
Jakarta, Mata4.com — Dunia diplomatik Indonesia dikejutkan oleh kabar duka yang masih menyisakan banyak pertanyaan. Arya Daru Pranata, seorang diplomat senior yang tengah menjabat sebagai Wakil Kepala Perwakilan RI di Jenewa, ditemukan meninggal dunia di sebuah kamar hotel di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, pada 27 Juli 2025.
Meski pihak kepolisian menyatakan tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan fisik, namun kejanggalan demi kejanggalan membuat publik dan kalangan internal Kementerian Luar Negeri bertanya: apa sebenarnya yang terjadi pada Arya Daru?
Karier Cemerlang Seorang Diplomat
Arya Daru (48 tahun) dikenal sebagai diplomat teladan yang telah mengabdi selama lebih dari dua dekade di Kementerian Luar Negeri. Ia pernah bertugas di berbagai negara penting seperti Jepang, Kenya, dan terakhir di Jenewa, Swiss — pusat dari banyak organisasi internasional, termasuk PBB dan WHO.
Koleganya menyebut Arya sebagai sosok cerdas, berintegritas, dan berdedikasi tinggi pada tugas negara. Tak sedikit yang menyebut ia tengah dipersiapkan untuk posisi strategis di pusat dalam waktu dekat.
“Pak Arya itu orang yang sangat tertutup, tapi pekerja keras. Dia tidak pernah terlibat kontroversi apa pun selama di luar negeri,” ujar seorang pejabat Kemenlu yang enggan disebut namanya.
Kronologi Awal dan Kejanggalan
Menurut laporan polisi, Arya tiba di Jakarta lima hari sebelum kematiannya. Ia disebut tengah mengambil cuti pribadi dan menginap di hotel, alih-alih di rumah dinas diplomat. Tubuhnya ditemukan oleh petugas hotel setelah ia tidak merespons panggilan kamar selama dua hari.
Meski penyebab pasti belum diumumkan secara resmi, dugaan awal menyebut adanya serangan jantung mendadak. Namun, beberapa fakta di lapangan menyulut spekulasi:
- Tidak ditemukan dokumen pribadi penting seperti paspor diplomatik atau ponsel utama miliknya di lokasi.
- Ada jeda waktu hampir 48 jam sebelum pihak hotel melaporkan ketidakhadiran Arya.
- Kamera pengawas (CCTV) hotel pada lantai tempat kamar Arya menginap disebut “tidak aktif” sejak sehari sebelum kejadian.
Diamnya Kementerian dan Reaksi Publik
Pihak Kementerian Luar Negeri hingga kini belum memberikan pernyataan terbuka, hanya menyampaikan ucapan duka dan menyebut kematian Arya sebagai “kehilangan besar bagi dunia diplomasi Indonesia.” Belum ada klarifikasi terkait aktivitas terakhir Arya di Jakarta maupun detail misinya jika ada.
Sikap diam Kemenlu ini justru memunculkan berbagai spekulasi, mulai dari motif politis, tekanan intelijen asing, hingga kemungkinan adanya keterlibatan pihak ketiga dalam kematian sang diplomat.
Di media sosial, tanda pagar seperti KematianDiplomat dan AryaDaru sempat menjadi trending topic, dengan banyak warganet menuntut transparansi pemerintah.

www.service-ac.id
Pengamat: “Ada yang Belum Dibuka ke Publik”
Pengamat hubungan internasional dan keamanan nasional dari LIPI, Dr. Rian Surya, menyatakan bahwa kematian seorang pejabat diplomatik dalam kondisi misterius seharusnya menjadi perhatian serius negara.
“Seorang diplomat bukan hanya mewakili negara, tapi juga membawa banyak informasi strategis dan sensitif. Ketika ia meninggal dalam kondisi janggal, itu bukan hanya urusan keluarga, tapi menyangkut keamanan negara,” tegasnya.
Dr. Rian juga menyayangkan minimnya informasi resmi dari Kemenlu dan Polri.
“Ini bukan kasus biasa. Transparansi sangat dibutuhkan untuk menghindari kesimpangsiuran di publik,” tambahnya.
Langkah Kepolisian dan Autopsi
Hingga saat ini, Polres Jakarta Pusat masih menunggu hasil autopsi lengkap dari Rumah Sakit Polri Kramat Jati. Namun juru bicara kepolisian menyatakan belum ditemukan indikasi kekerasan atau jejak zat beracun dalam pemeriksaan awal.
“Kami masih menunggu hasil toksikologi dan forensik lanjutan. Semua kemungkinan tetap terbuka,” ujar Kombes Budi Wahono, juru bicara Polda Metro Jaya.
Pihak keluarga Arya Daru telah menyatakan tidak ingin berspekulasi dan menyerahkan sepenuhnya proses penyelidikan kepada pihak berwenang.
Apa yang Ditinggalkan Arya Daru?
Arya meninggalkan seorang istri dan dua anak yang saat ini tinggal di luar negeri. Ia juga meninggalkan reputasi sebagai diplomat bersih dan profesional — justru karena itu, kematiannya yang mendadak dan penuh teka-teki makin terasa janggal.
Sejumlah kolega menyebut Arya terakhir kali terlihat menghadiri pertemuan informal di lingkungan kementerian beberapa hari sebelum kematiannya. Namun tidak ada catatan resmi mengenai tujuannya kembali ke Jakarta selain “cuti pribadi.”
Kesimpulan: Sebuah Misteri yang Masih Menggantung
Hingga kini, teka-teki seputar kematian Arya Daru masih menyisakan pertanyaan besar:
Apakah ini benar-benar kematian alami, atau ada sesuatu yang lebih dalam yang belum terungkap?
Dalam dunia diplomasi, tidak ada hal yang benar-benar kebetulan. Setiap langkah, pertemuan, dan perjalanan seorang diplomat kerap berkaitan dengan agenda negara. Jika Arya Daru memang membawa sesuatu yang penting, publik berhak tahu.
Untuk sekarang, misteri ini masih menggantung — dan mungkin, jawabannya belum akan datang dalam waktu dekat.