Ternyata ini Penyebab adanya Premanisme dan Kekerasan di Indonesia

nugie Hukum
13 Jun 2025 12:06Wib
Bagikan atau simpan

Jakarta, mata4.com — Kekerasan dan premanisme masih menjadi masalah serius di berbagai daerah di Indonesia. Para ahli menilai, kemunculan tindakan kekerasan dan premanisme dipengaruhi oleh kombinasi faktor sosial, ekonomi, dan psikologis yang saling berkaitan.

Dari sisi sosial, kesenjangan dalam struktur masyarakat menjadi salah satu pemicu utama. Ketimpangan ekonomi, sosial, dan politik kerap menciptakan lingkungan yang tidak adil, menimbulkan rasa frustrasi dan kemarahan yang kemudian diekspresikan dalam bentuk kekerasan. Selain itu, kurangnya pengawasan orang tua terhadap anak-anak juga dapat membuka peluang bagi generasi muda terlibat dalam aktivitas premanisme.

ADVERTISEMENT

“Lemahnya iman dan nilai-nilai moral turut mengurangi kemampuan individu dalam menahan diri dari perilaku menyimpang,” kata seorang pengamat sosial.

Faktor ekonomi juga disebut berperan penting. Kemiskinan dan pengangguran menjadi masalah mendasar yang mendorong sebagian orang untuk mencari nafkah dengan cara yang tidak sah. Kurangnya kesempatan kerja membuat sebagian masyarakat memilih jalan pintas melalui tindakan kriminal.

Sementara itu, secara psikologis, ketidakmampuan mengendalikan emosi seperti marah atau frustrasi dapat memicu kekerasan. Kurangnya pendidikan pun membuat sebagian orang tidak memiliki keterampilan menyelesaikan masalah secara damai. Dalam sejumlah kasus, kekerasan bahkan menjadi bagian dari budaya atau norma di lingkungan tertentu.

“Lingkungan yang rawan kejahatan, pengaruh buruk teman sebaya, serta pengalaman menjadi korban kekerasan di masa lalu juga dapat menjadi faktor yang mendorong seseorang untuk melakukan tindakan kekerasan,” ujar seorang pakar psikologi.

Selain itu, konsumsi alkohol atau minuman keras sering disebut sebagai pemicu perilaku agresif yang berujung pada tindak kekerasan.

Para pakar mengingatkan perlunya pendekatan menyeluruh untuk mencegah kekerasan dan premanisme, termasuk penguatan peran keluarga, peningkatan kesejahteraan masyarakat, serta pendidikan moral dan karakter sejak dini. (Red)

Tags: