
Jakarta, Mata4.com — Ancaman dunia maya kembali mengintai pengguna ponsel pintar, terutama mereka yang aktif menggunakan aplikasi kencan. Tim riset keamanan siber internasional baru-baru ini mengungkap adanya malware pencuri data pribadi yang tersembunyi di lebih dari 200 aplikasi kencan yang beredar di platform Android dan iOS.
Malware tersebut dirancang untuk mengakses dan mencuri informasi sensitif seperti pesan pribadi, kontak, lokasi, dan bahkan informasi keuangan pengguna. Lebih mengkhawatirkan lagi, sebagian besar aplikasi yang terinfeksi ini memiliki tampilan antarmuka yang profesional dan menarik, sehingga tidak menimbulkan kecurigaan.
Modus: Malware Berkedok Aplikasi Kencan Lokal dan Internasional
Menurut laporan dari perusahaan keamanan siber CyberTrack Labs, malware ini dikenal sebagai varian baru dari spyware bernama “HookLure”. Ia menyusup ke dalam berbagai aplikasi kencan, baik yang berbahasa lokal maupun global, dengan menyamar sebagai fitur-fitur tambahan seperti “akses premium”, “verifikasi pengguna”, atau “obrolan eksklusif”.
Setelah pengguna mengunduh aplikasi dan memberikan izin akses (yang sering kali dianggap biasa), malware mulai bekerja secara diam-diam di latar belakang, mencatat aktivitas pengguna, mengambil data pribadi, dan mengirimkannya ke server yang berada di luar negeri.
Data yang Dicuri Termasuk Informasi Sensitif
Laporan tersebut menyebutkan bahwa data yang diambil tidak hanya terbatas pada nama dan alamat email. Malware ini juga mampu mencuri:
- Isi pesan pribadi/chat
- Foto dan video yang diunggah
- Lokasi GPS pengguna secara real-time
- Akses kamera dan mikrofon
- Informasi rekening atau dompet digital, jika terhubung dengan aplikasi
Hal ini berpotensi mengarah pada penyalahgunaan data, penipuan online, pemerasan digital, hingga perdagangan data gelap di forum-forum darknet.
Korban Sudah Ada di Asia Tenggara, Termasuk Indonesia
CyberTrack Labs mencatat bahwa malware HookLure telah menjangkiti ribuan perangkat di Asia Tenggara. Indonesia menjadi salah satu negara dengan jumlah unduhan aplikasi terinfeksi terbanyak, terutama di kalangan usia 18–35 tahun.
“Kami menemukan ratusan aplikasi tiruan yang menarget pengguna di Indonesia, Filipina, dan Vietnam. Banyak dari aplikasi ini menggunakan nama yang mirip dengan platform kencan populer agar tidak menimbulkan kecurigaan,” ungkap Lin Tao, analis ancaman siber senior dari CyberTrack.

Pakar Imbau Pengguna Lebih Waspada
Damar Satria, pakar keamanan digital dari Komunitas Siber Indonesia, mengatakan bahwa penyebaran malware berkedok aplikasi kencan bukanlah hal baru, tetapi semakin sulit dideteksi karena tampilannya semakin canggih.
“Orang cenderung mengabaikan keamanan saat sedang mencari koneksi sosial atau romansa. Ini yang dimanfaatkan oleh pelaku siber. Padahal, saat pengguna memberikan akses kamera, lokasi, hingga file pribadi, risiko penyalahgunaan sangat besar,” jelas Damar.
Ia menyarankan pengguna untuk:
- Mengunduh aplikasi hanya dari toko resmi seperti Google Play Store atau App Store
- Membaca ulasan dan memeriksa izin akses aplikasi sebelum menginstal
- Rutin memeriksa pengaturan keamanan dan antivirus
- Tidak mengunggah informasi sensitif di aplikasi mana pun, terutama yang belum terpercaya
Pemerintah dan Kominfo Diminta Bertindak Cepat
Menanggapi laporan tersebut, berbagai pihak mendesak Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) untuk segera mengambil tindakan, termasuk memblokir aplikasi-aplikasi berbahaya tersebut dan meningkatkan kampanye literasi digital di kalangan pengguna muda.
“Pemerintah harus bergerak cepat. Kita tidak ingin data pribadi masyarakat terus-menerus bocor karena kelalaian atau ketidaktahuan,” kata Nur Azizah, anggota Komisi I DPR RI yang membidangi urusan komunikasi dan informasi.
Kominfo sendiri, dalam pernyataan singkatnya, menyebutkan bahwa mereka sedang menelusuri daftar aplikasi yang teridentifikasi mengandung malware, dan akan berkoordinasi dengan Google serta Apple untuk segera menurunkannya dari toko aplikasi resmi.
Kesimpulan: Cinta Bisa Buta, Tapi Jangan Buta Data
Dengan semakin meningkatnya penggunaan aplikasi kencan di era digital, keamanan data pribadi menjadi isu yang sangat krusial. Para pengguna diimbau untuk tetap waspada dan tidak sembarangan membagikan informasi, bahkan saat sedang menjalin komunikasi yang tampaknya bersifat personal.
Cinta memang bisa membuat orang lupa diri, tapi di era digital seperti sekarang, jangan sampai kita juga lupa menjaga privasi.