Bekasi, mata4.com – Hipertensi derajat 2 kini menjadi perhatian utama di kalangan medis karena tingginya risiko komplikasi serius.
Kondisi ini ditandai dengan tekanan darah sistolik ≥160 mmHg dan/atau diastolik ≥100 mmHg, yang dapat menyebabkan serangan jantung, stroke, hingga gagal ginjal jika tidak segera ditangani.
Hipertensi derajat 2 adalah bentuk lanjutan dari tekanan darah tinggi yang lebih berat dibandingkan derajat 1. Kondisi ini terjadi ketika tekanan darah seseorang secara konsisten berada pada tingkat sangat tinggi. Penderita sering kali tidak merasakan gejala jelas, namun organ-organ vital diam-diam mulai mengalami kerusakan.
Kelompok yang paling berisiko mencakup orang dengan gaya hidup tidak sehat, seperti konsumsi makanan tinggi garam, kurang olahraga, stres kronis, obesitas, serta perokok aktif. Selain itu, riwayat keluarga dan usia di atas 40 tahun juga menjadi faktor penyumbang utama.
Hipertensi derajat 2 dapat terjadi di seluruh wilayah Indonesia, baik di perkotaan maupun pedesaan. Data Riskesdas Kementerian Kesehatan menunjukkan bahwa angka penderita hipertensi terus meningkat dari tahun ke tahun, terutama di daerah dengan gaya hidup urban.
Masyarakat harus mulai waspada jika tekanan darah menunjukkan angka di atas normal dalam beberapa kali pemeriksaan, terutama jika mencapai ≥160/100 mmHg. Pemeriksaan rutin minimal setiap 6 bulan sangat dianjurkan, bahkan pada individu tanpa keluhan.
Hipertensi derajat 2 dapat merusak pembuluh darah dan organ dalam seperti jantung, otak, dan ginjal. Jika tidak ditangani, risiko serangan jantung mendadak, stroke, kebutaan, hingga kematian meningkat drastis. Inilah yang menjadikan hipertensi sebagai “silent killer”.
Penanganan mencakup kombinasi antara perubahan gaya hidup dan pengobatan medis. Dokter biasanya akan meresepkan obat antihipertensi dan menyarankan diet rendah garam, olahraga teratur, serta pengendalian stres. Pemantauan tekanan darah secara rutin juga sangat penting.
Dokter spesialis penyakit dalam, dr. Andini Puspitasari, SpPD, mengatakan, “Hipertensi derajat 2 bukan hanya soal angka, tapi soal potensi kerusakan organ jangka panjang. Pasien harus disiplin dalam pengobatan dan gaya hidup.”
Hipertensi derajat 2 adalah kondisi medis serius yang tidak boleh diabaikan. Edukasi, deteksi dini, dan penanganan yang tepat menjadi kunci dalam mencegah komplikasi yang mengancam jiwa. Masyarakat dihimbau untuk lebih peduli terhadap kesehatan tekanan darah sejak dini. (Noerto)