Jakarta, Mata4.com — Peringatan Hari Buruh Internasional tahun ini mencatat sejarah baru di Indonesia. Untuk pertama kalinya dalam lebih dari enam dekade, seorang Presiden Republik Indonesia hadir langsung di tengah aksi buruh. Presiden Prabowo Subianto datang ke Monumen Nasional (Monas), Jakarta, sebagai bentuk penghormatan kepada para pekerja yang menjadi tulang punggung pembangunan bangsa.
Kehadiran Presiden Prabowo disambut antusias oleh ribuan buruh yang tergabung dalam berbagai serikat pekerja. Dengan mengenakan pakaian sederhana, Presiden menyampaikan pidato singkat namun penuh makna. Ia menegaskan komitmen pemerintah untuk mendengarkan aspirasi pekerja dan menjadikan kesejahteraan buruh sebagai bagian dari prioritas nasional.
> “Negara tidak akan kuat tanpa buruh yang sejahtera. Saya hadir di sini bukan hanya sebagai Presiden, tapi sebagai sahabat perjuangan kalian,” ujar Prabowo di hadapan massa aksi.
6 Tuntutan Buruh yang Disuarakan
Dalam aksi damai tersebut, buruh menyampaikan enam tuntutan utama kepada pemerintah, yaitu:
1. Revisi Undang-Undang Ketenagakerjaan yang dianggap merugikan pekerja.
2. Penghapusan sistem kerja outsourcing.
3. Penetapan upah layak dan adil sesuai kebutuhan hidup layak.
4. Jaminan sosial dan kesehatan menyeluruh bagi seluruh pekerja.
5. Perlindungan bagi buruh migran dan buruh perempuan.
6. Penegakan hukum terhadap perusahaan yang melanggar hak-hak buruh.
Tuntutan-tuntutan ini merupakan refleksi dari keresahan para pekerja terhadap situasi ketenagakerjaan di Indonesia, khususnya terkait stabilitas kerja dan jaminan kesejahteraan.
Simbol Dialog dan Perubahan
Kehadiran Presiden dalam aksi ini dipandang sebagai simbol keterbukaan pemerintah terhadap dialog sosial. Banyak pengamat menilai bahwa langkah ini membuka harapan baru bagi hubungan yang lebih harmonis antara negara, pekerja, dan dunia usaha.
"Ini bukan hanya sejarah, tapi juga awal dari sebuah budaya baru: pemimpin hadir mendengar langsung suara rakyat," ujar Andi Gunawan, Ketua Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia.
Kesimpulannya Adalah
May Day 2025 bukan sekadar peringatan tahunan, melainkan tonggak penting dalam sejarah ketenagakerjaan Indonesia. Dengan kehadiran Presiden Prabowo, harapan untuk perubahan kebijakan yang lebih berpihak pada buruh semakin terbuka lebar. Kini, semua mata tertuju pada tindak lanjut konkret dari pemerintah terhadap aspirasi para pekerja.
Penulis : (Mutiah)