
Langowan, Sulawesi Utara, 25 Juli 2025 — Kota Langowan kembali menjadi pusat perhatian dengan digelarnya Festival Budaya Langowan 2025, sebuah perayaan akbar yang menjadi simbol kuat kecintaan masyarakat terhadap budaya dan tradisi Minahasa. Acara pembukaan yang berlangsung pada Kamis (24/7) berlangsung meriah dan penuh semangat, terlebih dengan kehadiran tokoh muda nasional, Vanda Sarundajang, yang menjadi tamu kehormatan sekaligus pembicara utama.
Festival ini tidak hanya menjadi agenda rutin tahunan, tetapi telah berkembang menjadi ajang strategis untuk memperkenalkan identitas lokal Langowan ke kancah nasional, bahkan internasional. Tahun ini, festival mengusung tema “Menjaga Warisan, Merayakan Keberagaman”, mencerminkan semangat inklusivitas dan pelestarian budaya di tengah tantangan zaman.
Kehadiran Vanda Sarundajang, Simbol Energi Muda untuk Budaya
Kehadiran Vanda Sarundajang, anggota DPR RI dari Komisi X yang membidangi pendidikan dan kebudayaan, memberikan warna tersendiri dalam pembukaan festival. Dalam orasinya di depan ribuan warga yang memadati Lapangan Langowan, Vanda menekankan pentingnya memaknai budaya bukan sebagai simbol masa lalu, melainkan sebagai sumber kekuatan identitas dan inspirasi masa depan.
“Kita hidup di era yang serba cepat, serba digital, tetapi budaya adalah jangkar yang menjaga kita tetap tahu arah dan asal-usul. Festival ini adalah momen untuk mengingatkan kita semua—khususnya generasi muda—bahwa kita memiliki kekayaan budaya yang tak ternilai,” ungkapnya.
Ia juga mendorong anak-anak muda Langowan dan Sulawesi Utara untuk lebih aktif menggunakan media sosial sebagai platform untuk memperkenalkan budaya Minahasa ke dunia luar, sekaligus membuktikan bahwa modernisasi dan pelestarian tradisi bisa berjalan seiring.
Pembukaan Festival yang Spektakuler dan Penuh Makna
Pembukaan Festival Budaya Langowan diawali dengan ritual adat Minahasa yang dipimpin oleh para tua-tua adat. Suasana khidmat berpadu dengan semarak penampilan tarian tradisional Kabasaran, diiringi musik kolintang dan alat musik bambu yang menggema di tengah kerumunan. Atraksi budaya lainnya seperti parade pakaian adat, atraksi tombak bambu, dan nyanyian daerah turut memeriahkan acara.
Setiap kecamatan di wilayah Langowan turut ambil bagian dalam parade budaya, menampilkan kreasi lokal, seperti motif tenun, kuliner khas Minahasa, serta pertunjukan seni yang memadukan unsur tradisional dan kontemporer. Anak-anak sekolah dasar hingga remaja turut tampil membawakan puisi dan lagu-lagu daerah, menandakan keterlibatan lintas generasi dalam pelestarian budaya.
UMKM Lokal dan Ekonomi Kreatif Tampil Bersinar
Selain menjadi ajang pertunjukan budaya, festival ini juga menjadi wadah pemberdayaan ekonomi kreatif lokal. Ratusan pelaku UMKM meramaikan area festival dengan produk-produk unggulan seperti makanan khas, kerajinan tangan, hasil pertanian organik, dan produk berbasis budaya seperti suvenir motif Minahasa.
Menurut salah satu pelaku UMKM, Meyke Wulur, festival ini membawa dampak besar terhadap penjualan produk lokal. “Dengan hadirnya tokoh nasional seperti Ibu Vanda dan banyak tamu luar daerah, produk kami bisa dikenal lebih luas. Ini mendorong kami terus berinovasi tapi tetap menjaga ciri khas Minahasa,” ujarnya.
Festival Budaya Sebagai Alat Edukasi dan Pelestarian
Wali Kota Langowan dalam sambutannya menegaskan bahwa festival ini bukan semata bentuk hiburan, melainkan juga ruang edukasi budaya, baik bagi masyarakat lokal maupun pengunjung luar. Ia mengajak seluruh lapisan masyarakat untuk menjadikan festival ini sebagai tonggak kebangkitan budaya di tengah era globalisasi.
“Budaya bukan hanya milik masa lalu. Ia hidup jika kita jaga bersama. Dengan dukungan tokoh muda seperti Vanda Sarundajang, kami percaya Langowan bisa jadi pusat budaya Minahasa yang modern namun berakar kuat,” ujar Wali Kota.
Sebagai bagian dari program pengembangan kebudayaan daerah, pemerintah juga akan meluncurkan Rumah Budaya Minahasa di Langowan sebagai pusat dokumentasi, pelatihan seni, dan pengembangan produk budaya lokal.
Harapan Menuju Ajang Internasional
Festival Budaya Langowan tahun ini dipersiapkan untuk menjadi event berskala nasional, dan ke depan, ditargetkan masuk dalam kalender resmi pariwisata budaya Indonesia. Pemerintah provinsi dan pusat akan memberikan dukungan penuh agar festival ini menjadi magnet baru bagi wisatawan yang ingin menikmati keragaman budaya Indonesia Timur.
Vanda Sarundajang menutup kunjungannya dengan menyatakan komitmen untuk terus mendukung pelestarian budaya daerah melalui kebijakan nasional.
“Langowan adalah contoh bahwa daerah kecil punya kekuatan besar jika mau bersatu dan membangun dari akar budayanya. Saya bangga bisa berdiri di sini, bersama masyarakat yang mencintai tradisinya dengan tulus,” ungkapnya.
Kesimpulan: Langowan Menyala, Budaya Menyatu
Festival Budaya Langowan 2025 bukan sekadar perayaan. Ia adalah perwujudan nyata cinta terhadap budaya, identitas lokal, dan semangat kolektif untuk terus bertumbuh tanpa melupakan akar. Dengan semangat yang dibawa oleh tokoh-tokoh seperti Vanda Sarundajang, masa depan budaya Minahasa diyakini akan tetap bersinar—di Langowan, di Sulawesi Utara, dan bahkan di panggung dunia.