
Pekanbaru, 26 Juli 2025 – Komitmen Wali Kota Agung terhadap pemerataan akses pendidikan kembali mendapat sorotan publik. Dalam kebijakan terbaru yang diumumkan pekan ini, Pemerintah Kota [Nama Kota] resmi menggratiskan biaya pendidikan tingkat Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP) di seluruh wilayah kota. Tak hanya itu, program ini juga mencakup Paket A dan Paket B, sebagai bentuk dukungan terhadap anak-anak yang sempat putus sekolah agar bisa melanjutkan pendidikan mereka secara gratis.
Langkah ini mendapat apresiasi luas dari masyarakat, terutama dari kalangan keluarga prasejahtera dan para aktivis pendidikan. Menurut Wali Kota Agung, pendidikan adalah hak dasar setiap anak yang harus dijamin negara, tanpa terkecuali.
“Kami ingin memastikan bahwa tidak ada lagi anak yang berhenti sekolah hanya karena alasan biaya. Semua anak berhak mendapatkan pendidikan yang layak dan berkualitas,” ujar Agung dalam konferensi pers di Balai Kota, Kamis (25/7).
Fokus pada Anak Putus Sekolah
Salah satu fokus utama dalam kebijakan ini adalah mengembalikan anak-anak putus sekolah ke bangku pendidikan. Untuk itu, Pemerintah Kota bekerja sama dengan Dinas Pendidikan, PKBM (Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat), dan lembaga sosial lainnya untuk menjalankan program Paket A (setara SD) dan Paket B (setara SMP) secara gratis.
Program ini menyasar anak-anak yang karena faktor ekonomi, keluarga, atau sosial sempat tidak menyelesaikan pendidikan formal. Dengan pembiayaan penuh dari APBD Kota [Nama Kota], para peserta tidak dibebani biaya pendaftaran, seragam, buku, maupun SPP.
“Kami tidak hanya menghapus biaya, tapi juga menyediakan pendampingan psikologis dan sosial, agar anak-anak ini bisa kembali belajar dengan percaya diri,” tambah Agung.
Integrasi dengan Program Sosial Lain
Kebijakan ini juga diintegrasikan dengan program kesejahteraan lain, seperti bantuan transportasi sekolah, pemberian makan siang bergizi, serta subsidi alat tulis bagi siswa dari keluarga rentan. Pemerintah Kota berharap kebijakan ini menjadi jembatan untuk membangun masa depan anak-anak yang lebih cerah.
Kepala Dinas Pendidikan Kota Pekanbaru, Dr. Yuni Andalas, menambahkan bahwa pihaknya telah memetakan daerah-daerah dengan tingkat putus sekolah tinggi dan akan melakukan jemput bola untuk sosialisasi dan pendaftaran.
“Kita tidak bisa menunggu anak-anak datang ke sekolah. Kita yang harus datang ke mereka. Kami ingin memastikan tidak ada satu pun anak yang tertinggal,” tegas Yuni.
Respons Masyarakat: “Kesempatan Kedua yang Dinanti”
Kebijakan ini disambut antusias oleh masyarakat. Salah satu warga, Siti Nurhaliza, orang tua dari anak yang berhenti sekolah sejak pandemi, menyampaikan rasa syukurnya.
“Anak saya dulu putus sekolah karena ekonomi. Sekarang dia bisa belajar lagi tanpa biaya. Saya terharu dan berterima kasih kepada Pak Wali Kota,” ujarnya dengan mata berkaca-kaca.
Para aktivis pendidikan pun menyambut positif langkah progresif ini. Mereka berharap kebijakan serupa dapat ditiru oleh daerah lain yang masih memiliki tingkat anak tidak sekolah yang tinggi.
Penutup: Pendidikan untuk Semua, Tanpa Terkecuali
Langkah Wali Kota Agung memberikan pendidikan gratis hingga tingkat SMP, termasuk untuk anak-anak putus sekolah melalui Paket A dan B, menjadi bukti nyata bahwa pendidikan inklusif bisa diwujudkan dengan keberpihakan kebijakan yang kuat. Harapannya, langkah ini tak hanya memperbaiki angka partisipasi sekolah, tapi juga membuka jalan menuju masyarakat yang lebih adil, cerdas, dan berdaya.