata selesai.
Pemerintah Ukraina menegaskan bahwa mereka tidak akan mundur dan akan terus memperjuangkan kedaulatan serta keselamatan warganya.