Mantan Napi Juga Manusia, Ustad Bui : Dukung Mereka Jangan Sampai Mengulangi Kesalahannya

nugie Inspiratif
17 Des 2022 14:11Wib
Bagikan atau simpan
Pada umumnya seorang mantan napi mempunyai banyak cerita yang dialami ketika mereka mencoba menjalani hidup secara normal di tengah masyarakat.
ADVERTISEMENT
Setiap cerita selalu beda kisahnya, tergantung apa yang diperbuatnya sehingga masuk dalam Bui yang seakan kehilangan kemerdekaannya selama menjalani masa tahanan. Tapost.id sedikit mengulas dan mendapatkan sedikit informasi dari seorang ustad yang kerap berdakwah di dalam Bui, yang diakuinya ikut merasakan apa yang di rasa para mantan narapidana (Napi) ketika mereka bebas usai menjalani hukuman. Menurut Ustad Abdul Azizi, atau sapaan akrabnya UsBui alias ustad Bui, seorang Napi juga manusia yang umumnya butuh dukungan secara mental spiritual dan nilai kemanusiaan "Ketika kita ingin menyadarkan dan mengembalikan sisi kebaikan mantan napi, tentu butuh dukungan mental spiritual dan kemanusiaan serta motivasi, agar mereka menyadari kesalahan dan melakukan perbaikan diri," Ungkap Ustad, di Saung keramba Preto, Bojong Menteng, Rawalumbu, Kota Bekasi Sabtu (17/12/2022). Menurutnya, ada dua hal yang tidak boleh dilakukan masyarakat ketika mantan Napi bebas dari Bui. Pertama, masyarakat tidak boleh terus menerus menyalahkan mereka, Allahpun masih memberikan peluang ampunan sekalipun manusia banyak dosanya karena itu yang sangat dibutuhkan adalah dukungan dari masyarakat dan terutama keluarganya untuk menerima dan memaafkan kesalahan mereka. Agar mereka diberi kesempatan untuk melakukan perbaikan ke depannya. Kedua, jangan mencaci atau membuly mantan Napi.karena ungkapan sekali napi tetap napi itu tidak benar sepenuhnya. Bahkan mantan Napi banyak yang berubah menjadi lebih baik lagi. Karena mereka di penjara diajarkan ilmu agama guna pendekatan diri kepada Allah SWT dan tidak akan lagi mengulangi perbuatannya lagi. "Tak sedikit istri mereka menggugat cerai, akhirnya ngedrop mentalnya dan kembali ke semula," Ujarnya menceritakan kisah salah satu mantan napi kepadanya. "Apalagj ada pembulian kepada mantan napi, tolong hindari itu. Karena mereka juga ingin membenahi diri, dan kembali seperti masyarakat pada umumnya," tukas Ustad Bui. Hal senada juga dikatakan HM. Ujat Badrudin Ansor, yang juga seorang mantan preman kerap keluar masuk Bui pada zamannya hingga kini mengelola Wisata Saung Keramba Preto, di Kota Bekasi. "Mantan Napi jangan di buli. Tidak semua itu penjahat, bisa jadi jalan hidupnya membawa dia ke arah yang salah, maka benarkanlah mereka," kata Ujat, yang juga memimpin paguyuban Preman Tobat (Preto). Terkait kejahatan, sambung Ujat bicara sebagai Ketua Majelis Umat Beragama (MUB) Kelurahan Bojong Menteng, seluruh agama menjunjung tinggi Kerukunan dan saling menyayangi sesama umat manusia. Maka semua unsur diwajibkan untuk rukun sesama manusia dan beragama. Menurutnya, belum tentu preman dan perampok itu jahat. Hati yang dengki yang benar benar jahat. "Kalau orang jahat itu jelas yang hatinya penuh kedengkian," paparnya yakin. Seperti warga binaan yang setelah keluar dari lapas akhirnya secara tak langsung dikucilkan, bahkan sulit mencari pekerjaan. "Banyak contoh warga binaan yang bukan penjahat tapi masuk bui karena kesalahan yang tak terduga," katanya seraya memberi contoh, seorang napi di vonis bersalah karena menabrak korban ketika berkendara, dan hal lainnya. Dirinya berharap, seluruh masyarakat bisa menciptakan toleransi beragama, dan mendukung siapapun dalam kegiatan positif, sehingga semua unsur semakin lebih solid dan aman.
Tags: