
Washington, Mata4.com – Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, mengeluarkan pernyataan mengejutkan yang berpotensi mengubah peta politik Timur Tengah. Pada Kamis (25/9/2025) waktu setempat, Trump menegaskan bahwa Israel tidak diizinkan menganeksasi wilayah Tepi Barat di sepanjang Sungai Yordan, menyiratkan langkah-langkah unilateral tersebut harus segera dihentikan.
“Saya tidak mengizinkan Israel menganeksasi Tepi Barat. Itu sudah cukup. Sekarang waktunya berhenti,” ujar Trump dengan tegas, tanpa basa-basi, di Gedung Putih.
Pernyataan ini muncul sehari setelah sejumlah media melaporkan adanya pembicaraan penting di sela-sela Sidang Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Dalam pertemuan tersebut, Trump dikabarkan telah berjanji kepada para pemimpin negara-negara Arab bahwa ia akan menahan ambisi Israel untuk menganeksasi wilayah Tepi Barat yang diduduki. Janji ini menjadi salah satu pilar penting dalam upaya perdamaian Timur Tengah yang tengah diupayakan Washington.

Selain isu Tepi Barat, Trump juga menyinggung perkembangan terkait Jalur Gaza. Setelah melakukan komunikasi intensif dengan Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, serta sejumlah pimpinan Timur Tengah, Trump menyatakan optimisme tinggi terhadap tercapainya kesepakatan di wilayah tersebut. Ia menilai, kerangka perdamaian yang lebih luas, termasuk Gaza, sudah sangat dekat.
“Seperti yang Anda tahu, kami telah melakukan pertemuan yang luar biasa beberapa hari lalu dalam Sidang Umum PBB. Saya pikir kami hampir mencapai semacam sebuah kesepakatan,” ujar Trump kepada awak media.
Sikap tegas ini menandakan pergeseran signifikan dalam diplomasi AS di kawasan. Penolakan terhadap aneksasi Tepi Barat memberikan harapan baru bagi Palestina dan meredakan ketegangan dengan negara-negara Arab, yang selama ini sangat menolak langkah perluasan wilayah Israel.
Para pengamat menilai bahwa pernyataan Trump bisa menjadi titik balik dalam negosiasi damai Israel-Palestina, karena menegaskan posisi Amerika Serikat yang selama ini dianggap lebih mendukung kebijakan unilateral Israel. Dengan sikap baru ini, jalur diplomasi untuk solusi dua negara dan penyelesaian konflik di Gaza dan Tepi Barat berpotensi mendapat momentum baru.
Selain itu, langkah Trump diharapkan dapat meningkatkan kepercayaan negara-negara Arab terhadap komitmen AS dalam menengahi perdamaian, sekaligus membuka peluang dialog lebih intensif antara Israel, Palestina, dan komunitas internasional untuk menciptakan stabilitas jangka panjang di Timur Tengah.