Bekasi, Mata4.com – Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Tedros Adhanom Ghebreyesus, mengungkapkan situasi kemanusiaan di Jalur Gaza semakin kritis. Dalam konferensi pers pada Rabu (12/11/2025), ia menyatakan bahwa lebih dari 900 warga Palestina meninggal dunia ketika menunggu evakuasi medis.
Menurut Tedros, lebih dari 16.500 warga Gaza, termasuk hampir 4.000 anak-anak, masih menunggu proses evakuasi medis yang tertunda akibat terbatasnya akses dan kondisi keamanan yang tidak stabil.
Ia menyampaikan terima kasih kepada negara-negara yang telah membuka pintu bagi pasien Gaza, namun juga mendesak agar negara tersebut meningkatkan kapasitas dan bantuan.
Tedros menegaskan bahwa hanya sebagian kecil fasilitas kesehatan di Gaza yang masih bisa beroperasi. WHO memperkirakan setidaknya dibutuhkan 7 miliar dolar AS (sekitar Rp117 triliun) untuk memulihkan layanan kesehatan yang hancur akibat serangan bertahun-tahun.
Kerusakan Infrastruktur dan Angka Kematian yang Meningkat
Pada akhir Oktober lalu, WHO melaporkan bahwa lebih dari 68.000 warga Palestina telah meninggal sejak eskalasi konflik pada Oktober 2023. Banyak korban lainnya diperkirakan masih tertimbun di bawah reruntuhan bangunan yang hancur akibat bombardir.

Situasi di lapangan diperburuk oleh minimnya fasilitas kesehatan, terbatasnya tenaga medis, dan blokade ketat yang menghambat masuknya bantuan, termasuk obat-obatan dan peralatan medis.
Gencatan Senjata yang Tetap Diwarnai Kekerasan
Sejak 10 Oktober, kesepakatan gencatan senjata antara Israel dan Hamas resmi diberlakukan. Berdasarkan kesepakatan tersebut, Hamas diwajibkan membebaskan 20 warga Israel yang disandera sejak 7 Oktober 2023. Sebagai gantinya, Israel harus membebaskan sekitar 2.000 tahanan Palestina, termasuk mereka yang menjalani hukuman seumur hidup.
Namun di lapangan, serangan masih terus terjadi. Pemerintah Israel berdalih bahwa operasi militer dilakukan sebagai respons terhadap pelanggaran yang dilakukan Hamas.
Sementara itu, laporan terbaru menyebutkan bahwa lebih dari 1.500 bangunan dihancurkan oleh Israel sejak gencatan senjata diberlakukan, menguatkan dugaan bahwa kesepakatan tersebut tidak dijalankan sepenuhnya.
Krisis Kemanusiaan yang Belum Berakhir
WHO dan berbagai organisasi internasional kembali mengingatkan bahwa situasi di Gaza berada pada tahap yang sangat genting. Ribuan warga berada dalam kondisi kritis, sementara akses terhadap layanan kesehatan, makanan, air bersih, dan tempat tinggal semakin terbatas.
Tedros menegaskan bahwa tanpa akses penuh untuk evakuasi medis dan masuknya bantuan, korban jiwa akan terus bertambah, terutama di kalangan anak-anak dan pasien dengan kondisi kritis.
