Selat Bali, 2 Juli 2025 — Perairan Selat Bali kembali menjadi saksi tragedi transportasi laut setelah kapal penumpang dan kendaraan KMP Tunu Pratama Jaya tenggelam saat tengah menyeberang dari Pelabuhan Ketapang, Banyuwangi menuju Pelabuhan Gilimanuk, Bali. Insiden ini membawa duka mendalam, karena di dalam kapal terdapat 65 orang, terdiri dari penumpang, awak kapal, dan pengemudi kendaraan yang turut dimuat dalam kapal.
Latar Belakang Kapal
KMP Tunu Pratama Jaya merupakan kapal feri penyeberangan yang beroperasi di bawah naungan PT Dharma Lautan Utama, salah satu operator pelayaran penyeberangan yang cukup berpengalaman. Kapal ini rutin melayani jalur pendek namun padat antara Banyuwangi dan Bali, yang dalam keadaan normal hanya memakan waktu sekitar 45 menit hingga 1 jam.
Dengan kapasitas muatan puluhan kendaraan dan puluhan penumpang, kapal ini biasanya melayani arus lalu lintas padat, terutama pada malam hari, di mana aktivitas logistik dan perpindahan kendaraan antarpulau sedang tinggi.
Kronologi Lengkap Kejadian
Rabu malam, 2 Juli 2025:
- Pukul 22.56 WIB – KMP Tunu Pratama Jaya meninggalkan Pelabuhan Ketapang dengan kondisi cuaca yang dilaporkan mulai memburuk. Kapal mengangkut 53 penumpang, 12 kru kapal, dan 22 unit kendaraan dari berbagai jenis, termasuk truk logistik dan mobil pribadi.
- Pukul 23.20 WIB – Dalam waktu kurang dari 30 menit setelah berlayar, kapal mengalami kebocoran mendadak di ruang mesin. Hal ini diketahui setelah kapten kapal mengirimkan sinyal darurat (mayday call) ke petugas pelabuhan, menyebutkan adanya masuknya air dalam jumlah besar.
- Pukul 23.22 WIB – Tidak lama setelah sinyal dikirim, sistem kelistrikan kapal padam total (blackout), menyebabkan kapal kehilangan daya dan kontrol penuh. Lampu mati, sistem komunikasi terganggu, dan tidak ada daya untuk mengoperasikan pompa air darurat.
- Pukul 00.19–00.22 WITA – Beberapa menit kemudian, kapal mulai terbalik akibat ketidakseimbangan muatan dan masuknya air secara masif. Dalam hitungan menit, KMP Tunu Pratama Jaya tenggelam seluruhnya ke dasar laut. Lokasi tenggelamnya kapal teridentifikasi di koordinat –08°09.371′, 114°25.1569′, masih dalam wilayah Selat Bali.
- Pukul 00.35 WIB – Tim Pelabuhan resmi mencatat bahwa kapal dinyatakan tenggelam. Beberapa kapal SAR segera diberangkatkan, termasuk armada dari Basarnas Banyuwangi, Pos SAR Jembrana, dan KPLP.
Cuaca Buruk, Tantangan Berat bagi Tim SAR
Sejak peringatan cuaca ekstrem dikeluarkan BMKG beberapa hari sebelumnya, kondisi di perairan Selat Bali memang dinyatakan tidak bersahabat. Gelombang tinggi hingga 2,5 meter, angin kencang, dan arus bawah laut yang kuat membuat proses pencarian korban menjadi sangat menantang.
Tim SAR gabungan menurunkan kapal cepat (RIB), tim selam, drone pencari termal, dan helikopter untuk memantau dari udara. Namun upaya mereka terus terhambat gelombang dan jarak pandang yang buruk.
