
Sukabumi, Mata4.com — Sebuah peristiwa menegangkan terjadi di salah satu kampung di Kecamatan Cikembar, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, ketika seekor ular king cobra berukuran besar ditemukan masuk ke area pemukiman warga. Kejadian yang berlangsung pada Minggu sore (5/10) itu langsung menarik perhatian warga karena ular jenis ini dikenal sangat berbisa dan berbahaya bagi manusia.
Kehadiran ular tersebut sempat membuat warga panik, terutama karena lokasinya berada tidak jauh dari area bermain anak-anak dan rumah warga. Namun, berkat respons cepat dari salah seorang warga yang berpengalaman, situasi dapat segera dikendalikan, meski harus melalui proses yang dramatis dan berisiko tinggi.
Awal Kejadian: Kemunculan Tiba-Tiba Ular Berbisa
Menurut informasi yang dihimpun dari warga setempat, ular king cobra dengan panjang diperkirakan mencapai hampir tiga meter itu pertama kali terlihat melintas di kebun belakang rumah warga. Seorang anak kecil yang sedang bermain di sekitar lokasi sempat berteriak karena melihat ular tersebut mengangkat kepalanya dan memperlihatkan sikap siap menyerang.
“Saya lihat anak-anak teriak, lalu lari. Ketika saya cek, ternyata benar ada ular besar yang sudah berada cukup dekat dengan pekarangan rumah,” ujar Edi, warga yang ikut menyaksikan kejadian.
Setelah memastikan keberadaan ular, warga lainnya segera berdatangan. Beberapa sempat mencoba mengusir dari jarak aman, namun ular tersebut terlihat sangat defensif dan terus mendekat ke arah pemukiman.
Tindakan Cepat Warga: Penanganan Penuh Risiko
Melihat situasi memburuk, Taufik (43), seorang warga yang dikenal memiliki pengalaman menangani satwa liar seperti ular, berinisiatif mengambil tindakan. Dengan menggunakan tongkat bambu yang biasa dipakai untuk menghalau hewan, ia mencoba menghalau ular tersebut menjauh dari rumah warga.
“Tujuan awalnya bukan untuk membunuh. Saya coba tangkap dan bawa ke tempat yang aman. Tapi ular itu sangat agresif, beberapa kali menyerang,” kata Taufik saat diwawancarai di lokasi kejadian.
Proses penanganan berlangsung selama lebih dari 15 menit, dengan Taufik terus berupaya menjaga jarak aman sambil mencari momen yang tepat untuk menjepit ular. Dalam situasi kritis, ketika ular hendak menyerang salah satu warga yang terlalu dekat, Taufik akhirnya terpaksa melumpuhkan ular tersebut demi menghindari korban jiwa.
Ular king cobra tersebut tewas setelah kepalanya tertancap tongkat bambu. Meski disayangkan, keputusan itu dinilai sebagai langkah darurat yang terpaksa dilakukan.
Respons Pemerintah dan Petugas Terkait
Setelah kejadian, pihak Dinas Pemadam Kebakaran dan Penanggulangan Bencana (Damkar) Kabupaten Sukabumi tiba di lokasi dan melakukan peninjauan. Petugas menyampaikan apresiasi kepada warga yang telah cepat merespons, namun juga mengingatkan pentingnya tidak menangani hewan liar berbahaya tanpa bantuan tenaga profesional.
“Kalau tidak tahu cara yang benar, sangat berisiko. Apalagi king cobra termasuk ular yang bisa mematikan dalam waktu singkat jika gigitannya tidak segera ditangani,” ujar Kepala Seksi Operasi Damkar Sukabumi, Andri Gunawan.
Petugas juga menjelaskan bahwa musim hujan adalah waktu rawan kemunculan satwa liar, karena habitat alami seperti hutan dan semak-semak menjadi tergenang atau lembap. Ular biasanya mencari tempat lebih kering, termasuk ke area pemukiman manusia.
Langkah Pencegahan dan Edukasi Masyarakat
Sebagai langkah lanjut, Damkar dan pemerintah desa setempat akan mengadakan sosialisasi kepada warga terkait pencegahan dan penanganan satwa liar. Edukasi ini meliputi cara mengenali jejak ular, tindakan awal saat menemukan ular di rumah, dan pentingnya segera melapor ke pihak berwenang.
“Kami minta warga tetap tenang dan tidak panik. Pastikan lingkungan sekitar rumah bersih dari tumpukan kayu, sampah, dan semak belukar yang bisa jadi tempat persembunyian ular,” ujar petugas penyuluhan dari Dinas Lingkungan Hidup.
Pemerintah juga akan memantau area-area yang rawan kemunculan satwa liar untuk meminimalkan risiko kejadian serupa.
Bangkai Ular Dikubur, Warga Harap Dapat Perlindungan Lebih
Setelah situasi dinyatakan aman, bangkai ular king cobra tersebut dikuburkan dengan hati-hati di lahan kosong oleh warga bersama aparat desa. Proses pemusnahan dilakukan agar tidak menimbulkan kekhawatiran tambahan bagi masyarakat.
Beberapa warga berharap pemerintah daerah dapat memberikan perhatian lebih terhadap keamanan lingkungan, terutama bagi permukiman yang berada dekat hutan atau kebun.
“Kami butuh bantuan dalam bentuk patroli atau peralatan darurat. Ini bukan kejadian pertama, dan bisa saja terjadi lagi,” kata Dedeh, warga yang rumahnya berjarak 20 meter dari lokasi kejadian.
Penutup
Peristiwa duel antara warga dan king cobra di Sukabumi ini menjadi pengingat pentingnya kesiapsiagaan masyarakat dalam menghadapi situasi darurat yang melibatkan satwa liar. Meski tidak ada korban jiwa, kejadian ini menyadarkan bahwa hidup berdampingan dengan alam membutuhkan kewaspadaan, pengetahuan, dan kerja sama antara warga dan pemerintah.
Pemerintah daerah diharapkan terus mendorong edukasi lingkungan dan menyediakan akses cepat kepada tim penyelamat satwa liar demi keselamatan bersama, tanpa harus mengorbankan satwa secara tidak perlu.