Bekasi, Mata4.com – Nama Atalanta mungkin tak langsung muncul dalam deretan klub elit Serie A seperti Juventus, Inter Milan, atau AC Milan. Namun, tim berjuluk La Dea itu berhasil mencuri perhatian setelah menjuarai Liga Europa 2023/2024, menandai tonggak bersejarah dalam kiprah mereka di kancah Eropa.
Ketika klub mencetak sejarah, sorotan biasanya tertuju pada pelatih dan para pemain. Padahal, di balik layar terdapat peran besar dari pemilik klub yang jarang tersorot media. Siapa sebenarnya pemilik Atalanta? Bagaimana struktur kepemilikannya dan siapa sosok penting di balik kesuksesan klub asal Bergamo ini?
Struktur Kepemilikan Atalanta
Atalanta kini dimiliki oleh La Dea S.r.l., perusahaan hasil kerja sama antara investor Amerika Serikat yang dipimpin Stephen Pagliuca dan keluarga Percassi yang telah lama mengelola klub.
Pada tahun 2022, grup investor asal AS yang dikomandoi Pagliuca membeli 55 persen saham di La Dea, menjadikan mereka sebagai pemegang saham mayoritas. Meski begitu, keluarga Percassi masih memegang 45 persen saham, dan secara individu tetap menjadi pihak yang paling berpengaruh dalam operasional klub.
Dalam struktur kepemimpinan saat ini:
- Stephen Pagliuca menjabat sebagai wakil ketua Atalanta.
- Antonio Percassi tetap sebagai presiden klub.
- Luca Percassi, anak Antonio, menjabat sebagai CEO.
Artinya, walaupun kepemilikan secara legal sudah terbagi, kekuasaan pengelolaan masih berada di tangan keluarga Percassi.
Mengenal Antonio Percassi, Bos Lama Atalanta
Antonio Percassi bukanlah sosok baru di Atalanta. Ia merupakan mantan pemain klub tersebut yang bermain antara tahun 1970 hingga 1976. Ia bahkan melakukan debut bersama Atalanta saat masih berusia 17 tahun.
Namun karier sepak bolanya tidak berlangsung lama. Pada usia 23 tahun, Percassi memutuskan pensiun dini dan memilih menekuni dunia bisnis. Langkah ini ternyata menjadi awal dari perjalanan panjang membangun kerajaan usaha yang kini bernilai miliaran dolar.
Baca Juga:
guru takut tegur siswa ini alasannya
Dari Benetton ke KIKO Milano
Karier bisnis Antonio Percassi dimulai saat ia bekerja sama dengan Luciano Benetton, pendiri merek Benetton, pada tahun 1976. Setelah belajar banyak dari dunia ritel, ia mendirikan KIKO Milano pada tahun 1997, sebuah merek kosmetik yang kini dikenal luas di Eropa.
Hingga kini, Percassi masih memiliki 52 persen saham KIKO Milano, menjadikannya sebagai pengendali utama brand tersebut.

Bawa Zara dan Starbucks ke Italia
Kontribusi Percassi terhadap dunia ritel Italia tak berhenti di KIKO. Pada 2001, ia membawa merek Zara ke Italia. Kemudian, pada tahun 2018, lewat kerja sama dengan Starbucks, ia menghadirkan gerai Starbucks pertama di Italia, tepatnya di kota Milan.
Kesuksesan Percassi di sektor ritel dan fesyen membuatnya juga merambah ke sektor real estate, mengembangkan properti untuk ritel, perkantoran, dan pusat perbelanjaan di berbagai kota di Italia.
Total Kekayaan Antonio Percassi
Menurut data yang dikutip dari situs resmi perusahaan Percassi, kekayaan bersih Antonio Percassi ditaksir mencapai 1,3 miliar dolar AS atau setara dengan Rp 21,5 triliun (kurs Oktober 2025).
Dengan kekayaan sebesar itu, Percassi tidak hanya menjadi pengusaha sukses, tetapi juga salah satu pemilik klub sepak bola dengan latar belakang bisnis paling beragam di Italia.
Meskipun bukan termasuk jajaran taipan olahraga yang gemar tampil di media, Antonio Percassi dan keluarganya tetap menjadi aktor kunci di balik perkembangan Atalanta.
Kolaborasi strategis dengan investor global seperti Stephen Pagliuca terbukti mampu memberikan energi baru, tanpa menghilangkan kendali dan filosofi lokal yang telah dibangun bertahun-tahun.
Atalanta kini bukan hanya klub penghibur di Serie A, melainkan kekuatan baru yang mampu berbicara di level Eropa—dan di baliknya, ada tangan dingin Percassi yang membawa visi jangka panjang, baik di lapangan hijau maupun di dunia bisnis.
