Jakarta, Mata4.com – PT Waskita Karya (Persero) Tbk (WSKT) terus melakukan langkah restrukturisasi keuangan untuk menekan beban utang yang masih jumbo. Hingga akhir 2024, total utang perseroan tercatat sebesar Rp69,3 triliun, atau turun 17,5 persen dibandingkan 2023 yang mencapai Rp84 triliun.
Salah satu strategi yang ditempuh adalah menjual kepemilikan saham pada cucu usaha, PT Waskita Sangir Energi (WSE). Perusahaan energi ini berada di bawah naungan PT Waskita Karya Infrastruktur (WKI), yang merupakan anak usaha langsung WSKT.
Saham Dialihkan ke Shalawat Power
Berdasarkan keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia (BEI), Senin (29/9/2025), WKI melepas 111.824 lembar saham atau setara 94,7 persen kepemilikan di WSE. Saham tersebut dijual kepada PT Shalawat Power (SP), yang sebelumnya memiliki porsi 5,3 persen atau sebanyak 6.264 lembar saham di WSE.
Kedua belah pihak menandatangani Akta Pengambilalihan pada Jumat (26/9/2025). Dalam akta tersebut disepakati bahwa WKI menjual, mengalihkan, dan memindahkan hak atas saham WSE kepada SP, dengan harga pengalihan sebesar Rp179.999.900.000,- atau setara Rp179,99 miliar.

Transaksi ini efektif berlaku sejak 26 September 2025. Dengan pengambilalihan tersebut, SP menjadi pemegang saham mayoritas di WSE.
Dampak bagi Keuangan Waskita
Senior Vice President Corporate Secretary Waskita Karya, Ermy Puspa Yunita, menyatakan bahwa divestasi ini diharapkan dapat memperbaiki kondisi keuangan WKI, sekaligus mendukung upaya restrukturisasi utang di level induk perusahaan.
“Dengan dilakukannya divestasi tersebut, diharapkan akan memberikan dampak yang baik bagi kondisi keuangan WKI,” ujar Ermy dalam keterangan resmi.
Langkah pelepasan aset non-inti ini sejalan dengan strategi Waskita yang tengah fokus pada efisiensi bisnis.
Fokus Keluar dari Bisnis Jalan Tol
Sebelumnya, Direktur Utama Waskita Karya, Muhammad Hanugroho, telah mengungkapkan rencana perseroan untuk melepas sejumlah aset jalan tol. Keputusan ini merupakan bagian dari strategi keluar dari bisnis jalan tol yang selama ini menjadi salah satu penyumbang beban utang besar perseroan.
Dengan menjual aset non-strategis, Waskita berharap dapat memperbaiki kinerja keuangan sekaligus memperkuat fokus bisnis di sektor konstruksi inti.
