Jakarta, Mata4.com — Rencana kenaikan tarif Transjakarta sedang menjadi perhatian publik. Anggota Komisi B DPRD DKI Jakarta, M Taufik Zulkifli, menyatakan hingga saat ini Gubernur DKI Jakarta, Pramono Anung, belum membicarakan rencana tersebut dengan DPRD.
“Belum dibicarakan sama sekali (ke DPRD) karena belum ada usulan dari gubernur. Kami juga menunggu kajiannya seperti apa,” ujar Taufik di Balai Kota DKI Jakarta, Rabu (5/11/2025).
Pemprov DKI disebut masih menunggu waktu yang tepat serta hasil kajian menyeluruh, termasuk analisis kemampuan masyarakat membayar tarif layanan transportasi Transjakarta.
Subsidi Public Service Obligation (PSO) Dipangkas
Pemprov DKI telah mengusulkan pemangkasan sebagian subsidi PSO untuk transportasi umum, termasuk Transjakarta, MRT, dan LRT, sebagai dampak berkurangnya dana bagi hasil (DBH) sebesar Rp15 triliun dari pemerintah pusat.

Direktur PT Transjakarta, Welfizon Yuza, menyebut beban subsidi per pelanggan pada 2024 mencapai Rp9.700, turun dari Rp18.000 pada 2022. Hal ini menunjukkan efisiensi operasional meningkat seiring bertambahnya jumlah pelanggan.
“Dari sisi korporasi, kita makin efisien dengan biaya maupun subsidi yang dialokasikan oleh Pemprov DKI,” jelas Welfizon.
Tarif reguler Transjakarta saat ini Rp3.500 per perjalanan, yang sudah berlaku sejak 2005. Namun, biaya operasional hanya tertutupi sekitar 14 persen, sehingga pemerintah mempertimbangkan kenaikan menjadi Rp5.000 per perjalanan.
Perbaikan Fasilitas dan Armada
Gubernur DKI, Pramono Anung, menyatakan bahwa Pemprov telah memperbaiki fasilitas armada Transjakarta menjelang rencana kenaikan tarif.
“Fasilitasnya sekarang kita perbaiki, bahkan tahun ini bus listrik Jakarta yang sebelumnya beroperasi 200 unit, akan ditingkatkan menjadi 500 unit,” kata Pramono di M Bloc Space Jakarta, Senin (27/10/2025).
Saat ini, tarif khusus pada jam ekonomi (05.00-07.00 WIB) sebesar Rp2.000 per perjalanan, dan terkadang ada promo hingga Rp1 untuk hari-hari tertentu.
