Bekasi, Mata4.com – Siapa yang tak kenal MotoGP? Ajang balap motor paling bergengsi di dunia ini telah melahirkan banyak legenda dan menyuguhkan aksi-aksi menegangkan dari berbagai penjuru sirkuit dunia. Meskipun dari sisi pendapatan dan jangkauan global masih berada di bawah Formula 1 (F1), MotoGP punya tempat khusus di hati para pencinta motorsport.
Nama-nama besar seperti Giacomo Agostini, Valentino Rossi, Jorge Lorenzo, Marc Marquez, hingga juara dunia terkini seperti Francesco Bagnaia menjadi simbol kegemilangan olahraga ini. Namun, di balik balapan yang memacu adrenalin, ada dinamika bisnis yang tak kalah panas.
Pemilik Baru MotoGP: Liberty Media
Pada 2024, dunia motorsport diguncang kabar besar: Liberty Media, raksasa media asal Amerika Serikat dan pemilik F1, secara resmi mengakuisisi Dorna Sports, perusahaan yang selama ini memegang hak komersial dan siar MotoGP.
Proses akuisisi itu rampung pada Juli 2025, dengan nilai transaksi mencapai 4,2 miliar euro atau sekitar Rp 80,4 triliun. Liberty Media kini menguasai 86% saham Dorna Sports, menjadikan mereka sebagai pemilik mayoritas dari MotoGP, serta kompetisi lain seperti Moto2, Moto3, dan World Superbike (WSBK).
Meski begitu, Dorna Sports tetap menjadi perusahaan independen di bawah naungan Liberty Media. Mereka masih memegang 14% saham, dan struktur manajemen utama tidak diubah.
Carmelo Ezpeleta Tetap Jadi CEO
Salah satu yang tak berubah dari kesepakatan ini adalah posisi Carmelo Ezpeleta sebagai CEO MotoGP dan Dorna Sports. Pria asal Spanyol ini telah memimpin Dorna sejak 1994, bahkan sejak sebelum ajang balap ini resmi dikenal sebagai MotoGP.
Ezpeleta memulai kariernya di dunia balap sebagai pengelola sirkuit, hingga akhirnya menjadi tokoh kunci dalam pertumbuhan MotoGP di era modern. Di bawah kepemimpinannya, MotoGP berkembang menjadi ajang global dengan basis penggemar yang kuat di Eropa, Asia, dan Amerika Latin.

Siapa Liberty Media?
Liberty Media bukan nama asing dalam dunia hiburan dan olahraga. Didirikan oleh John C. Malone pada 1991, perusahaan ini dikenal sebagai pemilik Formula 1, yang mereka beli pada 2017 senilai 8 miliar dolar AS (sekitar Rp 132 triliun).
Selain F1 dan kini MotoGP, Liberty Media juga memiliki kepemilikan di berbagai perusahaan besar seperti:
- Sirius XM – jaringan radio satelit terbesar di Amerika
- Live Nation Entertainment – promotor konser dan festival musik global
Dengan jejak bisnis yang luas, Liberty Media diyakini akan membawa pendekatan baru yang lebih agresif secara komersial untuk MotoGP, serupa dengan strategi mereka di F1 yang sukses meningkatkan eksposur global, khususnya di pasar Amerika Serikat.
Baca Juga:
3 wni siksa sesama di malaysia
Dampak Akuisisi ke Dunia Balap
Akuisisi ini dipandang sebagai langkah strategis untuk menyatukan kekuatan dua balapan terbesar di dunia. Meski tetap beroperasi secara independen, banyak yang memprediksi akan terjadi sinergi dari sisi promosi, penyiaran, hingga inovasi teknologi antara F1 dan MotoGP.
Di sisi lain, muncul kekhawatiran di kalangan fans lama bahwa MotoGP bisa kehilangan “jiwa” balapannya karena terlalu dikomersialisasi, sebagaimana kritik yang sempat diarahkan ke F1 pasca diambil alih Liberty Media.
Namun sejauh ini, belum ada perubahan besar yang kontroversial. MotoGP tetap mempertahankan ciri khasnya sebagai balapan penuh aksi tanpa terlalu banyak drama buatan.
MotoGP kini berada di tangan raksasa media dunia. Di bawah payung Liberty Media, ajang balap motor ini berpeluang tumbuh lebih besar secara global. Namun, mempertahankan identitas dan esensi kompetisinya akan menjadi tantangan tersendiri.
Dengan Carmelo Ezpeleta tetap memegang kendali operasional, dan dukungan kapital serta jaringan global dari Liberty Media, masa depan MotoGP tampak menjanjikan—selama keseimbangan antara bisnis dan balapan bisa terus dijaga.
