Kisah Pemusik Bekasi Yang Terbentuk di Dalam Jeruji Besi

nugie Advertorial
03 Okt 2020 15:21Wib
Bagikan atau simpan
BEKASI - Mitrapos.com
ADVERTISEMENT
Terpenjara di dalam jeruji besi tentu menceritakan banyak kisah, namun hal itu tidak mematahkan semangat kelompok seniman musik di Kota Bekasi untuk berkarya.Seperti warga binaan di Lapas Kelas IIA Bulak Kapal Kota Bekasi, yang membentuk sebuah grup band bergenre slow rock, yang selalu menghibur warga binaan lainnya setiap hari.Dengan jumlah enam personil, NUN Band berkreasi di dalam jeruji besi dan sudah menghasilkan tiga buah lagu ciptaan sendiri dengan genre slow rock.Perlu diketahui, sebelumnya grup band tersebut mempunyai nama Semua Warga Binaan (Swarna), namun dengan kesepakatan bersama dibawah binaan Seksi Bimbingan Anak dan Pendidikan Lapas Bulak Kapal Bekasi, nama tersebut di ubah dan disematkan pada bulan Januari 2020, menjadi NUN Band dengan istilah mengingat bahwa kita adalah ciptaan Yang Maha Esa.Adapun tiga buah lagu ciptaan sendiri meliputi, yang pertama dengan judul 'jagalah dia untukku'. lagu ini bercerita tentang kisah warga binaan yang ditinggal kekasih saat masuk penjara hingga dia meminta kepada sang pencipta untuk menjaga pasangannya yang jauh disana.Yang kedua dengan Judul 'Lembaga Pemasyarakatan' (Lapas). Lagu ini bercerita tentang ucapan terima kasih kepada petugas Lapas yang sudah membina dengan tulus dan memberikan pembelajaran hidup yang bisa menjadikan hidup lebih hidup.Dan yang ketiga dengan judul 'Tega'. Lagu ini juga menceritakan tentang kisah cinta yang ditinggalkan pasangan saat mereka menjadi warga binaan Lapas Bulak Kapal Bekasi.Kepada mitrapos.com, salah satu warga binaan, Bara (50), selaku pemain keyboard mengaku baru enam bulan bermain musik di dalam lapas.Menurutnya, membentuk sebuah grup band memang tidak mudah, apalagi di dalam penjara seperti ini, namun dengan kebersamaan kita berhasil membuat band ini terbentuk."Meski kami terpenjara namun tetap berkarya, tentu dengan harapan yang besar," ungkap Bara dengan gaya slow rocknya, Sabtu (5/10).Dia berharap semoga penerus NUN Band selalu ada, dan selalu ada yang bermain musik di dalam lapas setelah kami bebas. Karena grup band ini merupakan generasi kesekian kalinya dari personil grup band sebelumnya.Bara dan personil lainnya sangat bersyukur dengan adanya fasilitas alat musik sangat bermanfaat bagi mereka. Sehingga bisa menghilangkan kesedihan dan melupakan waktu hingga tak terasa saat bebas telah tiba."Dengan adanya binaan dari Lapas sendiri kita akan terus berupaya berkreasi tanpa batas," tegasnya.Bara juga mengatakan, petugas dan pembina di dalam lapas sangat bersahabat. Bahkan sudah seperti kawan yang bisa mencurahkan isi hati ketika kami sedang merasa sedih."Yang pasti, NUN Band akan terus menghibur warga binaan dengan semua genre yang kita kuasai, tunggu lagu berikutnya" tukasnya.Tempat yang sama, Kiki Oditya, SH selaku Kepala Seksi Bimbingan Anak dan Pendidikan (Binadik) mengatakan, selama dari Januari 2020 dia mengaku ada kesulitan tentang disiplin dari personil grup band ini, namun sudah teratasi.Menurutnya, kendala itu tercipta karena ada rasa ketidak enakan dari mereka, namun setelah diberikan pembinaan mereka cepat memahami, bahkan dari kebersihan mereka setelah bermusik juga sudah tertib, dan sudah saling menjaga alat musik.Kiki Oditya juga menjelaskan, nama grup band tersebut diganti dan disematkan menjadi NUN Band agar memberi kesan nama yang simple dan mudah diingat masyarakat.Dirinya berharap dengan bermain musik yang sudah menjadi hobby masing-masing, bisa menghilangkan jenuh hingga waktu tidak terasa. "Yang pasti juga diharapkan bisa menjadi income untuk keluarganya masing-masing saat bebas nanti," pungkasnya.
Tags: