Bandung – London, Juli 2025 — Sebuah prestasi membanggakan kembali ditorehkan oleh pelajar Indonesia di kancah internasional. Tiga siswa kelas 10 dari SMA Pribadi School Bandung berhasil mengharumkan nama bangsa setelah meraih medali emas dalam ajang International Greenwich Olympiad (IGO) 2025 yang digelar di London–Oxford, Inggris.
Kompetisi yang berlangsung pada 22–28 Juni 2025 ini merupakan ajang olimpiade sains internasional bergengsi yang diikuti oleh lebih dari 350 pelajar dari 53 negara, termasuk Amerika Serikat, Inggris, Korea Selatan, Turki, India, dan Tiongkok. Peserta dalam ajang ini berlomba mempresentasikan proyek-proyek ilmiah mereka yang berfokus pada tema sains, teknik, lingkungan, energi, dan seni.
Inovasi Unik dari Limbah Tulang Ayam
Tim Indonesia yang terdiri dari tiga pelajar:
- Moch Zahran Alfathin Mulkan Djunaedi (asal Cianjur),
- Viandra Satriya Hutomo, dan
- Muhammad Haikal Alqory (keduanya dari Bandung),
membawa proyek ilmiah berjudul:
“Potential of CaCO₃ from Chicken Bone Waste as an Environmentally Friendly Concrete Composite Additive”
atau dalam bahasa Indonesia:
“Potensi CaCO₃ dari Limbah Tulang Ayam sebagai Aditif Komposit Beton Ramah Lingkungan”
Mereka memanfaatkan limbah tulang ayam yang selama ini terbuang sia-sia, lalu diolah menjadi serbuk kalsium karbonat (CaCO₃). Serbuk tersebut dicampurkan dalam material beton untuk menghasilkan komposit yang lebih ringan, kuat, berpori, serta ramah lingkungan.
Melalui uji laboratorium yang dilakukan di Laboratorium Struktur dan Material Institut Teknologi Bandung (ITB), komposit hasil olahan mereka menunjukkan hasil memenuhi standar kualitas beton nasional (SNI), bahkan menunjukkan peningkatan daya tekan dan efisiensi material dibanding beton biasa. Hal ini membuktikan bahwa limbah organik bisa dikonversi menjadi material bangunan bernilai tinggi.
Kemenangan yang Menginspirasi
Di kategori lingkungan dan teknik, proyek mereka berhasil mengalahkan tim-tim unggulan dari berbagai negara. Tim dari Turki meraih medali perak, sementara Korea Selatan membawa pulang medali perunggu.
Kemenangan ini terasa sangat emosional bagi Moch Zahran Alfathin, yang menyebut bahwa ini adalah medali emas ketujuh yang ia raih dari kompetisi internasional selama lima tahun terakhir. “Ini momen yang sangat membanggakan. Saya merasa luar biasa ketika bendera merah putih dikibarkan di Inggris, dan nama Indonesia dipanggil,” ujarnya penuh haru.
Kunci Sukses: Kolaborasi dan Kepekaan Sosial
Guru pembimbing dari tim tersebut menjelaskan bahwa proyek ini lahir dari hasil pengamatan sosial sehari-hari. Melihat banyaknya limbah tulang ayam dari konsumsi masyarakat yang hanya dibuang begitu saja, para siswa mencari cara agar limbah ini bisa diberdayakan secara ilmiah.
Hasilnya bukan hanya bermanfaat dari sisi inovasi teknik, tetapi juga membawa pesan keberlanjutan (sustainability) dan ekonomi sirkular, yang kini menjadi isu global utama.
Mereka berharap proyek ini bisa dikembangkan lebih lanjut ke skala industri, bahkan diterapkan di berbagai wilayah di Indonesia yang menghadapi tantangan dalam pemanfaatan limbah dan bahan bangunan ramah lingkungan.
Membuka Jalan bagi Generasi Inovatif
Keberhasilan tim Indonesia di IGO 2025 ini menjadi bukti nyata bahwa pelajar Indonesia mampu bersaing secara global, asalkan diberi ruang, dukungan, dan akses untuk berinovasi.
Kemenangan mereka adalah hasil kerja keras, disiplin, dan semangat belajar yang tinggi—nilai-nilai yang menjadi fondasi penting dalam pengembangan generasi muda Indonesia yang unggul.
