
Jakarta, Mata4com – Proyek Kereta Cepat Jakarta–Bandung yang kini bernama Whoosh kembali menjadi sorotan. Meski tampil modern, proyek ini meninggalkan beban utang dan kerugian besar bagi PT Kereta Api Indonesia (Persero/KAI).
Direktur Utama KAI, Bobby Rasyidin, mengakui kondisi tersebut saat rapat dengar pendapat dengan Komisi VI DPR di Jakarta, Rabu (20/8/2025). Menurutnya, utang yang ditanggung melalui konsorsium PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) berpotensi menjadi masalah serius.
“Terutama kami dalami juga masalah KCIC, ini bom waktu,” kata Bobby di hadapan anggota dewan.
Koordinasi dengan BPI Danantara
Bobby menegaskan, pihaknya akan segera berkoordinasi dengan Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara) selaku pengelola BUMN. Langkah ini diambil untuk mencari solusi penyelesaian beban keuangan dari proyek KCIC.
“Kami akan koordinasi dengan Danantara untuk masalah KCIC ini,” tambahnya.

Proyek dengan Beban Berat
Proyek kereta cepat yang resmi beroperasi pada Oktober 2023 lalu, sejak awal digadang-gadang menjadi ikon transportasi modern Indonesia. Namun, di balik pencapaian itu, proyek Whoosh masih menghadapi tantangan besar, terutama dalam hal keberlanjutan finansial.
Hingga kini, pemerintah bersama KAI dan konsorsium terkait terus mencari skema pembiayaan agar utang proyek tidak membebani kinerja BUMN di masa mendatang.