Bekasi, Mata4.com - Pengangguran masih banyak dan masih terlihat meluangkan waktu berdagang UMKM melihat kondisi yang kurang mendukung dari pencaker.
Jumlah angka pengangguran di Kota Bekasi tercatat 7,8 persen menurut data badan pusat statistik (BPS) Jawa Barat secara terbuka. Hal itu didominasi oleh fresh graduated atau pemuda yang baru lulus ataupun belum lama lulus pendidikan yang masuk data pencari kerja (Pencaker).
Bahkan Dinas Tenaga Kerja Kota Bekasi menyebut bahwa kota Bekasi masuk angka pengangguran tertinggi di Jawa Barat.
Anggota DPRD Kota Bekasi, Rizki Topananda menilai, tingginya angka pengangguran bisa terjadi karena pola pikir pencaker yang berpikir harus bekerja di perusahaan.
Padahal menurut Rizki, kreatifitas dan inovasi seharusnya menjadi andalan. Melihat banyaknya perusahaan yang mengurangi karyawan bahkan sampai gulung tikar.
“Kita tidak bisa berpangku dengan investor yang menyerap tenaga kerja besar, karena yang ada malah beberapa perusahaan besar mengalami kebangkrutan. Makanya kita harus mulai kreatif, inovatif, dan adaptif terhadap situasi kondisi hari ini,” ujarnya dikutip Radar Bekasi, Kamis (1/5/2025).
Dia berharap fasilitas yang diberikan pemerintah bisa imbang melihat kondisi yang mengharuskan semuanya serba Digitalisasi. Kreatifitas pemuda bisa jadi sorotan pemerintah guna menggerakkan roda perputaran ekonomi di kota Bekasi.
Pemerintah bisa saja, mengembangkan UMKM berbasis digital, dengan memanfaatkan pegawai yang ada memperluas jaringan ke luar kota Bekasi, sehingga menurut Rizki masa pasarnya tidak mengandalkan satu titik.
“Kalau masa pasarnya sudah luas bisa menyerap tenaga-tenaga kerja baru, otomatis dikit demi sedikit bisa mengurangi angka pengangguran di Kota Bekasi. Kalau ini bisa dilakukan secara masif, pada akhirnya perekonomian tumbuh dari UMKM dan usaha kreatif yang dilakukan anak-anak muda,” katanya.